Gevari 13

3K 73 4
                                    

SI CACA MAIN SAMA PARA SOHIB
SELAMAT MEMBACA WAHAY PEMBACA GHOIB

•••

"Kenapa? Geng peries itu lagi?" Serobot Derga setelah anak dan menantunya ini sampai di rumahnya.

"Vieros pa." Gevan tak lupa dengan agenda untuk pergi liburan bersama orang tuanya, setelah kejadian tadi ia langsung meluncurkan mobilnya ke rumah Derga.

"Alah bodo amat! Kenapa sih masih suka ganggu kamu terus? Punya masalah apa kamu sama mereka? Kalo gak punya masalah mereka gak bakal bertindak sejauh ini kan?" tanya papa Derga dengan terus-terusan. Bagaimana tidak emosi, anaknya selalu saja sibuk mengurusi geng para bocah sialan itu sampai tidak ada habis-habisnya.

Kini Gevan hanya duduk dengan menundukan kepala berusaha mencermati ceramahan papanya, sementara Arinn duduk disampingnya ikutan menunduk, jujur serem banget muka papa Derga kalo lagi marah.

"Gev-" ucapan Gevan terpotong.

"Kamu sebenernya becus gak ngurus komunitas sendiri?! Kalo gak becus seenggaknya gak usah malu-maluin! Sekarang kamu enak tinggal nerusin generasi, udah jadi ketua, anggota banyak, tinggal MIKIR!!"

"Dulu anggotanya masih empat orang, susah bikinnya, Kamu udah dikasih enak malah main-main! Sadar gak?! kamu udah banyak nyeret korban! Para anggota kamu, diri kamu sendiri, bahkan kamu bawa-bawa Arinn yang jelas-jelas gak punya salah! Saya membangun Agrassna justru untuk melindungi, bukan malah menyakiti!"

"Pah udah jangan emosi. Biarin dijadikan pelajaran buat Gevan. Kamu dengar Gevan?" ujar Delia-mamanya Gevan yang sedari tadi duduk di di samping suaminya sembari mengusap-usap pundak kokoh itu.

"Denger ma." lirih Gevan.

"Ingat Gevan, untuk melindungi bukan menyakiti. Sekalipun itu musuh, jangan gegabah untuk membunuhnya." tekan Derga.

•••

Suasana sunrise pagi serta pemandangan gunung Swiss ditambah hamparan padang rumput yang luas menjadikan tempat ini semakin nyaman dan aesthetic tanpa filter iphone.

Kepulan asap tersembur dari mulut seksi cowok yang kini hanya memakai celana kolor pendek. Sembari duduk di balkon kamar dan menikmati suasana indah dan sejuk di depannya. Sekelilingnya memang tenang, tapi tidak dengan isi kepalanya.

"AAA." teriakan singkat dari dalam kamar berhasil mengusik pikiran cowok ini.

"Kak Gevan?!!" itu suara Arinn.

"AAAA gue ditinggalin sendirian disini?!" suara Arinn merengek khas bangun tidur.

"Berisik lo." Gevan bersuara dari luar balkon.

Seketika Arinn bangun dan berjalan menuju balkon sambil mengucek matanya.

Arinn menguap, "Lagi ngapain disini?"

Gevan hanya meliriknya sekilas. Wajah datarnya itu sudah jelas tak selera menanggapi pertanyaan bodoh dari Arinn. Maka gadis itu pun tak mempersalahkannya ia hanya duduk bergabung di sebelah Gevan.

"Kamu kena mental gara-gara ucapan papa kemarin?" tanya Arinn menghadap Gevan sembari menguap beberapa kali.

"Nggak lah. Gue gak pernah kena mental."

"Terus?"

"Kayaknya gue lagi dijebak."

"Hah? dijebak?" bingung Arinn.

"Rinn lo coba pikir sendiri. Pas malem dimana kita ngelakuin 'itu', gue minum alkohol yang gak tau dikasih campuran apaan sampe gue hilang akal. Itu murni direncanain sama geng Veros. Tapi anehnya orang yang dianggap mencurigakan itu cewek, sedangkan geng verios gak punya member cewek." Gevan memang terdengar sedang curhat kepada Arinn, karena nyatanya masalah ini tidak dapat ia kontribusikan kepada orang lain selain Arinn sebagai orang yang terlibat.

GEVARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang