Happy Reading
.
.
.
.Malam ini Jeongwoo kembali datang ke Sky Garden', bukan untuk bertemu pemilik club atau Haruto. Dia ingin menemui Elena, ada yang ingin dia katakan soal pernikahan nya dengan Haruto.
Berada di kamar yang sama tempat dimana ketika dia menyewa Elena, di kamar ini nuansanya sedikit berbeda dari biasanya.
Elena juga terlihat sangat cantik malam ini dengan dress pendek berwarna merah maroon, lampu temaram yang membuat suasana di sana sedikit menggairahkan.
Jeongwoo hanya mengenakan kaos putih juga celana jeans, dia duduk bersampingan dengan wanita itu yang terlihat gelisah di tempatnya.
"Kenapa?" Elena menggeleng, dia menaruh gelas whisky nya diatas nakas dan mengipasi wajahnya. Rasa gatal di bawah sana tak bisa dia tahan terlalu lama, ada basah yang membuatnya tidak nyaman.
"Panas..." Rengeknya pada Jeongwoo yang terlihat kebingungan, dia ikut mengipasi wajah Elena yang memerah.
Tangan Jeongwoo bergerak cepat menurunkan suhu ac agar wanita itu merasa nyaman, keringat di leher Elena mengalir turun melewati dada yang menyembul.
Jeongwoo mengambil tisu mengelap keringat yang terus bercucuran keluar dari leher sang empunya.
"Panas Justin... Help me," mohon Elena. Dia memegang tangan Jeongwoo yang sedang mengelap keringat di lehernya untuk di bawa ke arah bawah tempat area pusat tubuhnya berada.
Jemari Jeongwoo bisa merasakan bahwa celana dalam yang di kenakan Elena sudah basah, apalagi ketika tangan lentik itu menuntun jemarinya untuk bergerak mengusap vaginanya dari dalam.
Elena menutup matanya merasakan sensasi yang membuat tubuhnya nyaman, karena tidak ada penolakan dari Jeongwoo kini dia jauh lebih berani membawa satu tangan Jeongwoo untuk meremas dadanya.
"Ahh... Justin..." Dia mendesah pelan sembari melebarkan kakinya saat jemari Jeongwoo di bawah sana menekan area klitorisnya ke dalam.
Nafasnya memburu dengan bibir yang terus mendesah, tak ayal hal itu membuat birahi Jeongwoo ikut tersulut.
Dia membawa Elena naik ke atas pangkuannya, tangannya bergerak membuka restleting dress pendek itu di belakang sana. Mengusap punggung telanjang sang wanita dengan sensual, sesekali meremas pinggul nya menciptakan suasana yang semakin panas.
Elena mengangkat kaos yang di gunakan Jeongwoo untuk di buka, melempar nya ke arah kasur bersama dress merah maroon nya di atas sana.
Jemarinya bergerak mengusap dada bidang sang empunya sembari mencium bibir Jeongwoo pelan. Sekali lagi, tidak ada penolakan membuatnya semakin berani.
Kemudian tubuhnya bergerak mundur tanpa melepaskan pagutan bibir keduanya, tangannya membuka celana jeans itu dengan cepat. Mengusap area yang menggembung di sana dari balik celana dalam Calvin Klein.
Kedua tangan Jeongwoo kini berada pada dua buah dada Elena, dia memilin putingnya sesekali di tariknya gemas.
Elena melepaskan ciuman itu dan segera turun dari pangkuan, dia menurunkan celana dalam Jeongwoo hingga milik sang empunya terbebas dari sangkar.
Melihat betapa gagah nya rudal milik Jeongwoo, Elena bahkan sampai menjilat bibirnya sendiri dan melahap nya sebisa mungkin meski tidak muat.
Memijit batang itu dengan tangannya, mulutnya tidak berhenti mengisap rudal Jeongwoo. Lidahnya di dalam sana juga tidak tinggal diam, lubang kencing itu terjamah membuat tubuh Jeongwoo menegang.
Dia menutup matanya ketika miliknya di manjakan, tangannya membantu kepala Elena bergerak lebih cepat saat miliknya mulai berkedut.
Tak memperdulikan Elena yang terbatuk-batuk karena ujung penisnya mengenai kerongkongan wanita itu. Semakin dia percepat, hingga sperma nya menyembur di dalam mulut hangat Elena.
"Thanks Ruby..."
.
.
.
"Gak bisa, Mom. Mommy udah janji bakalan bantuin aku di sini sampe ketemu dia. Ini gak adil!"Hey, dia baru saja sampai tapi tiba-tiba mendapat kabar buruk bahwa dia akan di pecat secepatnya.
Haruto tidak terima, mungkin jika itu terjadi karena kesalahan nya dia akan menerimanya. Tapi karena itu adalah perintah dari Jeongwoo dia tidak mau, ini tidak adil baginya.
Dalam benak dia masih bertanya-tanya kenapa pria itu tidak menikahi Elena saja daripada dirinya, mereka terlihat serasi jika bersanding.
Untuk apa menikahi seseorang sepertinya yang belum selesai menuntaskan kesalahan di masa lalunya.
"Mommy minta maaf ya, Ruby. Beliau ingin kamu berhenti, tolong mengerti," pinta Mommy yang begitu putus asa sebab di berat kan pada dua pilihan. Karena dia juga sudah berjanji dan bersumpah akan membantu Ruby menemukan sosok itu, tapi nyatanya Justin merubah segalanya.
Dia tidak bisa membantah dan melawan lagi jika pria itu sudah memperingati nya dua kali, maka yang ketiga bukan lah peringatan melainkan bencana.
Haruto merasakan migrain pada kepala sebelah kirinya, sang dosen sudah terlalu jauh ikut campur dalam urusan pribadi nya.
Apa sebegitu obsesi pria itu padanya?
Kemudian Haruto mengambil ponselnya, mencari satu nama yang sering dia telepon. Siapa lagi kalau bukan Dongpyo, bestie sehati sejiwanya.
"Hallo?"
"Gue di pecat."
"..."
"Jihan... Gimana?"
"Gue jemput sekarang, lo gak usah kemana-mana!"
Dongpyo mematikan sambungan telepon itu sepihak, di sana dia segera mengambil kunci motornya untuk menjemput Haruto di Sky Garden'.
Dia tidak bisa membiarkan lelaki cantik itu pergi sendirian malam ini, bisa-bisa semua orang yang menghalangi jalannya akan di hajar habis-habisan oleh sang empunya.
Di tempatnya berdiri, Haruto memukul tembok pembatas antara ruangan Mommy dengan ruang tamu.
"Arrghhh!!! Anjing!! Bangsat!!" teriaknya sembari mengusap wajahnya yang begitu panas, dia marah pada dirinya sendiri karena sampai saat ini belum menemukan orang itu dan membalasnya.
Padahal Haruto sudah berjanji pada Jihan, dia akan membalasnya dua kali lipat dari yang Jihan dapatkan dari orang tersebut.
Namun nyatanya, pihak ketiga telah mengancurkan semua rencana yang telah dia susun secara apik selama setahun ini. Dan dengan mudahnya di hancurkan oleh seseorang yang merasa berkuasa atas dirinya dan tubuhnya.
Lalu, Haruto melangkah keluar dari ruangan itu dengan jemari tangannya yang berdarah. Raut wajahnya begitu datar dan dingin sehingga Bodyguard yang berjaga di depan pintu segera memberikannya jalan menuju parkiran.
.
.
.
Tbc
Sorry ya ges up nya telat!😣
Tapi masih ada yg nungguin kan?Mohon maaf lahir dan batin untuk kalian🙏
Terimakasih sudah singgah membaca♡

KAMU SEDANG MEMBACA
One Billion
FanfictionWatanabe Haruto, mahasiswa tingkat akhir yang masih mencoba mempertahankan image baiknya di depan teman kampus juga para dosen. Namun kejadian malam itu membuatnya harus ekstra hati-hati dalam bersikap dan bertindak, di karenakan Dospem nya yang kur...