13. Everythings Gonna Be Okay

115 3 0
                                    

Riyonal kini terduduk di atas meja makan dengan makanan yang sudah tersaji di atas meja. Tapi Riyonal tidak kunjung memakan sarapannya. Jarinya malah mengetuk-ngetuk permukaan kaca meja makan, terlihat sedang menunggu seseorang.

Tida lama kemudian Lyora datang  menuruni anak tangga dengan wajah fresh sehabis mandi. Gadis itu menggunakan dress selutut bermotif bunga di bagian bawahnya. Sangat cantik.

Riyonal terdiam terus mengawasi langkah Lyora yang mendekati meja makan. Gadis itu mendudukan dirinya di kursi sebrang Riyonal dengan wajah menatap sekeliling.

Makanan yang tersaji sangat banyak tapi hanya mereka berdua yang memakannya, yang benar saja.

Tanpa mempedulikan hal itu, Lyora mengambil piringnya dan mulai mengisi nasi, lauk pauk tanpa mempedulikan Riyonal yang melakukan hal serupa dengan dirinya karena saat ini Lyora benar-benar sangat lapar.

"Selamat makan!" ucap Lyora dengan bersorak sebelum memasukkan sesendok nasi beserta lauk di dalam mulutnya dan mengunyahnya.

Riyonal yang hendak memasukkan suapan pertama di mulutnya terhenti. Pria itu tersenyum samar sebelum benar-benar memakan makanannya.

Keduanya pun di landa hening karena fokus dengan makanannya sendiri.

Setelah selesai memakan makanannya, Riyonal meneguk tequila di gelas crystal miliknya dan mengambil sapu tangan untuk membersihkan tangannya walau belum kotor karena tadi ia menggunakan sendok.

"Bersiap-siaplah, kita akan pergi setelah ini." Ujar Riyonal dan berdiri dari duduknya meninggalkan Lyora seorang diri. Lyora yang hendak memasukkan suapan terakhir di mulutnya terhenti. Kembali wajahnya mengernyit bingung.

Lyora menghela nafas panjang dan mulai memasukan sendok terakhir ke dalam mulutnya.

***

"Masuk!" titah Riyonal dari dalam kursi kemudi. Lyora tak menjawab, tapi gadis itu tetap masuk ke dalam mobil Riyonal.

Lyora memakai seatbeltnya. Meski tatapannya ke depan, Riyonal tetap memperhatikan aktivitas gadis itu melalui lirikan matanya.

Setelah memastikan bahwa Lyora sudah siap, Riyonal menjalankan mobilnya, meninggalkan mansion mewah bergaya Eropa, menuju markas Godard.

Lyora menatap bahu jalan, hanya keheningan yang melanda keduanya. Baik Riyonal maupun Lyora, keduanya tidak ada yang membuka pembicaraan.

Perjalanan hanya menempuh lima belas menit. Kini mobil keduanya berhenti tepat di sebuha gedung tua. Hal itu membuat Lyora menjadi was-was sendiri. Ia takut jika Riyonal berbuat macam-macam padanya.

Riyonal keluar dari mobil dan berjakn masuk tanpa mempedulikan Lyora yang dengan cepat melepas seatbeltnya, gadis itu berlari mengikuti Riyonal, berjaln tepat di belakang pria itu.

Lyora jadi semakin takut melihat ruangan putih namun kotor itu. Terdapat debu di mana-mana.

Kini langkah Riyonal terhenti ketika menemukan sebuah pintu. Pria itu menekan tombol yang ada di pintu tua itu, tak lama setelah itu pintu itu dengan otomatis pun mulai mendeteksi mata Riyonal. Setelahnya pintu terbuka.

Suasana pertama sangat hening. Tapi ruangan itu itu sangat jauh berbeda dengan rajanga uang baru di lewati oleh Lyora tadi. Ruangan yang saat ini mereka masuki sangat bersih.

Cukup lama terus berjalan di lorong-lorong hingga suara gelak tawa mulai terdengar, Riyonal terus melangkahkan kakinya hingga kini pria itu berdiri tepat di depan para anggota Godard. Semuanya terdiam ketika menyadari kedatangan sang bos besar. Namun pria itu tidak sendiri. Ia bersama dengan seorang gadis.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang