HAI AKU DATANG LAGI
SEMANGAT PUASA YA BAGI YANG MENJALANKAN
BANTU KOMEN 🐸🐸•••
PROK, PROK, PROK
Lantunan tepuk tangan yang sengaja dilambatkan terdengar menggema di seluruh ruangan yang penuh barang usang.
Satu persatu, kelima cowok tampan itu mulai memasuki ruangan yang didalamnya terdapat tiga cewek. Para cewek itu sedang grasak-grusuk merapihkan pakaiannya masing-masing. Panik mereka bukan main ketika melihat orang lain memasuki tempat ini, terlebih sambil bertepuk tangan?
"Heh kalian ngapain kesini?! Kita lagi ganti baju anjir!!" Teriak satu cewek beralasan yang masih mengancingkan kemeja putihnya sembari membelakangi.
"Gue laporin ya kalian!!" Seru Stellia yang selesai dengan pakaiannya.
"Lo laporin kita, sama aja lo laporin diri sendiri." ucap Gevan yang berjalan berkeliling ke ruangan tersebut, entah mencari apa namun hal itu berhasil membuat ketiga cewek yang sudah rapih kembali dengan seragamnya menjadi ketar-ketir tak karuan.
"Lo ngomong apaan sih, kak?" Stellia bertanya dengan nada bergetar. Dia masih sadar akan kedudukannya sebagai adik kelas dari para cowok ini, jadi ia masih harus menggunakan embel 'kak'.
Reyhan yang sudah duduk si salah satu meja pun kini berbicara, "Mau ngelak? Kita udah punya banyak bukti, tinggal nunggu mood aja mau laporin kapan. Menurut lo bagusnya laporin sekarang aja atau sekarang banget?" Reyhan bertanya dengan santainya tapi sangat-amat memojokan.
"Mau laporin ke pihak sekolah atau ke polisi aja sekalian? Mungkin ada request?" Tanya Reyhan lagi.
Mendengar itu bukan hanya ketiga cewek disana yang terkejut tetapi Gevan dan yang lainpun sama terkejutnya. Bukan mengapa, Reyhan sekarang malah jadi dendam pada mantannya itu?
"waw" gumam Orion dan Gery berbarengan, keduanya sedari tadi sedang merekam TKP dengan seksama layaknya tim observasi khusus. Sedangkan Aleon hanya bersender di ambang pintu, menyimak.
"Gu-gue gak ikut-ikutan Stell, tadikan juga diajak sama lo, gue keluar duluan ya." ujar salah satu teman Stellia yang sudah panas dingin, ingin segera keluar tetapi Aleon masih menghadang dipintu.
"Tapi lo juga tadi mau-mau an kan?!" Kesal Stellia, sialan ia ketangkap basah gimana ini?
Orion mulai bersuara, " Udahlah neng-neng semuanya, mending ikut aa Iyon aja yuk. aa apelin semuanya di ruang BK." Orion tak tanggung-tanggung mengedipkan matanya beberapa kali sampai bulu matanya yang seperti onta itu terguncang dengan aestheticnya.
"Enggak kak, kita minta maaf. Jangan laporin kita, lagian yang lain juga banyak yang live ome tv kayak kita tadi. Masa cuman gara-gara itu kita dilaporin." selah Stellia membela diri.
"Ya tapi nggak pamer body kayak lo pada! Mana disekolah lagi." semprot Gery.
"Mau jalan sendiri atau gue seret kayak anjing?" tanya Gevan yang kini sudah memegang tali tambang, temuannya dari gudang ini.
Para perempuan itu kemudian digiring keluar ruangan. Ketika Stella berada tepat di samping Reyhan, cowok itu berbisik,
"Balas dendam dimulai, sayang."
•••
"Bener lo yang bikin gue sama Arinn jadi gini?" tanya Gevan pelan namun penuh intimidasi.
Stellia yang menundukan kepala perlahan menaikan pandangannya pada Gevan disertai kerutan di dahinya.
"Gini gimana?" tanyanya.
"Gak usah pura-pura, akting lo jelek." tandas Gevan dengan mata tajamnya yang terus menatap Stellia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVARI
Teen Fiction"Gue hamil!! Puas lo?!" ••• Seorang gadis remaja yang nampaknya biasa saja. Namun tak ada yang menduga di balik kata biasa-nya itu ternyata cukup menyedihkan. Setelah bundanya pergi untuk selamanya, Arinn, gadis itu tinggal bersama ayah kandung ser...