13#Ruby

3.1K 417 24
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

"Saya mau kamu, Ruby."

Darimana dia tau, Ruby? Haruto membantin.

Bagaimana bisa? Itu adalah pertemuan pertama mereka, tidak mungkin bisa langsung menebak dengan tepat secepat itu.

Lantas, Haruto melepaskan dengan pelan tangan Jeongwoo yang berada di pinggang nya sembari berbalik menatap sang dosen. "Ruby? Siapa? Saya?" Jeongwoo mengangguk pelan.

"Kayaknya... Bapak salah orang deh, emang sih saya ngambil judul tentang Ruby tapi bukan berarti Ruby itu saya. Jadi Bapak salah orang, saya ya Haruto bukan siapa-siapa. Kalau karena judul itu Bapak ngira saya adalah dia, Bapak gak boleh kayak gitu dong. Gak boleh nuduh sembarangan..." Jelas Haruto. Suaranya memelan ketika sang dosen mengukung tubuhnya di antara dua lengan pada pagar balkon.

Jeongwoo hanya mengangguk, dia menatap penuh minat pada Haruto yang tengah mengelak diri.

"Okey, jadi saya salah?" Kali ini Jeongwoo yang angkat bicara, Haruto yang mengangguk cepat.

"Salah banget!" Jawab Haruto penuh semangat, sejatinya untuk menutupi rasa gugup nya. Tapi matanya tidak bisa berbohong bahwa dia benar-benar dalam keadaan tertekan.

"Kalau gitu, bisa saya periksa tubuh kamu?" Tanya Jeongwoo setelah mematikan sigaretnya dan membuang nya ke lantai bawah. Sebuah kebiasaan jika dia malas membuang nya ke tempat sampah.

Refleks Haruto menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap horor wajah Jeongwoo mendekat.

"U-untuk... Apa?"

"Cuma ingin memastikan, saya benar atau salah." Ujar Jeongwoo dengan santai tanpa mengalihkan tatapan nya dari Haruto yang terlihat gelisah.

Bukan sekedar ingin menggoda nya, tapi benar-benar ingin memastikan agar Haruto tak bisa lagi untuk mengelak dan dia mendapat kan apa yang seharusnya dari kemarin dia dapatkan.

Membayar sebanyak itu hanya untuk seorang jalang? Jeongwoo tak pernah segila ini, tapi entah kenapa minat nya pada Ruby begitu tinggi apalagi ketika tau ternyata sosok itu adalah mahasiswa nya sendiri.

Dan orangtua mereka juga mempunyai hubungan bisnis.

"Kenapa harus di periksa? Bapak gak percaya sama saya?"

"Kamu takut?"

"Gak!"

"Kalau gitu buka." Titah Jeongwoo tak ingin di bantah, wajahnya terlihat sangat serius hingga membuat Haruto mendecak pelan, sangat sulit meyakinkan pria itu.

Kemudian Haruto berbalik membelakangi Jeongwoo, dia bergumam tidak jelas menyumpahi sang empunya dengan segala binatang yang ada.

"Harus banget--"

"Buka atau saya robek." Potong Jeongwoo cepat dan tegas, kesabaran nya kini kian menipis melihat Haruto yang bergerak lamban seperti seekor kura-kura.

One BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang