Haiii cimiii, aduh udah lama banget yaa wehehehehheh.
•happy reading all
•••
Pagi pagi Gevan sudah siap dengan pakaian seragam batik sekolahnya. Ia tengah menyiapkan buku-bukunya di kamar dengan sangat mandiri. Sedangkan Arinn baru saja bangun dari tidurnya.
Arinn mengucek matanya, "Hah?! Aku kesiangan?!"
Gevan menoleh karena kaget, suara Arinn beneran cempreng.
"Lo sekolah?"tanya Gevan.
"Sekol--, eh iya lupa." Seketika wajahnya murung.
Gevan melirik ke arah Arinn.
"Gak apa apa. Nanti gue bantu daftarin lo ke home school."
"Gak usah kayaknya."
"Aku mau fokusin ke diri aku aja dulu. Takutnya nanti malah repot sendiri." lanjut Arinn.
"Lo gak nganggep gue?"
"Bukan gitu Gevan, kan yang ngerasain apa-apanya nanti aku!"
"Iya iya deh terserah lo." Gevan menggendong tasnya bersiap berangkat.
"Kamu gak apa apa kan, kalo punya istri gak berpendidikan?" tanya Arinn dengan kepala tertunduk.
Menghela napas, "Itu gak penting buat gue."
Gevan berjalan keluar kamar.
"Lo gak usah banyak pikiran dulu. Istirahat jangan kemana mana." Ujar Gevan sebelum benar benar keluar kamar. Setelah itu tanpa panit ia langsung pergi menuju sekolahnya.
"Dia baik ya sebenernya." Gumam Arinn.
•••
Sejak satu jam yang lalu Arinn hanya berguling-guling malas di atas ranjangnya. Ia bahkan tidak mandi sedari pagi.
"ARRKKKHH GABUT BANGET!" teriaknya, masa bodo di rumah ini hanya ada ia sendiri.
"Aduh ngapain ya? Mana laper lagi."
Berpikir sejanak dan...
"Ahha, MAKAN BASO ABANG-ABANG!!" teriaknya lagi.
Ia bergegas mengganti pakaian tanpa berniat mandi, cuci muka sudah cukup.
Tidak menggunakan kendaraan melainkan langsung berjalan kaki ia sedikit berlari kecil keluar rumahnya dengan mata yang sibuk mencari cari gerobak baso yang sedang mangkal.
"Nah itu dia." Gumamnya setelah menemukan abang-abang baso di seberang jalan.
Dengan hati-hati ia mulai menyebrang. Namun ada sebuah motor dari seberang yang berjalan kencang dan hampir saja menyerempet tubuh Arinn.
Arinn jelas terkejut, ia segera berlari ke pinggir jalan. "Haduh untung gue gak mati." ucapnya dengan nafas terengah engah.
Pengendara motor tadi menghentikan motornya dan berjalan ke arah Arinn. "Loh Arinn?!" ucapnya terkejut serta bingung.
"Hah kok Erik??" Arinn ikutan bingung.
"Kok lo bisa disini?" tanya Erika, yaps ternyata si pengendara motor tadi adalah Erika yang masih mengenakan pakaian seragam batik sekolahnya.
"Emm gue.. mau beli baso." Arinn berbicara dengan canggung dan gugup.
"Gue boleh ngombrol sama lo gak?" tanya Erika lagi.
"Disana?" tanjuknya ke arah tempat gerobak baso yang terdapat pula meja dan kursi.
Merekapun duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVARI
Teen Fiction"Gue hamil!! Puas lo?!" ••• Seorang gadis remaja yang nampaknya biasa saja. Namun tak ada yang menduga di balik kata biasa-nya itu ternyata cukup menyedihkan. Setelah bundanya pergi untuk selamanya, Arinn, gadis itu tinggal bersama ayah kandung ser...