Bab 4

2.8K 89 2
                                    

Happy reading Phi/Nong-kha~~
Jika ada typo tolong beritahu 🙇🏾‍♀️

Tidak lama kemudian Mac menoleh ke belakang. Nan segera menarik kursi dan duduk di sebelah Mac, senyum tersungging di sudut bibirnya saat melihat wajah Mac memucat.

"Kamu!" Mac terdiam karena shock.

"Siapa itu?" Teman Mac langsung bertanya.

"Aku juga teman Mac, Nan. Aku sudah lama tidak bertemu denganmu, jadi aku datang untuk menyapa. Bagaimana kabarmu?" Nan berkata dengan normal, tetapi tenggorokan Mac kering, tak berdaya, rasa takut di hatinya kembali setelah menyebar kurang dari sebulan. Ketika dia akan panik, dia takut mengatakan apa pun yang akan membuat teman-temannya tahu apa yang ditemukan Mac.

"Bisnis apa yang kamu miliki?" Mac memutuskan untuk bertanya dengan tatapan tegas di wajah Nan mencoba untuk tidak menunjukkan rasa takut kepada teman-temannya yang lain.

"Ada yang ingin aku bicarakan. Ayo bicara denganku di luar," kata Nan pelan. Mendengar ini, Mac menjadi semakin terganggu. Dia takut Nan akan membawanya pergi seperti dulu. Mac melihat keluar toko dengan hati-hati.

"Bicara saja di depan toko. Aku tidak akan mengganggumu lama-lama," katanya lagi. Mengapa dia tidak bisa melihat bahwa Mac ketakutan? Mac menoleh untuk melihat temannya sedikit.

"Tunggu sebentar, duduk dan makan," kata Mac kepada teman-temannya.

"Apakah kamu ingin aku pergi keluar denganmu?" tanya salah satu teman Mac karena melihat perilaku Mac yang kurang baik.

"Oke, aku akan keluar sebentar untuk membicarakan beberapa tugas," kata Mac, sebelum bangkit dan membawanya ke depan toko. Nan menoleh untuk memberi teman Macnsenyum tipis. Siapa sebenarnya itu? Nan mengikuti Mac dengan santai. Mac sedang menunggu di depan toko dengannorang-orang yang lewat secara berkala, Mac ingin berada di tempat yang ramai untuk melindungi dirinya.

"Apa lagi yang kamu miliki denganku?" tanya Mac tegas tapi tidak keras. Nan memandang Mac dari ujung kepala sampai ujung kaki, yang membuat Mac membenci sorot mata Nan, bahwa dia terlalu sering memandangnya seperti itu.

"Apa lagi yang kamu inginkan dariku?" tanya Mac sedikit lebih keras.

"Ssst, jangan berisik. Nanti ada yang curiga," katanya dengan suara serak. Mac mengepalkanntinjunya erat-erat saat dia melihat sekelilingnya. Seseorang menoleh untuk melihat Mac dan Nan dengan curiga. Mac berbalik dan memelototinya.

"Kesabaran itu pendek, Tuan," katanya mengejek. Mac harus menarik napas dalam-dalam untuk lebih menenangkan diri.

"Jika kamu tidak punya sesuatu untuk dikatakan, maka aku akan pergi," sela Mac, melihat bahwa dia hanya mencoba mengganggunya. Mac berpura-pura pergi ke toko, tetapi dihentikan oleh kata-kata Nan selanjutnya."dicoba.

"Aku akan memberimu waktu satu jam untuk makan," kata Nan singkat. Mac segera berbaliknuntuk melihatnya.

"Karena?" tanya Mac.

"Selesaikan makanmu, lalu menjauhlah dari teman-temanmu, duduklah di sini dan tunggu aku. Aku akan jalan-jalan." Nan tidak menjawab Mac sama sekali.

"Lalu kenapa aku harus menunggumu? Hari itu, Itt memberitahuku, kan? Orang-orang itu berbeda," kata Mac, oleh karena itu dia harus berhenti mengotak-atik dirinya sendiri seperti yang dikatakan Day dan Itt.

"Sekarang tinggal 59 menit lagi, aku sudah memberimu banyak waktu," kata Nan lagi. Mac merasa kesabarannya menipis.

"Jika kamu tidak mau, aku dapat meyakinkanmu bahwa temanmu akan tahu bahwa kita berdua dulu..." kata Nan, menatap Mac lagi dengan mata licik sampai rasa dingin Mac menjalar ke seluruh tubuhnya.

Love Syndrome : Nan-Mac Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang