Sampai di rumah lagi Elsa makin panik saat melihat keadaan rumah ramai, ia segera berlari ke kamar papanya tanpa peduli panggilan dari orang orang.
"Papa"
Tante menarik Elsa untuk mendekat ke papanya yang sudah kesulitan bernafas, Elsa duduk di sebelah papanya.
Elsa tidak bisa menahan tangisnya, ia benar benar tak kuasa melihat papanya yang sudah seperti sekarang.
Elsa mendekatkan wajahnya ke telinga sang papa, masih dengan menangis Elsa mencoba mengajak papanya bicara.
Disini papa Elsa sudah kesusahan bernafas, matanya kadang terbuka kadang tertutup, wajahnya juga pucat.
"Pa, denger Elsa ngga?" Bisik Elsa
"Papa ngga inget janji papa ke Elsa? Papa bilang mau kerja bareng Elsa kan? Papa bilang kalau Elsa udah lulus kuliah mau papa ajak kerja ke perusahaan papa kan? Iya kan?" Lanjut bisik Elsa
"Papa harus sehat, papa ngga pengen nemenin Elsa sukses?"
"Papa ngga boleh nyerah, pa.... Papa?"
"Tante ini kenapa?!"
"Papa ngga nafas"
"TANTE? PAPA KENAPA?!"
Tante mengusap air matanya lalu menarik Elsa untuk di peluknya padahal Elsa masih menggoyang goyangkan tubuh papanya.
"Pa? Papa ayo bangun, papa nafas lagi, Elsa mau liat papa nafas"
"Papa tega sama Elsa? PAPA BANGUN"
Elsa menangis histeris saat kini ia berpindah ke pelukan Jihoon, Jihoon juga daritadi tidak bisa menahan tangisnya, hatinya sakit melihat gadisnya ini.
"Ayang, papa ngga nafas" ujar Elsa masih sesenggukan
Jihoon mengusap wajah Elsa
"Shuttt shutt, Sayang kuat ya"Elsa menggeleng
"Ngga mau, mau papa""Papa udah tenang sayang"
"NGGA!! PAPA NGGA BOLEH PERGI"
Jihoon memeluk Elsa makin erat, ia membawa Elsa duduk sambil terus memeluknya, membiarkan Elsa menangis di pelukannya.
Sedangkan tante tengah memeluk papa Elsa, ia benar benar menangis histeris karna kakak laki laki satu satunya yang ia punya telat tiada.
Papa Elsa telah tiada.
Acara pemakaman akan di langsungkan besok hari, dimana itu permintaan tante dan satu lagi adik bungsu papa Elsa.
Malam ini semua menginap.
Elsa sedaritadi masih di peluk Jihoon, badan Elsa lemas sekali, ia bahkan tidak sanggup melihat papanya lagi.
"Pa-pa be-beneran udah ngga ada?"
Jihoon yang mendengar bisikan Elsa itu makin mengeratkan pelukannya, ia tidak akan melepaskan gadisnya barang sedetikpun kalau sudah begini.
"Sayang, ikhlas ya, papa udah tenang disana" balas bisik Jihoon
"Aku sendiri"
"Ngga sayang, kan masih ada aku, ada treasure, ada tante juga kan"
Elsa menggeleng sambil menyembunyikan wajahnya di dada Jihoon, sepertinya Elsa akan menangis lagi.
"Jihoon"
Jihoon mendongak, ia melihat semua member treasure sudah datang, mereka sepertinya mau persiapan buat balapan tapi karna mendengar berita ini jadi batal dan berakhir kesini dengan buru buru bahkan dengan pakaian treasure.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe? / Park Jihoon
FanfictionLantas siapa lagi yang harus aku percaya? Setelah banyak rasa sakit yang aku terima dari orang orang yang ku percayai. Hingga dia datang dan mengambil semua kepercayaanku, dia bilang tidak akan meninggalkanku, apa dia menepati janjinya? atau dia jug...