Baru sehari Chenle tinggal di apartemennya, dirinya telah dibuat kelelahan, di suruh inilah itulah minta tolong ambilin ini suapin segala macam, hal itu membuat Ningning jengkel sebenarnya, tapi mengingat Renjun mentrasfer uang ke rekeningnya 10jt ia bisa apa sekarang, itu masih uang muka masih ada sisanya kalau dirinya sabar menghadapi Chenle.
"Ning... badanku lengket, aku mau mandi"
"Maksud lo gue mandiin lo gitu?" tanyanya jengkel dengan wajah datar.
"Terserah mau gimana, pokoknya badanku harus kena air sekarang"
"Gak bisa, kalau mau mandi sana sendiri" balasnya sewot.
"Yaudah, biarin aja kalo lukanya basah, aku sih suka kalo lukanya gak sembuh, bisa lama lama disini"
Mendengar itu otaknya kembali berfikir, benar juga semakin lama lelaki itu disini dirinyalah yang akan semakin susah, ini baru sehari belum lagi hari hari berikutnya.
Handuk telah tergantung di bahunya, sebelum Chenle sampai di pintu kamar mandi gadis itu mencegahnya masuk.
"Gak usah ke kamar mandi ya" cegahnya "badannya di lap aja sementara gue bantu" tawarnya yang membuat Chenle tersenyum menang.
"Oke"
Handuk dan baskom berisi air hangat telah ia siapkan, sementara Chenle sedikit kesusahan melepas pakaiannya karna tangannya di perban, ia meringis ketika jemarinya melengkung menggenggam baju yang di tariknya, melihat hal itu Ningning faham bantuannya sangat di butuhkan disini.
"Biar gue yang tarik, tangannya diangkat ke atas"
Kedua tangannya di angkat ke atas dan Ningning menarik kaos yang Chenle pakai hingga lepas dari badan, sedikit canggung ketika ia melihat badan lelaki itu karna keduanya berbeda jenis kelamin, tapi langsung di tepis oleh Ningning karna dirinya melakukan ini semata mata karna pekerjaan.
"Mau mulai dari mana?"
"Terserah kamu"
"Oke"
Diawali dengan bagian punggung, handuk yang telah di peras disapukan ke punggung Chenle, suhu badannya sepertinya masih hangat.
"Enak gak?" tanyanya karna Chenle hanya diam memejamkan matanya.
Hanya anggukan kepala yang ia dapat sebagai jawaban.
"Kalau airnya terlalu panas bilang ya... biar gue turunin suhunya"
"Bisa gak kita pakai aku kamu?"
"Chenle maunya gitu?"
"Iya"
"Oke, hadap sini bagian belakang kayaknya udah cukup"
Chenle berbalik menghadap Ningning, akhirnya ia bisa melihat wajah gadis itu dari dekat.
"Punya pacar gak?" tanyanya sebelum handuk di tangan Ningning menyentuh dadanya.
"Pacarku gak bakal izinin kamu tinggal disini kalau dia ada"
Lelaki di hadapannya terkekeh.
"Kulitmu bagus" pujinya sambil terus mengusap hingga ke bagian leher.
"Kamu suka?"
Mulutnya terkunci seolah ragu untuk menjawab.
"Kenapa diam?"
"Aku lagi focus" jawabnya mengelak pertanyaan.
Badannya terasa lebih segar setelah tersentuh air, gadis itu kini mengelap bagian lengannya hingga ke bawah, sesekali Ningning menjahili Chenle ketika handuk melintasi ketiak lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Obsesi)
FanfictionKetika seseorang mengikuti dari terbit fajar hingga fajar keesokan harinya terbit lagi.