Pemandangan pertama yang gadis itu dapati ruang tamu yang telah bersih dari pecahan layar tvnya, bahkan Renjun menggantinya dengan baru dan yang lebih bagus, melihat itu Ningning hanya menghela nafas, ia berjalan menuju kamarnya, kamar itu tadi masih di tempati oleh Chenle dan sekarang lelaki itu telah pergi, sedikit sepi memang tapi itu lebih baik.
Ranjangnya ia rapikan, spreinya di ganti agar bekas parfum Chenle tidak membuatnya kesal dan kembali teringat dengan lelaki itu, mengingat uang yang telah di kembalikan Ningning berfikir lagi kapan dirinya akan mendapatkan uang seperti itu dalam waktu singkat, mungkin hanya dalam mimpi karna tak ada pekerjaan yang mudah di jaman sekarang.
Seminggu kepergian Chenle seminggu pula gadis itu tak mendapati lelaki itu di campus, ingin menanyakan pada Renjun tapi takut Chenle kembali berharap padanya, Ningning sebenarnya orang yang peduli makanya mencari keberadaan lelaki itu.
"Kamu akhir akhir ini diam terus, ada masalah?" tanya winter.
"Gak ada masalah apa apa kok, hanya memikirkan sesuatu" jawabnya tersenyum.
"Kalau ada masalah, cerita ya"
"Iya Win..."
"Win" panggil Haechan yang tiba tiba muncul di sebelah gadis itu.
"Abang?"
"Nih uang jajan kata bunda" beberapa lembar uang ia letakkan di meja.
"Makasih abang" katanya tersenyum manis.
"Pulang nanti sendiri ya"
"Kok gitu" protesnya "Win bilangin bunda abang gak mau antar pulang" wajahnya merengut menatap abangnya.
Haechan terkekeh lalu meraup wajah sang adik dengan telapak tangannya.
"Abang mau ke tempat Chenle, mau jenguk"
"Masih sakit?" sahut Ningning refleks.
"Kok kamu tau"
"Ah.. i..itu dengar gosip dari kemarin" kilahnya dengan gugup.
"Sakit apa?" tanya Winter.
"Demam kata Renjun, terus sakit yang lain juga katanya"
"Maksudnya?" kening sang adik mengerut.
"Sakit hati" Haechan tertawa setelah mengucapkan guyonannya kepada Winter.
Gadis itu menendang kaki Haechan karna kesal membuat lelaki itu meringis sakit.
"Yang serius kalo ngomong abang...." geramnya kesal.
"Iya iya... ini serius, abang gak tau sakit apa, makanya mutusin buat jenguk"
"Yaudah kalo gitu, Win nanti pulang naik taksi aja, hati hati abang"
Haechan pergi setelah mengelus kepala sang adik, sementara Ningning jari jemarinya sedari tadi bermain seperti cemas akan sesuatu.
"Kenapa? mau ikut abang jenguk Chenle?" tanya Winter yang membuat Ningning tersentak.
"Hah! eng.. enggak kok"
"Ohh kirain"
🐬🐬🐬
Sementara di kediaman Chenle telah ramai karna ingin melihat keadaannya sekarang.
"Anaknya mana Jun?" tanya Haechan.
"Di dalam kamar, gak mau keluar"
"Sakit apa sih?" tanya Jaemin.
"Panjang ceritanya, yang jelas kumat lagi kayak sama wony dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Obsesi)
FanfictionKetika seseorang mengikuti dari terbit fajar hingga fajar keesokan harinya terbit lagi.