Chapter 2

313 32 17
                                    

Happy reading
Jangan lupa jejaknya ygy:*

Naya membenarkan sedikit tatanan rambutnya di depan cermin, penampilannya saat ini terlihat rapi.

Setelah cukup sempurna menurutnya,ia lantas bergegas mengambil tas selempang mininya dan berlari ke bawah.

"Mah,Naya pergi sama Devan dulu yah"ucap Naya sembari mencium punggung tangan mamahnya.
"Mau kemana Nay?"tanya Agnes selaku ibu kandung Naya.
"Mau nemenin Devan ke gereja"sahut Naya sedikit takut.

Agnes tidak menjawab,wanita itu menghela nafasnya pelan"hati hati di jalan"ujar Agnes sambil tersenyum membuat Naya sedikit merasa lega.
"Siap mah!"ucap Naya,setelah itu ia langsung beranjak pergi untuk menemui Devan yang sudah ada di depan rumahnya.

Naya tersenyum tatkala melihat Devan tersenyum,kini laki laki itu sedang memakainya helm.
"Nanti mampir ke Indomart bentar yah"ujar Naya,gadis itu lalu memeluk pinggang Devan ketika motor besar milik Devan mulai melaju.

"Iya"sahut Devan di sela sela aktivitasnya yang sedang fokus ke jalan.

***

Devan menghentikan motornya di parkiran,laki laki itu membantu Naya turun terlebih dahulu dan barulah dirinya.

"Panas banget"ucap Naya yang merasakan cuaca hari ini cukup panas menurutnya.
Gadis itu lalu mengibaskan tangannya ke arah leher dan muka untuk mendapatkan sedikit udara.

Devan mengelap keringat Naya yang berada di kening gadis itu,setelah itu ia juga merapikan rambut Naya yang berantakan.
"Kamu nggakpapa tunggu sini bentar kan?"ucap Devan membuat Naya tersenyum dan mengangguk.
"Iyaaaa Devan..."
"Oke,tapi jangan pergi kemana mana sebelum aku selesai"pesan Devan wanti wanti terhadap gadis kesayangannya.
"Iyaa,iya,iyaaa,"
"Bener yah?"
"Iyaaa ih,udah sana masuk!"usir Naya membuat Devan terkekeh,sebelum ia masuk ke dalam Gereja Devan menyempatkan diri untuk mengacak rambut Naya sampai membuat gadis itu kesal.

***

Mata Naya sedari tadi melirik ke arah jam tangan berukuran mini yang melekat di pergelangan tangannya.

Naya menghela nafas untuk kesekian kalinya ketika gadis itu tidak mendapati batang hidung Devan.

"Haus.."rengeknya sbari mengipasi lehernya yang terasa panas.

"Nggakpapa kali ya kalo Naya pergi bentar buat beli minum?"tanyanya pada dirinya sendiri.

Naya terdiam sejenak untuk memikirkan kembali idenya sebelum akhirnya ia pergi sendirian ke arah Alfamart yang tak jauh dari ia tempati tadi.

__

"Tuhan berkati hubungan kami"

Devan memejamkan matanya sembari menautkan kedua telapak tangannya untuk berdoa kepada sang pencipta.

Selang beberapa waktu Devan membuka kedua kelopak matanya dan juga tautan tangannya.

Dirinya lantas keluar dan pergi untuk menemui Naya.

"Nay-"

Ucapan Devan langsung terhenti tatkala ia tidak melihat keberadaan Naya.

"Nay!!Nayaaa!!"seru Devan sembari berjalan ke berbagai sudut tempat tersebut.

Kini wajah panik Devan terlihat jelas,kdua bola matanya juga sudah memerah antara takut dan khawatir dengan Naya.

Devan mengeluarkan ponselnya bertujuan untuk menghubungi gadis itu.
"Nay...angkat Nay....."gerutu Devan berharap sambungannya di terimah.

"Sial,arrgh...Naya!!"teriak Devan ketika sambungan Naya tidak terhubung,tidak mau terjadi sesuatu terhadap Naya,Devan melanjutkan aksi berlarinya lagi untuk mencari keberadaan Naya.

***

Naya melangkahkan kakinya pelan menuju ke berbagai tempat cemilan yang ada di Alfamart.
Naya melihat ke semua cemilan yang terpapar jelas di hadapannya,gadis itu terlihat seperti sedang berfikir cemilan apa yang pas untuk menemaninya menonton.

Setelah berjuta menit lamanya gadis itu melihat lihat akhirnya ia memilih juga cemilan yang sedari tadi menarik perhatiannya.

Setelah selesai memilih cemilan barulah ia pergi ke tempat minuman,lagi dan lagi ia melihat lihat terlebih dahulu minuman apa yang cocok untuknya dan Devan.

"Yang ini deh"

Pungkas Naya ketika ia sudah menemukan minuman yang pas untuknya dan Devan dan lebih pasnya lagi minuman itu hanya tersisa dua doang.

Namun,baru saja Naya mau mengambilnya kini minuman itu sudah di ambil terlebih dahulu oleh seseorang membuat Naya kesal.

"Yah...."ucapnya sembari menghela nafas.

Jangan tanyakan lagi wajah Naya sekarang,jelas gadis itu sudah cemberut.

"Nih ambil aja"ucap seseorang sembari menyodorkan minuman ke arahnya

Mata Naya berbinar ,dirinya lalu menerima minumannya.
"Makasih"ucap Naya seraya tersenyum
Sementara seseorang itu hanya berdehem.
Membuat Naya mendongakkan kepalanya ke atas agar dapat melihat jelas wajah dari seseorang yang tengah berbaik hati kepadanya.

Deg.

Entah itu Naya maupun seseorang itu kini saling bertatapan,hingga akhirnya laki laki itu menyadarkan Naya dengan memalingkan wajahnya ke arah lain bukan hanya itu saja,ia juga langsung menghadap ke arah depan agar tidak melihat Naya.

Naya yang melihat perilaku dari seseorang itu hanya mengendikan bahunya acuh.

"Totalnya jadi 25 ribu mas"ucap mbak mbak kasir.
"Ini"sahut Alka sembari memberikan selembar uang berwarna merah.
"Ini mas kembaliannya"
"Buat bayar belanjaan orang yang ada di belakang saya"ucap Alka setelah itu ia langsung bergegas pergi.

Naya melangkahkan kakinya ke depan,gadis itu lalu memberikan semua belanjanya kepada sang kasir.
"Berapa mbak totalnya?"
"Semua belanjaan mbak udah di bayar sama mas mas tadi"ujar Mbak kasir membuat Naya sedikit bingung.
"O-ouh oke,makasih ya mbak"ucap Naya sembari mengambil belanjaannya dan bergegas keluar.

"Siapa dia?"

TBC
Typo bertebaran
Plagiat husss husss!!!



AlkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang