DIAM!

16 6 0
                                    

Selamat membaca!

.
.
.
.
.
.
.

🧟🧟🧟🧟🧟🧟🧟

Elly pun telah menguburkan mayat Lica di depan rumah yang dia temukan tadi. Bersamaan dengan ketiga mayat wanita yang ada di dalam rumah. Dia masih begitu sedih atas kepergian sahabatnya itu, sahabat yang selalu ada buat dia selama ini.

Elly masih begitu sedih, dia menatap tumpukkan tanah yang ada di depannya. Sekarang dia menjadi begitu lemas, dia seperti tidak bisa berbuat apa apa lagi.

“Ca, aku sebenarnya lebih berharap jika kamu masih selamat, Ca. Kita sudah lama tidak bertemu, ternyata ini adalah pertemuan kita Ca, namun di pertemuan kali ini kamu sudah berubah menjadi zombie.” Elly meneteskan air mata.

“Aku jadi ingat dulu, kita latihan bersama, kita selalu bersama.  Sekarang aku di sini sendirian Ca, aku menghadapi wabah ini sendirian, seharusnya kamu itu temenin aku, Lica.” Elly terus meneteskan air matanya, “kalau ada kamu pasti aku lebih bahagia.”

“Kamu dulu pernah cerita tentang laki laki itu kan?” Elly tersenyum, “aku sudah 34 tahun sekarang dan sudah beberapa tahun kita bersahabat.”

“Aku gak tau keadaan yang lain seperti apa sekarang? Tapi aku tidak berharap banyak, mudah mudahan aku tidak ketemu mereka yang udah berubah.” Elly meneteskan air mata dan menunduk, “aku gak kuat membunuh zombie zombie kalian.”

Setelah itu Elly berdiri, lalu dia pun berjalan perlahan ke dalam rumah. Elly masih begitu lemas dengan keadaan ini, dia masih belum bisa berhenti menangis. Elly membuka pintu rumah itu kemudian dia masuk ke dalam rumah itu, setelah itu dia kembali ke kamar tempatnya berbaring tadi.

Dia berbaring di kasur kamar itu, dia menaruh kedua tangannya di bawah kepala. Elly menatap langit langit kamar itu, kini hanya Sekar satu satunya harapan yang dia miliki, dia masih berharap jika adiknya itu masih hidup dan tinggal di tempat yang layak.

“Hanya kamu dek, yang Kakak harapkan,” ucap Elly dengan berharap.

Setelah itu dia mengambil foto Sekar dari dalam tasnya, dia menatap serius foto Sekar yang terlihat begitu cantik itu. “Di mana sih Dek? Kakak bisa temuin kamu, Kakak kangen banget sama kamu, dek.”

EGSATO

Romeo dan Sekar kini telah berada di sebuah rumah yang ada di kota,  namun keadaan kota saat itu begitu sepi tidak ada satu zombie pun di sana, hanya ada rumah rumah yang telah lumayan hancur. Romeo pun memarkirkan motornya di depan rumah itu.

Setelah itu, mereka berdua pun turun dari motornya. Mereka berdua berjalan perlahan menuju ke dalam rumah itu. Rumah itu memang berada di sebuah komplek dan di sekitar rumah itu, juga ada rumah rumah yang lain.

Tiba tiba Romeo pun langsung menggendong Sekar, sehingga membuat Sekar terkejut. Kemudian dia berlari dengan menggendong Sekar, mereka berdua pun begitu bahagia. Hingga akhirnya mereka pun telah sampai di dalam rumah itu yang masih lumayan bagus.

Romeo pun menurunkan Sekar di sofa panjang yang ada di ruang tamu itu. Sekar pun berbaring di sofa panjang itu. Sementara Romeo kini berbaring di lantai.

“Kok di lantai?” tanya Sekar dengan tersenyum.

“Gak apa apa,” ucap Romeo dengan tersenyum.

Setelah itu Romeo pun duduk, dia menatap Sekar yang masih berbaring di sofa dan Sekar juga menatapnya, kini mereka berdua tatap tatapan dengan senyuman senyuman dari keduanya.

zombee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang