Gevari 2

3.9K 107 0
                                    

Hallo gaiiiissssss
Gimana ceritanya masih garing kan?
Iya dong orng ini masih part 2, pemanasan dulu kalee
Eaa becanda maap

Oke happy Reading All

"Si Arinn punya hutang sama lo gev?" ucap Gery pada Gevan.

"Arinn? Siapa gak kenal gue" jawab Gevan.

Di Koridor belakang yang tengah sepi. Gilang dan Gevan tengah berbincang berdua. Sengaja Gery yang mengajak sahabat plus ketuanya itu untuk berbicara private.

Ngomong-ngomong tentang ketua, iya Gevan merupakan seorang ketua dari geng yang bernama Agrassna atau kerap disebut-sebut Agrass.

"Yang kemaren lo datengin ke kelasnya elah." jawab Gery.

"O yang itu." Gevan ingat, jadi perempuan itu bernama Arinn. "Kenapa?" tanya nya.

"Nih." Gery mengeluarkan sebuah amplop coklat yang cukup tebal. "Arinn titip ini sama gue buat lo." lanjut Gery.

Masih ingat dengan si amplop coklat yang diberikan Gevan pada Arinn beberapa hari yang lalu?

Sebenarnya Arinn ingin memberikannya secara langsung, tapi sayangnya ia selalu tak punya waktu yang tepat untuk itu.

Jadilah ia menitipkannya pada Gery, sahabat Gevan yang mungkin dapat Arinn percayai soal uang itu.

"Oh i-iya dia hutang banyak sama gue. M-makanya waktu itu gue datengin dia. " alibi Gevan dengan kekehan canggung.

Ntah mengapa ia tiba-tiba gugup dengan pembahasan tentang si Arinn plus uang itu.

"Segitunya lo sama cewek sampe nagih utang ke kelasnya?" Gery tak habis pikir pada Gevan. Tapi tak biasanya anak itu melakukan hal ini pada orang lain, terutama pada perempuan. Dia kan kaya bre.

"Yaa, gapapa si. Gabut aja" jawab Gevan kembali terkekeh canggung.

"Nyengir mulu lo bos. Gak kesurupan kan?" Gery menatap ketuanya itu dengan tatapan aneh dan ngeri.

"Ngatain gue lo hah?!" Gevan beralih melotot pada Gilang.

Apa hanya Gevan seorang ketua geng yang selalu mendapat guyonan dari anak buahnya?

"Ampun bos"

•••

"Gimana, rencananya beres semua kan?" seorang gadis berambut sedikit pirang yang dikuncir satu itu bertanya pada lelaki di hadapannya.

"Beres dong. Lo tenang aja, semuanya dalam kendali." jawab cowok bertopi hitam di depannya itu.

Dua orang itu tengah berada di arena balap motor langganan anak muda pecinta motor. Lebih tepatnya di paling pojok yang gelap dan hanya ada mereka berdua.

"Coba lo jelasin gimana cara kerja lo?" gadis itu kembali bertanya, berniat mengetes cowok di depannya.

"Gampang. Kabel rem diputusin, ngegunting kabel lampu dikit biar nanti di tengah jalan kabelnya langsung putus. Sama naroh paku di jalan yang udah Dipastiin gak bakal dilalui anak buah gue." jelas cowok bertopi itu. "Dan waktu dia mulai balap, syunggg.. BRUK mati deh HAHAHA" tawa nya menggelegar setelah menirukan suara benda terjungkal.

"HAHAHA keren lo! Tapi jangan dibuat mati juga kali, Setelah itu lo tagih taruhan yang udah lo bikin buat nidurin sodara tiri gue, yakan?" perempuan itu juga ikut tertawa puas setelah mendengar cerita dari cowok di depannya.

"Iya dong. Dan dia beneran ngelakuin taruhan itu demi harga diri, karena dia gak mau gue sebut pengecut atau apalah." ucap cowok itu lagi dengan bangganya.

GEVARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang