Happy Reading
.
.
.
.Haruto menyelesaikan belanjaannya di minimarket terdekat yang berada di area apartemen Dongpyo, semalam dia menginap di sana karena mobilnya ada di Sky Garden'.
Isi pada kantong kresek berwarna putih itu terdapat: cola dingin tiga, mie instan empat bungkus dan cemilan ringan.
Dia duduk di bangku yang tersedia di depan sana, sembari membuka satu kaleng cola dingin ditangan. Dengan rambut acak-acakan yang sengaja tidak dia rapikan, kaos oversize Dongpyo berwarna hitam.
Pandangan nya meneliti setiap orang yang lewat dan juga keluar masuk minimarket, sesekali dia akan bersendawa karena angin mulai keluar dari tubuhnya.
Haruto merasa seperti seorang pengangguran yang akan mati sebentar lagi, padahal pegangan uangnya sangat banyak.
Siapapun akan setuju jika Haruto hanyalah seseorang yang sedang menyamar menjadi pengemis sebab jam rolex seharga miliaran bertengger di pergelangan tangannya.
"Permisi, Kak?"
Selagi dia menenggak cola nya, hanya mata saja yang bergerak melihat ke arah dua orang gadis SMA.
"Ya, ada apa?"
Dua orang gadis SMA itu saling pandang sebelum memberitahunya, "Kakak di suruh sama orang berjas itu masuk ke mobilnya, katanya ada yang mau dia omongin."
Sekali lagi, Haruto melirik ke arah pria berjas yang rupanya adalah sang Dosen. Kemudian kepalanya mengangguk pelan mengiyakan, kedua gadis SMA itu berpamitan dengan wajah memerah entah karena apa.
Lantas, Haruto melangkah ke arah mobil hitam pekat di sana yang berada tidak jauh dari minimarket.
"Selamat siang, Pak." sapa Haruto dengan sopan, meski ini diluar kampus dia tetap bersikap sopan karena pria itu memakai setelan formal.
Jika pakaian non-formal, sudah di pastikan Haruto akan memperlakukan sang dosen seperti temannya. Sayangnya dia tidak berani, karena skripsi nya bisa jadi taruhan.
"Hm, ya. Siang juga," balas Jeongwoo sembari berdeham kecil. Dia agak kaget melihat penampilan Haruto yang tak terurus, apa mahasiswa nya itu mabuk? Pikir nya.
"Bapak mau ngomongin apa? Saya sibuk jadi gak bisa lama-lama," katanya. Dia sungguh sibuk, rebahan maksudnya.
Waktu tidurnya berharga, terlebih dia harus menyelesaikan skripsi nya secepat mungkin. Dan lulus, kemudian pergi dari negara ini. Itu adalah angannya.
"Ini apartemen kamu?" tanya Jeongwoo. Mata serigala nya melihat ke arah apartemen bertingkat yang bisa di katakan kumuh tapi tidak juga, sangat sederhana.
"Iya."
"Bisa kita bahas ini di dalam saja? Ini penting," ini mengenai hal pribadi keduanya. Jadi orang lain tidak boleh mendengar apa yang akan mereka bahas.
Meski sebenarnya Haruto sangat malas, tapi yasudah lah. Dia mengiyakan dan membawa Jeongwoo ke apartemen Dongpyo, karena sang empunya sedang tidak ada sebab harus kembali ke cafe.
Selama menuju ke apartemen yang Jeongwoo yakini adalah tempat tinggal Haruto, tangannya sesekali menepis debu yang akan masuk kedalam Indra penciuman nya.
Tangan Haruto bergerak menekan tombol dan memasukkan password di sana, dia masuk lebih dulu di susul Jeongwoo di belakang nya.
Matanya menelusuri setiap ruang di dalam, apa benar Haruto tinggal di tempat kecil seperti ini? Kemana uang sebanyak itu di gunakan oleh sang empunya hingga tidak mampu menyewa yang lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Billion
FanfictionWatanabe Haruto, mahasiswa tingkat akhir yang masih mencoba mempertahankan image baiknya di depan teman kampus juga para dosen. Namun kejadian malam itu membuatnya harus ekstra hati-hati dalam bersikap dan bertindak, di karenakan Dospem nya yang kur...