Kantor

1.8K 221 55
                                    

Karna dari pagi udah males malesan, kini Treasure menutuskan untuk pulang, tapi tidak bagi Jihoon Jeongwoo dan Elsa, mereka bertiga di minta om song untuk mampir ke kantornya

"Loh Elsanya mana Ji?" Tanya Om song saat hanya melihat Jihoon dan Jeongwoo yang masuk ruangannya

"Di luar om, ngga mau masuk dia"

"Suruh masuk aja"

Jihoon menggeleng sambil duduk di kursi depan om song, ia juga meletakkan kotak hitam yang ia bawa

"Ngga mau om, katanya nanti ganggu"

"Ganggu apaan sih, ya ngga lah, sini suruh masuk aja, nanti ilang dia"

"Dia kalo udah ketemu makanan anteng, ngga akan ilang"

Om song tertawa
"Yaudah kalo gitu"

"Ini boleh di buka om?" Tanya Jeongwoo sambil menunjuk kotak hitam itu

"Oiya buka aja"

Jihoon mengeluarkan kunci dari sakunya lalu mulai membuka kotak hitam itu, ia tidak begitu penasaran, malahan ia takut kalau isinya bakal buat trauma Jeongwoo muncul lagi

Saat kotak itu terbuka, mereka berdua melihat ada banyak sekali foto dan barang barang di dalam sana

Ada banyak sekali foto masa kecil mereka berdua, foto masa muda orang tuanya, bahkan mainan mainan masa kecil mereka ada semua di ssna

"Semenjak merasa bersalah mama kalian minta semua barang itu buat di simpen"

Jihoon menatap Jeongwoo khawatir, ia takut kalau melihat ini trauma Jeongwoo muncul, tapi untung saja tidak, apa mungkin Jeongwoo sudah tidak begitu lagi karna mamanya sudah tiada ya

"Om, kenapa ya kalo soal mama aku udah ngga ngerasain apa apa lagi" ucap Jeongwoo

Om song tersenyum
"Mama di maafin ya, biar mama tenang disana" ujar om song sambil mengusap pundak Jeongwoo

"Udah ngga aku urusin juga om"

Intinya Jeongwoo sudah tidak peduli dengan itu semua, ia rasa hatinya mati karna mamanya sendiri toh mamanya juga sudah tiada kan

"Dari dulu kan aku cuma punya abang sama om aja, makanya kalo sama mereka aku ngga ngerasain apa apa"

Jihoon memalingkan wajahnya, rasanya ia ingin menangis sekarang juga

Om song hanya tersenyum, ia saksi semua rasa sakit kedua ponakannya ini, wajar saja Jeongwoo bersikap acuh dan tidak peduli begini karna masa kecilnya begitu kelam

Saksi betapa nakal dan pemberontaknya Jihoon, yang setiap hari membuat masalah dan berakhir di pukuli papanya, dan saksi betapa lemahnya Jeongwoo, yang mendengar bentakan saja ia nangis

Tapi sekarang lihatlah, Jihoon sudah bisa mengontrol semuanya, bahkan ia mendidik Jeongwoo dengan baik sampai jadi kuat seperti sekarang.

"Tapi aku udah maafin mama kok"

Om song mengusap kepala Jeongwoo
"Pinter, ponakan om kan hebat"

Jeongwoo tersenyum bangga
"Iya lah om"

"Kamu gimana Ji?"

Jihoon mengusap rambutnya sendiri
"Aku juga udah maafin om"

Om song lega mendengarnya, setidaknya kakaknya itu sudah di maafkan kedua anaknya, biar ia tenang disana

"Kalian nanti kalo udah lulus langsung om ajarin ngurus perusahaan, ini perusahaan kalian banyak, om pusing ngurusnya"

Jeongwoo menggeleng
"Bang Ji aja, aku mau jadi pembalap"

Believe? / Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang