100 vote? mimpi
eh btw gevan sma arinn bakal makin lucu loh💋
enjoy reading all💢💋•••
Gevan sudah membicarakan semuanya tanpa terkecuali kepada kedua orang tuanya tentang kematian Sheila yang ternyata dibunuh oleh seseorang.
Delia, sang mama, hampir saja pingsan mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut anaknya itu. Mengapa hal ini terungkap setelah lamanya Sheila tiada? Apakah anaknya itu tenang di alam sana dengan rahasia kematiannya yang tidak diketahui bahkan oleh keluarganya sekalipun?
Melihat Derga yang hanya memperlihatkan raut datar dengan tangan yang mengusap menenangkan istrinya, Gevan jadi bertanya-tanya. "Papa gak kaget?"
Derga hanya menggeleng lemah. "Papa udah tau."
Ya, kenyataanya Derga memang sudah tahu dari awal tetapi memilih diam karena tidak mau membuat Delia semakin sakit. Terlebih ia tidak mau membuat Gevan si pendendam itu malah membunuh balik pelakunya, dia tidak rela jika anaknya masuk penjara.
•••
"Beli es krim dulu, yuk?" ucap Arinn pada Gevan. Mereka berada di mobil yang melaju sepulang dari rumah sakit usai mengecek bayi mereka.
"Lo gak denger kata dokter tadi?" Sebal Gevan.
"Sekali aja."
"Yaudah tapi lo pulang aja abis ini."
Arinn melotot "Kan mau ikut nengokin Sheila sama mau ke bunda sekalian!"
"Nurut makanya."
Mereka pergi ke pemakaman umum tempat dimana Sheila dan Bundanya Arinn di makamkan, pemakaman mereka berdua cukup dekat dan ini akan menjadi first time kunjungan Gevan dan Arinn bersama-sama.
Setengah jam berlalu mereka sudah keluar dari TPU dengan Arinn yang berwajah sembab.
"Udah, gitu doang nangis lo." ledek Gevan.
"Gitu doang kamu bilang?!" lantas Arinn pun ngegas.
"Gausah nangis lagi." ujar Gevan.
Arinn berhasil dibuat cengo. Bagaimana tidak, Gevan dengan kesadaran penuhnya mengusap pipi Arinn yang basah menggunakan tangannya sendiri.
Gevan kemudian menggenggam tangan Arinn, "Ayo ke mobil." Sedangkan Arinn hanya patuh dengan wajah bingung, kaget, dan.. menahan salah tingkahnya?
"Ki-kita langsung pulang?" sumpah Arinn jadi merasa gugup!
"Mau ngeliat keadaan orang gila itu gak?" balas Gevan yang tengah menyalakan mesin mobilnya, setelah tadi mereka berdua masuk dengan Gevan yang membukakan pintu untuk Arinn.
What the fuck?! Gimana Arinn tidak makin gugup jika begini.
"Orang gila?" lagi dan lagi Arinn dibuat bingung.
"Adik tiri lo."
"O-oh, kemana emang? Kantor polisi?"
Gevan yang sudah mulai melajukan mobilnya pun menjawab, "Bukan, jauh tempatnya. Lo tidur aja dulu."
"Kok nyuruh tidur?"
"Biar nanti lebih fresh. Lo mau diliat kaya orang sengsara sama orgil itu?" ucap Gevan dengan gamblangnya.
Wajah Arinn memang masih sembab karena tangisnya tadi di pemakaman bundanya. Cukup berantakan seperti wajah narapidana.
"Ck, iya-iya." Arinn pasrah.
Kursi yang Arinn duduki sengaja ia condongkan ke belakang supaya tidurnya lebih nyaman.
"Nih pake." Gevan menyodorkan selimut berukuran sedang yang ia ambil dari kursi belakang kepada Arinn.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVARI
Teen Fiction"Gue hamil!! Puas lo?!" ••• Seorang gadis remaja yang nampaknya biasa saja. Namun tak ada yang menduga di balik kata biasa-nya itu ternyata cukup menyedihkan. Setelah bundanya pergi untuk selamanya, Arinn, gadis itu tinggal bersama ayah kandung ser...