Renjun mulai mendapat beberapa laporan dari orang suruhannya, Ningning sekarang lebih lengket dengan Chenle, apa yang harus dirinya perbuat sekarang, di satu sisi ia bahagia adiknya itu bisa bahagia tapi di sisi lain dirinya takut Ningning akan tiba tiba meninggalkan Chenle suatu saat nanti.
Beberapa foto Ningning dan Chenle berserakan di atas mejanya, ada rasa haru ketika kembali melihat senyum Chenle, senyum Ningning juga menandakan gadis itu bahagia bersamanya sekarang, jadi apa yang harus Renjun takutkan jika keduanya bahagia menjalani hubungan, mungkin Renjun hanya terlalu khawatir akan Chenle, mungkin kali ini Chenle benar benar mendapatkan kebahagiannya.
"Ningning bisa ngontrol Chenle Jun... jadi stop mata matain adik lo ya" pinta Haechan.
"Oke aku stop sekarang, Chenle udah dewasa dan dia juga punya seseorang yang menyayanginya sekarang"
"Gue lega Ningning gak kenapa kenapa, Chenle gerak cepat banget bawa dia ke tempat lain"
"Dia gak mau gue tau, makanya cepat cepat bawa Ningning, dia takut gue misahin dia sama Ningning sama kayak dulu waktu sama wony, padahal gue gak pernah misahin mereka ortu wony sendiri yang minta mereka di pisahin"
"Sekarang gak perlu gitu lagi, Ningning bisa jaga dirinya dan Chenle bisa mengandalikan dirinya selagi mereka gak di ganggu" kata Haechan yang mendapat anggukan dari Renjun "jadi sekarang lo bisa bebas nyari pasangan sendiri, Chenle udah punya lo kapan?" sindir Haechan.
"Kayak lo punya aja Chan"
"Gue? lo nanya gue?" jawabnya dengan serius pada Renjun.
"Kenapa? punya lo?"
"Enggak sih"
"Yeu... bangsat!"
Haechan terkekeh berlari keluar setelah menggoda Renjun.
🐬🐬🐬
Suho hanya bisa geleng geleng kepala menatap kasur milik Chenle yang memiliki noda darah, ia tau apa penyebabnya tapi ia bisa berbuat apa kalau sang istri belum menerima anak itu, dirinya sudah berlapang dada menerima Chenle dari dulu, tapi istrinya sepertinya belum menerima dengan mudah.
"Ngapain kamu disini?"
"Hanya lihat lihat kamarnya"
"Gak perlu di perhatikan, anak itu bawa sial"
"Itu anak kamu, bukan anakku"
Irine terdiam, Chenle memang bukan anak Suho, tapi tetap saja itu anaknya karna darahnya tetap mengalir pada anak itu.
"Jangan disiksa terus kalau pulang ke rumah, dia juga pasti rindu rumah"
"Melihat wajahnya saja aku benci, dia mirip ayahnya"
"Namanya juga anak dan ayah pasti mirip"
"Jangan di bahas lagi, kamarnya aku suruh bibi bersihkan, bentar lagi kakak pulang ke rumah, jangan sampai anak itu pulang lagi"
"Terserah kamu deh"
Setelahnya suho pergi meninggalkan Irine di depan kamar Chenle.
Joy adalah kakak yang di maksud oleh keduanya, joy melanjutkan studynya di luar negri, bukan keinginannya sebenarnya melainkan keinginan sang Mama, Irine benci ketika melihat anak gadisnya begitu peduli pada Chenle, Joy begitu terlihat menyayangi adik tirinya, Irine benci akan hal itu dan mengirimnya study ke luar negri, setelah itulah Chenle mulai keluar dari rumah utama dan tinggal sendiri di apartemen hingga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Obsesi)
FanfictionKetika seseorang mengikuti dari terbit fajar hingga fajar keesokan harinya terbit lagi.