Happy Reading
.
.
.
."Kenapa Dospem gue harus Pak Jeongwoo sih!? Gue gak mauuuuu!"
"Harusnya bersyukur anjing, kita-kita malah pengen sama Pak Jeongwoo lo malah gak mau. Aneh."
Bukannya apa, Haruto takut dengan dosen itu. Terakhir kali dia bertemu sapa dengan Pak Jeongwoo di kantin, dia di tegur karena cara berpakaian dan bicaranya yang di nilai kurang sopan.
Padahal kan dia sudah berusaha sebaik mungkin menjaga sikap meski moodnya sedang tidak baik, tapi dosen itu malah menegurnya di depan mahasiswa yang lain.
Dia malu, sekaligus takut. Takut salah bicara jika bimbingan nanti, apalagi mulutnya sulit di kendalikan kalau sedang kesal.
Juga, Jeongwoo di kenal sebagai Dosen yang tegas dengan penilaiannya. Jika dia mengatakan A maka tidak ada B, atau tidak sama sekali.
"Yaudah, kita tukeran aja gimana? Lo mau kan?" Haruto memegang erat jemari temannya itu, matanya berbinar akan harapan di depannya.
Tapi tangannya di tepis, pemuda itu memutar malas bolanya. "Gak, gue males ngurus lagi ke sekretariat. Belum lagi harus diskusi dulu sama Dospem gue, gak deh ribet." Tolaknya.
Sejenak Haruto merasa putus asa, tugas akhir ini memang benar-benar menguras tenaga juga pikirannya.
Bagaimana jika dia tidak lulus karena Jeongwoo tidak suka pada kinerjanya? Bisa mati dia di tangan Mamanya sebab tidak bisa mendapat cumlaude?
Kemudian pemuda manis itu mengacak surainya hingga berantakan seperti seseorang yang baru saja terkena petir.
Ting!
Notifikasi pesan muncul pada ponsel miliknya, keduanya menoleh ke arah yang sama.
Lalu, saling bertukar pandang. Pemuda di depan Haruto mengangguk, mengisyaratkan untuk Haruto membuka pesan itu.
Pak Jeongwoo
Jika ingin bimbingan,
temui saya di ruang baca sekarang.Itu adalah sebaris pesan singkat dari sang Dospem, matanya mengerjap menatap pesan di sana.
Ini pertama kalinya Jeongwoo mengiriminya pesan, padahal selama semester sebelumnya berlangsung pesan yang Haruto kirim selalu di baca saja tanpa di balas.
"W-wahhh... Gue merinding. Ini beneran Pak Jeongwoo kan? Dia beneran ngechat gue duluan kan? Gue gak salah lihat kan!?"
"Lo... Keren BANGET HARUTO!" Pemuda di depan Haruto berseru hebat, dia tampak kagum pada temannya itu yang berhasil membuat Jeongwoo mengirimi seorang mahasiswa pesan.
"WAAHHHH!" Keduanya kembali berseru bersama, sembari berpegangan tangan berputar di samping tempat mereka duduk.
Melupakan fakta bahwa saat ini Jeongwoo sedang menunggu di ruang baca, menanti mahasiswa nya datang untuk bimbingan sebelum dia pulang ke rumah mengistirahatkan diri.
"Dimana anak itu, saya bisa telat pulang kalau begini." Jeongwoo sekali lagi melirik ke arah arloji nya. Pukul lima sore, ini waktunya dia pulang.
Tanpa memperdulikan lagi bagaimana nasib mahasiswa nya, Jeongwoo memutuskan pulang kembali ke rumah.
Namun sebelum itu, dia menyempatkan memberi makan kucing yang dia rawat di dekat parkiran.
Memberinya sedikit makanan juga minuman yang sudah di siapkan.
.
.
.Malam harinya Haruto kelimpungan sendiri, sembari mengisap sigaretnya dia berpikir keras harus mengetikkan apa dan menggunakan tata bahasa yang bagaimana untuk meminta maaf pada sang Dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Billion
FanfictionWatanabe Haruto, mahasiswa tingkat akhir yang masih mencoba mempertahankan image baiknya di depan teman kampus juga para dosen. Namun kejadian malam itu membuatnya harus ekstra hati-hati dalam bersikap dan bertindak, di karenakan Dospem nya yang kur...