21#Sebuah Fakta

2.5K 386 52
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

"Sini, saya mau ngomong serius sama kamu."

Jeongwoo memberikan isyarat agar Haruto mendekat ke arahnya setelah kejadian di mobil tadi, lelaki itu merajuk padanya karena permintaannya tidak di turuti.

Sekarang mereka sedang duduk di sofa yang sama namun jaraknya terlampau jauh, Haruto tidak mau dekat-dekat dengan sang dosen sebab dia masih kesal.

"Haru," yang di panggil tak bergeming. Matanya masih setia melihat channel tv barat di sana, telinganya sengaja dia tulikan saat Jeongwoo memanggil.

"Haruto," tak ada respon.

Jeongwoo memutuskan menggunakan cara yang biasa dia pakai saat mengajar, dan itu cukup sukses pada mahasiswa/i lain. Tidak tahu jika pada Haruto, apakah mempan atau tidak.

"Dalam hitungan ketiga atau tidak sama sekali," tekannya pada setiap kata yang di ucapkan. Ini topik yang perlu mereka diskusikan sebelum benar-benar resmi menikah lusa nanti, Jeongwoo tidak mau ada terjadi kesalahpahaman yang berkepanjangan dalam rumah tangganya.

Jika tidak di bahas sekarang, Haruto akan mendapatkan hal lainnya yang membuat lelaki itu menerka-nerka tanpa mencari tau apa yang terjadi.

"Satu,"

"Iya-iya! Jangan gitu..." Haruto mencicit. Membawa tubuhnya mendekat ke arah sang dosen yang membuka tangan menerimanya dalam pelukan hangat.

"Ngambekan, lain kali jangan pura-pura gak denger." tegur Jeongwoo sembari memeluk Haruto dan menciumi pipi sang empunya berkali-kali.

"Mau ngomong apa? Cepetan, sebelum Haru ngambek lagi."

Jeongwoo membawa tubuhnya dan Haruto berbaring di atas sofa, membiarkan lengan nya menjadi penyangka kepala lelaki itu sembari memeluknya.

"Kamu tau soal Elena yang punya anak?" Kepala Haruto mengangguk, tentu dia tau. Karena di antara banyaknya anak Mommy, dia yang paling dekat dengan wanita itu.

Juga, seluruh pegawai di sana tahu apa yang terjadi pada Elena, tentang anaknya yang tidak di ketahui siapa sosok Ayahnya. Tapi hanya sebatas itu saja, selebihnya tidak ada yang tau.

"Tau, kenapa? Kak Jeo Ayahnya Airin?" Tuduh Haruto. Dengan cepat Jeongwoo menggeleng, demi apapun yang ada di dunia ini dia bukan Ayah kandung gadis kecil itu.

Seumur hidupnya Jeongwoo belum pernah sekalipun menyumbang sperma nya secara cuma-cuma ke rahim seorang wanita mana pun yang dia temui selama ini.

"Bukan lah, saya gak pernah nyentuh Elena melebihi batas selama ini. Cuma sama kamu, serius."

"Bohong!"

"Demi Tuhan,"

"Gak usah bawa-bawa Tuhan, kayak punya agama aja. Lanjut," cerca nya. Meski sedikit kesal di tetap ingin melanjutkan pembicaraan itu karena penasaran.

Sebelum melanjutkan ucapanya, Jeongwoo melumat sebentar bibir Haruto dengan pelan. Itu hanya lah trik yang dia gunakan untuk memudarkan rasa kesal lelaki di pelukan nya.

One BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang