13

800 86 13
                                    

Barang Ningning telah di bereskan, semua tertata rapi di dalam kamar, tempat ini menjadi lebih nyaman dua kali lipat setelah ia pindah, mungkin agak sedikit mengherankan kenapa Ningning tidak membantah lagi perkataan Chenle, ia mengerti cara mainnya lelaki itu hanya ingin di turuti maunya, selagi tidak memberatkan bagi Ningning akan ia turuti, tapi kalau sudah kelewat batas akan ia tolak, tapi sebenarnya penolakan pun berujung dirinya yang menjadi korban seperti kemarin jadi untuk saat ini biarkan seperti ini sampai suatu saat Ningning meminta bantuan pada Renjun dan yang lain.

"Besok aku pulang ke rumah"

"Ya kenapa pamit"

"Mana tau ini terakhir kali kita bertemu"

Gadis itu menampar paha di sebelahnya membuat Chenle meringis kesakitan.

"KDRT!" katanya protes.

"Kamu ngomong sembarangan"

"Ya jangan di tampar juga yang..."

"Kalo kamu mau kemari kabarin ya, kan gak mungkin kamu datang tiba tiba ada Winter dan yang lain disini"

"Aku akan kabari"

"Mau pulang ke rumah orang tuamu?"

"Iya"

"Ada urusan mendadak ya?"

"Enggak, cuma mau lihat Mama pulang ke rumah aja, kata Papa besok Mama pulang sekalian jenguk"

"Oh... gitu, selamat bersenang senang besok"

Chenle tersenyum tipis yang pastinya tidak di lihat oleh gadis itu.



🐭🐭🐭



Bunyi bell apartemen membuat Ningning berlari cepat ke arah pintu, ada tamu yang memang sengaja dirinya undang untuk peresmian apartemen barunya.

"Haiii!!!" sapanya dengan girang.

"Pindahan gak ngabarin" kata Lami dengan wajah di buat cemberut.

"Uluhh uluhh... gak mau ngerepotin kalian sayang" kata Ningning sambil mencubit pipi gadis itu.

Winter yang belum di persilahkan masuk nyelonong begitu saja karna penasaran.

"Gila sih, dapat cowok kaya di mana lo Ning?" tanyanya.

"Tong sampah" jawabnya mengada ngada yang membuat Winter mengeluarkan side eyenya.

"Punya abang gak dia?" tanya Karina "gue mau dong jadi kakak iparnya" katanya heboh.

"Gak tau kak"

"Yah... gak seru"

"Tapi ini besar banget, om om ya?" tanya Winter memastikan lagi.

"Iya" jawab Ningning.

"Lo serius dong" lengannya di tampar oleh Lami.

"Iya gue serius"

"Gue sih ogah kalo om om ngasih beginian" kata Karina.

"Udah diapain aja lo?" tanya Winter penasaran.

"Mulut lo tuh gak bisa di rem ya" balas Ningning "di kasih tanpa minta plus plus FAHAM?" katanya sambil menekankan kata di akhir.

Mine (Obsesi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang