Unrequited love 8

33 4 2
                                    

Kini Keisha dan juga Luna baru saja sampai di rumah. Mereka berdua pun langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk dan langsung menutup matanya perlahan.

Sedangkan di apartemen Gilang kedua temannya belum juga pulang padahal ini waktunya sore, lebih tepatnya sudah waktunya azan magrib berkumandang.

Gilang dan juga kedua temanya kini berniat pergi ke Musola untuk melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Hanya memerlukan waktu beberapa menit saja mereka kini sudah berjalan pulang menuju apartemen Gilang yang jaraknya agak jauh dari musola.

"Lang lo gak ada niatan kasih gue makan gitu?" Tanya Devan yang baru saja masuk ke dalam apartemen Gilang.

"Kodenya keras banget ya bund."

"Di apartemen gue adanya stok makanan ringan, kalau lo mau makanan berat ya beli."

"Duit mana duit." Jawab Devan sambil mengulurkan tangannya ke arah Gilang, dengan peka Gilang pun memberikan selembar uang berwarna biru.

"Tengkiu, yuk ken beli nasgor!" Ajak Devan dan dibalas anggukan oleh Kenzi.

Mereka berdua pun langsung berjalan keluar apartemen Gilang dan langsung menaiki motor Kenzi. Dilihat dari kaca spion Devan sudah naik ke jok motornya, segeralah ia menarik gasnya melewati jalan raya yang kini tengah mencari penjual nasi goreng.

Cittt...
Bunyi Kenzi yang baru saja diinjak oleh kakinya, segeralah Devan turun begitupun dengan Kenzi tidak lupa mencabut kunci motornya terlebih dahulu.

"Buk nasgor 3!" Ucap Devan menghampiri pedagang nasi goreng di trotoar.

"Dibungkus atau dimakan di sini?"

"Dibungkus."

"Pedes?"

"Ya."

Tidak ada percakapan lagi karena Devan maupun Kenzi sibuk pada kegiatannya masing-masing yaitu memainkan ponselnya.

"Ini mas, totalnya tiga puluh ribu!" Ucap ibu pedagang sambil menyondorkan tiga bungkus nasi goreng yang sudah di kemas dalam kantong plastik.

"Ini buk uangnya." Jawabnya sambil menerima kantong plastik tersebut, tidak lupa menyondorkan selembar uang berwarna biru yang diberikan tadi.

"Mas tunggu kembaliannya!"

"Kembaliannya buat ibu saja." Ucap Kenzi sopan dan langsung menarik gas motornya kembali menuju apartemen Gilang.

Hanya memakan waktu beberapa menit saja motor yang dikendarai Kenzi sudah berhenti di depan apartemen Gilang.

"Assalamualaikum Devan yang ganteng kembaran Giorgino Abraham datang!" Ucap Devan sambil membuka pintu apartemen Gilang.

"Ken, lo sana ambil sendok sama piring!" Pinta Gilang, Kenzi hanya menjawab dengan anggukan pelan lalu berjalan menuju dapur.

"Nih!" Ucapnya sambil menyondorkan tiga piring dan tiga sendok.

"Berdoa dulu woy!" Ucap Kenzi memperingati karena dirinya melihat Devan yang langsung makan melupakan doa sebelum makan.

Kini suara sendok dan juga piring mulai bersahutan ketika saat makan.

"Alhamdulillah kenyang perut gue sekian lama menunggu." Ucap Devan yang baru saja selesai makannya.

"Nih lo taruh semua piring ke dapur!" Pinta kenzi yang baru saja selesai minum segelas air putih.

"Kamu nyuruh??"

"Gantian, tadi gue yang ambil dan lo sekarang yang ngembaliin."

"Iya-iya babang ken." Ucapnya lalu membawa semua piring dan berjalan menuju dapur.

Unrequited love {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang