10

922 90 35
                                    

Haiiii 👋👋
Aku Update

Happy Reading 😍😍














Renjun langsung di hubungi petugas apartemen, sebelum sampai ia mengabari dokter yang menangani Chenle agar keduanya sampai berbarengan di apartemen sepupunya, perasaan khawatir sekaligus takut membuat Renjun tidak tenang kali ini, setelah sekian lama sepupunya itu pingsan lagi.

Setelah sampai Renjun segera mencari tau apa penyebab Chenle tadinya pingsan, bisa ia simpulkan ada hubungannya dengan gadis itu, melihat barang gadis itu kosong di tempatnya ia sudah dapat jawabannya.

"Gimana dokter?"

"Chenle ketakutan akan sesuatu dan mungkin cemas hingga pingsan"

"Hanya ketakutan?"

"Ketakutan yang memicu traumanya kembali"

"Jangan biarkan dia sendiri, sebisa mungkin temani untuk sementara waktu"

"Terima kasih dokter"

Dokter pamit keluar dari apartemen, Renjun duduk di sebelah Chenle menatap adiknya dengan sendu.

"Maaf ya, gue gak bisa tiap saat jaga lo, takut banget ya di tinggal kayak dulu" katanya sambil mengelus kepala sang adik.

Mata Chenle perlahan terbuka, badannya refleks langsung duduk matanya dengan cepat mencari kesekeliling kamar, ia hanya mendapati Renjun di sana.

"Dia pergi ya, emang pantes gue di tinggal"

"Enggak, dia bakal balik lagi percaya sama gue"

"Enggak Jun... gue nyakitin dia, mana mau balik lagi, udah tau cuma dia sama lo yang peduli gue, gue malah buat ulah"

"Jangan terlalu di fikirkan, lo gak boleh banyak fikiran"

"Orang penyakitan siapa yang mau sih Jun?"

"Gak boleh ngomong gitu"

"Nyatanya emang gitu kan, bagusan juga mati dari dulu"

Lagi lagi Chenle mulai tidak percaya diri, Renjun hanya bisa menatap Chenle dengan sendu.








Sementara itu Ningning telah sampai di apartemennya mengemasi kembali pakaiannya ke dalam lemari, ada bagusnya mereka bertengkar, jadi ia punya alasan keluar dari sana.

Tapi entah kenapa sejak di taksi tadi air matanya terus keluar, hal ini menjadi pertanyaan di benaknya, apa yang ia tangisi dan apa yang harus ia tangisi toh Chenle masih dalam pengawasan Renjun sekarang, berkali kali ia menghapus air matanya di pipi tapi tetap saja mengalir deras.

"Gue kenapa sih!!" geramnya dengan kesal "harusnya senang dong keluar dari sana, ini malah nangis, bodoh banget!!" cacinya pada diri sendiri.

Terkadang manusia tidak menyadari apa yang dirasakan olehnya, entah cinta mulai tumbuh atau hanya karna terbiasa bersama tinggal seatap, yang jelas Ningning berusaha untuk tidak peduli dengan eksistensi Chenle jika keduanya bertemu nanti.





Kembali ke kehidupan yang dulu ia jalani, pergi ke campus seperti biasa tanpa adanya Chenle dalam hidupnya, sesekali keduanya berpapasan tapi dengan cepat gadis itu berpaling menjauh, tak hanya itu ketika Chenle ingin mengejar Renjun dengan cepat menarik kembali tubuh Chenle, ia mengisyaratkan jangan dekati Ningning lagi.

Chenle tentunya sedih, meskipun bisa dibilang kesehatannya terganggu tapi dengan adanya gadis itu di sebelahnya menjadi obat manjur untuk dirinya, kasih sayang yang ia dapatkan dari gadis itu membuatnya nyaman, entah itu hanya sandiwara dari sang gadis atau hanya tipuan belaka ia tidak peduli, dirinya butuh eksistensi Ningning di dalam hidupnya, malamnya terasa hampa tanpa gadis itu di sebelahnya.







Mine (Obsesi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang