Gadis itu berlari terseok-seok mencari asal suara. Ia tiba-tiba menghentikan langkah saat ...
Suara itu terdengar semakin dekat. Mata Sumi menyusur sekitar. Kaki nya satu persatu terangkat dan menapak pelan, menatap awas dengan degup jantung yang berdetak kencang. Ia merasa jika ia sudah semakin dekat dengan sumber suara.
"To ... long ... tolong aku ...,"
Sumi mempertajam pendengarannya. Ia menghentikan langkah saat melihat ujung dari perjalanannya, ia tahu itu adalah jurang yang sangat dalam.
Sumi sudah pernah berada di tempat itu sebelumnya. Beruntung saat itu Sumi tidak terperosok dan jatuh ke dalamnya.
Itulah salah satu alasan yang ia ketahui mengapa ibunya melarang ia untuk jauh-jauh dari rumah dan pergi di kala siang, mungkin ibunya takut ia terperosok dan kehilangan nyawanya.
"Hmh, pasti ini adalah makhluk yang sering Ibu ceritakan. Makhluk halus yang sering menculik anak perawan dan menjadikannya sebagai mangsa," Sumi berbicara sendiri pada dirinya.
"Ihhh, lebih baik aku segera pulang, sebelum Ibu tahu dan aku yang akan menjadi mangsa," Sumi yang ketakutan lalu memutar tubuh dan berniat untuk lari dari tempat itu secepat mungkin.
Krakkk!
"Ah, sial!" teriak Sumi spontan saat kakinya tak sengaja menginjak ranting rapuh yang banyak bertebaran di sekitar.
"Apa ada seseorang di sana? tolong! bantu aku untuk naik! aku sudah tidak tahan! aku tidak mau mati!"
"Jika kamu laki-laki, kamu akan kujadikan saudara dan kuberikan uang banyak sebagai ucapan terima kasih,"
"Jika kamu perempuan, aku akan menjadikanmu kekasih. Aku akan selalu menjagamu dan menjamin kehidupan layak untukmu,"
Degh!
Sumi tertegun beberapa saat. Meski ia tidak mengerti apa yang diucapkan sepenuhnya, tapi batinnya berkata jika makhluk yang tadi berbicara dengannya itu tidak jahat dan hanya butuh pertolongan dirinya.
Sumi lalu memutar tubuhnya dan melangkah takut-takut ke arah bibir jurang.
Gadis itu lalu melongok ke bawah dan mencari-cari asal suara. Matanya tiba-tiba menangkap pergerakan dan saat itulah ia merasakan tubuhnya membeku seketika.
Sesosok makhluk yang mempunyai bentuk seperti dirinya tapi bertubuh lebih kekar dan berambut pendek menatap ke arahnya dengan mata sayu seolah memohon belas kasihan.
Tubuh itu menggantung dengan tangan yang mememegang erat akar pohon pegangan agar ia tidak terjatuh ke dasar jurang.
"Oh, kau seorang gadis? aku mohon tolonglah aku! aku sudah tidak tahan," ucapnya mengiba.
Sumi memandangi beberapa saat seperti orang bodoh. Apa ini makhluk yang ibunya katakan itu? mengapa tampak tidak berbahaya?
"Hei, ayo, tolong aku! carilah sesuatu agar aku bisa keluar dari tempat ini,"
Sumi tersadar. Tanpa ucapan sedikitpun, Sumi beranjak dari bibir jurang itu dan meninggalkan makhluk yang saat itu masih menggantung.
"Ah, sialan! kenapa malah pergi? dasar bodoh!" umpat makhluk yang ternyata seorang pemuda berparas tampan itu.
Wajah tegasnya menegang. Ketingatnya mengucur deras dengan jantung yang berdetak kian kencang. Tangannya semakin terasa lemah dan harapan untuk selamat pupus sudah.
Saat-saat terakhir dalam hidupnya itulah, yang merasakan ada yang menimpa kepalanya.
"Awhh," pekiknya. Ia menengadah dan mendapati sesuatu yang panjang menjulur ke arahnya.