Gevari 18

2.4K 83 6
                                    

JARANG JARANG LOH UP NYA CEPET😁

•••

"Loh kamu kenapa, kak?" kaget Arinn saat ia mendapati beberapa luka lebam pada wajah dan leher suaminya saat cowok itu baru saja pulang.

"Gara-gara lo." ketus Gevan. Ia terus berjalan melewati Arinn tepatnya ke arah ranjang. Dan membanting tubuhnya begitu saja.

"Dih, kok aku terus sih yang disalahin." Arinn cemberut dan mendudukan dirinya di pinggir kasur.

Gevan menggulingkan dirinya untuk mendekat ke arah Arinn, ia mengusap perut istrinya itu sembari masih terngkurap menempel di kasur.

"Gara-gara lo yang ampir mati ditangan gue sendiri. I'm really really really really sorry, babe." Gevan berkata pelan sedangkan seluruh wajahnya dibenamkan pada paha samping milik Arinn yang sedari tadi masih duduk dipinggiran kasur.

Ketika Arinn dan mama mertuanya tadi asik joging bersama, Gevan segera diutus Ratu Mama untuk menemui Kanjeng Papa. Untuk apa lagi, jika bukan karena emosi Mamanya kepada Gevan atas perbuatan KDRT-nya pada menantu satu-satunya ini. Delia alias mamanya ini langsung menyerahkan anak laki-lakinya itu untuk di beri pelajaran langsung oleh papanya saja.

Sehingga sepulang cowok itu dari rumah orangtuanya, ia habis babak belur. Selain diberi petuah dan ceramah sepanjang jalan tol, anak cowok juga mesti diberi hukuman. Apalagi untuk perbuatan brengsek Gevan. Sudah untung dia tidak dimasukan penjara oleh Arinn.

"Udalah, Kak. Akunya juga kan masih sehat walafiat." Arinn mengusap rambut cowok itu.

Gevan mendongakan kepalanya, "Lo nggak akan minta cerai kan dari gue?" raut wajah yang penuh lebam itu terlihat sedikit berharap.

"Kalo kita cerai, aku gak punya siapa-siapa lagi di dunia ini." tutur Arinn.

Gevan kembali ke posisi semua, "Lo disini aja sama gue. Sampai kapan pun." ucapnya.

"Emangnya kamu gak bakal ceraiin aku nanti? Kan kamu gak suka sama aku, siapa tau kamu mau nikah sama yang lain?" tanya Arinn.

"Lo ngomong apa gue gak denger." Gevan bersuara dengan serak.

Arinn memalingkan wajah kesal, "Gak jadi deh."

"Gue gak akan mau nikah sama siapapun lagi. Kita gak akan pernah cerai. Dan.. gue juga udah mulai suka sama lo." kali ini suara Gevan tertahan karena tertutup paha Arinn.

"Hah? Ngomong apasi, kak?" tanya Arinn.

Lantas Gevan bangun dan beralih menjadi  duduk, "Gue udah suka sama lo, Arinnia Gabriella." ucap Gevan dengan lembut.

Sejenak Arinn terdiam, berusaha mencermati.

"bohong pasti."

"Lo gak percaya?" tanya Gevan.

"Terus yang kemarin ngajak ketemuan itu siapa? pacar kamu kan? jangan suka sama dua orang deh, kak. Sama dia, ya sama dia aja." cerocos Arinn.

"Sama lo, ya sama lo aja." balas cowok itu.

"Dih, terserah deh." Arinn berdiri dan berjalan ke arah dispenser di pojok kamarnya. Jangan sampai ia kemakan omongan Gevan.

"Maksud lo, kontak yang gue namain Clara?" tanya Gevan sambil memperhatikan Arinn.

Arinn hanya diam mengabaikannya.

"Ck, itu tuh adeknya Orion, namanya emang Clara. Tuh anak kalo gak punya paketan kuota emang suka minjem hp adeknya makanya gue save aja kontaknya." Gevan berusaha klarifikasi.

"Masa ada emoticon cium-ciumnya sih, kamu pikir aku gak tau apa?" Arinn kembali duduk dengan membawa segelas air hangat.

"Ya karena si Orion emang penganut typing jamet."

"Masa." Arinn tidak percaya, tetapi ia tetap dengan cekatan menyiapkan air kompresan untuk luka lebam di tubuh Gevan.

"Serius, Rinn. Lo mau liat chatan dia di grup chat inti Agrass? Shhh.." Gevan hendak mengambil handphonenya namun langsung melengguh sakit ketika handuk kecil kompresan di tangan Arinn tepat mengenai lukanya.

"Gamau." dengan wajah tertekuk Arinn tetap hati-hati mengompres luka lebam di wajah Gevan dengan telaten.

Gevan menghela napas, "Nanti malem mau ada kumpul sama Agrass, makanya kemaren si Orion bilang 'jangan lupa besok malem'. Lo mau ikut?"

"Gamau." jawab Arinn lagi-lagi dengan kata itu.

Tapi Gevan malah tersenyum miring, melupakan sakit di tubuhnya. "Lo cemburu, hm?"

"Apaan sih nggak ya!" Arinn dengan sengaja menekan luka cowok itu. Arinn salting woy.

"Arggh.. aduh iya-iya ampun. Shhh.. sakit sayang," Gevan mengaduh.

Sial salting part 2.

"Udah ah obatin aja sendiri. Males." Arinn cemberut menahan senyumnya yang memberontak ingin terbit di bibir manisnya.

Perempuan itu berdiri hendak pergi namun dengan cekatan tangan besar Gevan menariknya, "Eh mau kemana?"

Alhasil Arinn terduduk kembali.

Dengan sengaja Gevan berbaring dan meletakan kepalanya di paha Arinn. Jelas sekali wajah lucu istrinya itu bila dilihat dari bawah sana, terlebih bibirnya yang masih cemberut. Arrggh kenapa Gevan baru sadar kalo Arinn memang selucu ini.

"Ayo obatin lagi." senyum Gevan merekah kala tangan Arinn kembali berkutik untuk mengompres luka cowok itu.

Tanpa sadar Gevan sudah tak secuek dan sejahat dulu. Gevan sudah banyak bicara bahkan terang-terangan mengatakan jika ia mulai menyukai Arinn. Lalu bagaimana dengan perasaan Arinn sekarang?

•••

pendek banget ya?😁

MAKASI YG UDH SPAM VOTE LOVE LOVE DEH BUAT KLEAN 💗💋💐

GEVARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang