03

1.3K 113 3
                                    

Setelah kejadian itu Ningning lebih enggan bertemu dengan Shotaro meskipun Karina beberapa kali menyampaikan salam dari lelaki itu, ia hanya balas dengan senyuman, cukup sekali ia mencelakakan orang lain yang mencoba dekat dengannya.

"Yakin gak mau jenguk? besok dia pulang dari rumah sakit" tawar Karina berkali kali pada temannya itu.

"Yakin Kak...."

Perihal Ningning memanggilnya kakak karna memang Karina lebih tua dibanding dirinya, tapi karna masih satu campus dan berteman akrab Karina mengusulkan boleh memanggil namanya saja, tapi kalau memang ingin memanggilnya dengan sebutan Kakak juga dirinya tidak keberatan sama sekali.

"Udahlah Rin... anaknya takut itu jangan ditanya lagi" tegur Giselle pelan.

"Cuma jenguk Gi..."

"Jangan lagi menurut gue, Shotaro mau pulang kan? biarin dia tenang Ningning pasti takut kalo mereka ketemu Shotaro kena lagi"

"Iya juga sih"

🍁🍁🍁

Beberapa hari ini Ningning tidak masuk, dirinya merasa tidak aman keluar dari apartemen semenjak kejadian Shotaro, ada rasa takut ketika ia keluar dari apartemen, jadi beberapa hari ini ia hanya mengurung diri, kalaupun lapar bisa pesan online.

Shotaro sebenarnya tak pernah berhenti menghubunginya, tapi ia enggan kembali bertemu untuk melanjutkan hubungan mereka yang dirasa sedikit cocok, jadi Ningning putuskan untuk mengakhirinya saja demi kebaikan lelaki itu, tak ada niat mempermainkan ia hanya ingin Shotaro tak mendapatkan masalah karna dirinya.

Malam ini sepertinya ia tak bisa tidur, beberapa kali memejamkan mata fikirannya tak bisa focus, badannya telah di tutupi selimut tapi matanya tidak bisa di ajak kompromi jadi ia menyerah membuka mata tapi tidak bergerak dari posisinya, lama berada di posisi miring membuatnya nyaman hingga tanpa sadar matanya mulai memberat, matanya yang hampir terpejam terbuka kembali karna merasakan lengan yang melingkar di bagian perutnya, lengan yang bisa di bilang kekar dan berurat kini memeluk tubuhnya dengan erat, ingin berontak tapi takut itu adalah hantu kamar yang mungkin bisa membunuhnya malam itu juga, tapi ia salah menduga ketika mendengar suara berbisik di telinganya.

"Sayang.. maaf! aku telat hari ini, kamu sudah nyenyak tidurnya? sepertinya sudah, lain kali aku akan tepat waktu seperti malam malam sebelumnya"

Dug Dug Dug

Jantungnya berdetak kencang, keringat di dahinya mengalir jatuh tepat di atas bantal, Ningning takut setengah mati, bukan hantu tapi seorang manusia yang punya akses masuk ke kamarnya tanpa izin, ini lebih menyeramkan dari hantu, air matanya mengalir karna takut suaranya pun tercekat di tenggorokan, siapa lelaki ini? apakah dia mengenalnya? kenapa bisa masuk ke dalam apartemennya?
pertanyaan itu berputar di kepalanya hingga sebuah kecupan di leher belakang menyadarkannya dan membuat bulu kuduknya berdiri, hawa di sekitarnya menjadi lebih menakutkan karna lampu kamar yang hanya di terangi lampu tidur.

"Ayo tidur sayang, jangan menangis aku akan menjagamu malam ini"

Suara tangisannya keluar begitu saja, ternyata ia ketahuan belum tidur, pelukan ditubuhnya mengerat, rasa takutnya menjadi dua kali lipat ketika Ningning tau bahwa lelaki di belakangnya menyadarinya belum tertidur.

Ningning merasa sangat tidak nyaman dan takut akan hal ini, hatinya terus bertanya tanya meskipun air matanya mengalir tak sederas tadi.

"Tolong lepaskan" cicitnya pelan memohon.

Mine (Obsesi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang