Gevari 21

2.7K 66 10
                                    

HOYY💋
100 VOTE DI BAB INI AKU DOUBLE UP!
•••

FLASHBACK

Seorang gadis cantik kembali pulang dari Negeri orang ditemani para asistennya dari belakang yang menyeret koper miliknya.

"MAMAAA!" teriaknya girang kala memasuki pekarangan rumah megah itu.

Wanita yang dipanggil mama nyaris mengeluarkan air matanya saat melihat putri bungsunya sudah kembali ceria seperti biasa.

"Sayang.." wanita tadi memeluk gadis itu saat keduanya sudah berdekatan.

"Aku kangen banget sama mama." ucap sang gadis.

"Mama jauh lebih kangen sama kamu. Gimana kamu udah sehat kan sayang?" tanya sang mama.

"Aku sehat kok ma, mama jangan nangis dong."

Gadis itu, Sheila Leinatra. Anak kedua dari keluarga Derga. Ia baru saja pulang dari Singapura setelah pengobatannya sebulan lebih. Sheila mengidap penyakit serius yang tak mudah disembuhkan. Karena itulah ia sering absen sekolah bahkan berada dirumahpun ia sangat jarang, kebanyakannya berada di rumah sakit.

Kedua orang tuanya tidak stand by menemaninya di rumah sakit karena urusan pekerjaan, jika tidak bekerja maka rumah sakit pun tidak akan menerima anaknya. Meski begitu sesekali mereka akan meluangkan waktunya untuk putri kecilnya itu. Mereka pun mempekerjakan beberapa asisten untuk Sheila supaya gadis itu tak kesepian.

Lalu Gevan? Cowok itu setiap libur sekolah selalu datang ke rumah sakit. Artinya setiap hari sabtu dan minggu ia terbang ke luar negeri untuk menemui adik kesayangannya itu.

"Papa mana ma?" tanya Sheila setelah mengurai pelukannya.

"Papa belum tau kalo kamu pulang. Gimana kalo kita kasi surprise?" usul mamanya.

"Setuju!!"

"Loh, Shei?" suara berat itu menyapa telinga mereka yang masih berdiri di pekarangan rumah.

"Pan Pan!!" Sheila kegirangan saat melihat Gevan dari pintu rumah yang masih menggunakan seragam sekolahnya.

Sheila berlari mendekati Gevan.

GREP

Pelukan itu tak pernah terlewat dari keduanya.

"Lo gak bilang dulu kalo mau balik,hah?"

"Surprise dong." jawab Sheila di dalam pelukan itu.

"Surprise pala lo. Kalo gue tau kan bisa dijemput." ucap Gevan dengan mengeratkan pelukannya.

"Iyaaaa I love you too, Pan Pan."

"Gak jelas lo." Gevan meraba kening Sheila, namun tak panas sama sekali.

"Abis nemuin papa, kita ke rumah bang Rey, ya!" pinta Sheila.

"Mau ngapain?"

"Mau peluk cium." Sheila terkekeh sendiri.

Gevan menjentikan jarinya pada jidat Sheila, sangat pelan. Sebenarnya Gevan sudah biasa melihat kedekatan antara adik dan temannya itu. Sheila dan Reyhan sudah sangat akrab sedari kecil.

"Ga usah nakal."

"Ish, kita udah janjian pas telponan kemarin tau." Sheila cemberut.

"Suka lo sama dia?" tuding Gevan.

"Suka. Dia tuh kaya kamu Pan, kalian berdua sama-sama abang aku." Sheila bersedekap dada, bangga.

"Gue abang lo? Kenapa lo panggil gue nama? Si Rey aja dipanggil 'abang'."

GEVARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang