CINTA

10 2 0
                                    

Selamat membaca!!!

.
.
.
.
.
.
.

🧟🧟🧟🧟🧟🧟🧟


Sementara di rumah Cito. Kini mereka bertiga pun sedang duduk di teras rumah. Mereka bertiga kini sudah seperti keluarga yang saling melengkapi satu sama lain.

"Cito suka masakan aku gak?" tanya Laura dengan tersenyum.

"Suka dong," jawab Cito dengan tersenyum.

Laura tersenyum. "Makasih."

"Oh iya Jane, mana kakimu yang sakit biar aku pijat lagi," ucap Cito.

Jane menaruh kakinya di atas pangkuan Cito. Cito pun langsung mengurut dan memijat kaki Jane, namun karena pijatan itu membuat Jane kesakitan.

"Aww, sakit Cito." Jane kesakitan, "pelan pelan aja kali."

"Ini udah pelan pelan Jane," ucap Cito yang terus mengurut kaki Jane.

"Tenang Jane, bentar lagi pasti sembuh kok." Laura menyemangati.

Setelah itu, Cito pun telah selesai mengurut Jane.

"Bentar lagi juga udah sembuh itu," ucap Cito dengan tersenyum.

"Pak tentara ini emang hebat deh." Laura tersenyum.

"Hebat gimana?"

"Hebat aja pokoknya," jawab Laura dengan tersenyum.

"Kalian juga hebat, berhasil selamat setelah jatuh ke jurang." Cito tersenyum.

"Emang kita itu hebat." Laura menatap Jane yang ada di sampingnya, "iya gak, Jane?"

"Iya dong, kita memang hebat." Jane tersenyum.

"Tapi aku senang banget tinggal di sini, sejuk." Laura tersenyum.

"Iya, dari pada di The Stadion." Jane tersenyum.

"Kalau itu sih gak usah di bandingin," ucap Laura dengan tersenyum.

"Aku kok jadi penasaranan sama The Stadion, banyak orang gak sih di sana?" tanya Cito dengan penasaran.

"Banyak banget, sampai sampai hampir memenuhi tempat itu." Laura tersenyum.

"Masih banyak ya ternyata yang masih selamat," ucap Cito dengan tersenyum.

"Iya sih, tapi di The Stadion itu aku gak suka kekeluargaannya. Mereka mementingkan dirinya sendiri dari pada kelompok." Laura menghela nafas, "sama laki laki di sana juga brengsek, suka godain cewek cantik. Aku Jane dan Sania yang menjadi korbannya."

"Godainnya gimana?"

"Cuma perkataan doang sih, tapi ya sama saja membuat orang gak nyaman gitu." Laura tersenyum.

"Biasa kali, namanya juga laki laki," ucap Cito santai.

"Tapi aku gak nyaman banget loh," ucap Laura dengan tersenyum.

"Coba aja kamu jadi wanita," ucap Jane.

"Iya, coba aja kamu jadi wanita. Pasti kamu bakal ngerasain itu." Laura menambahkan sehingga membuat Cito sebagai laki laki harus terpojok.

Cito tersenyum. "Kalau bisa ganti gender, aku juga mau kali. Tapi kalau aku jadi wanita mungkin lebih cantik dari kalian."

Kedua wanita itu langsung tertawa ketika mendengar ucapan Cito.

zombee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang