3. What about our new arsenal?

196 4 0
                                    

Lyora menahan napas saat untuk pertamakalinya, setelah tujuh tahun terakhir tidak melihat Riyonal, Akhirnya ia di pertemukan kembali dengan pria itu.

Pria tujuh tahun lalu yang dengan  teganya membunuh Daddy nya dan Abang nya di depan matanya sendiri. Mata Lyora menajam ketika tatapan keduanya bertemu. Matanya mulai memanas, ia tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Riyonal.

Kedua tangan gadis itu mengepal hingga buku-buku jarinya memutih, menunjukkan seberapa dendamnya ia pada Riyonal. Napasnya memburu, bahkan ia tidak lagi mempedulikan arahan dari fotographer yang terlihat bingung menatapnya.

"Sepertinya dia butuh istirahat sekarang." Ujar Lea yang sedaritadi terus memperhatikan Lyora yang sepertinya ada yang sedang tidak beres dengannya.

"Tapi pemotretannya belum selesai,--"

"Bisakah di tunda nanti saja! dia sedang lelah sekarang dan sangat butuh istirahat. Kalian mengertilah!" sela Lea dengan suara yang sedikit naik beberapa oktaf.

Para karyawan yang ada di sana juga fotografer dengan terpaksa menurut dan beristirahat untuk sementara waktu.

Lea dengan perlahan mendekat, ia memegang bahu Lyora, berusaha menenangkan Lyora. Ia tau jika Lyora sedang tidak baik-baik saja untuk sekarang.

"Aku tidak apa-apa. Kita lanjutkan saja pemotretannya." Potong Lyora dengan cepat membuat para karyawan yang sempat menghilang di balik pintu jadi terhenti ketika mendengar ucapan Lyora ditengah ke heningan yang mendera.

Lyora pun mulai kembali melakukan pemotretan dengan berusaha tersenyum. Ia ingat bahwa ia harus bersikap profesional dalam bekerja. Lagipula ia juga di bayar. Lyora tetap berusaha untuk tidak mempedulikan keadaan Riyonal yang masih terus menatapnya dengan tatapan intens.

Lyora melakukan berbagai pose di depan kamera sambil menunjukan senyum terbaiknya juga mengganti beberapa yang akan di iklan kan nya.

Hal itu terus-menerus ia lakukan sampai sesi pemotretannya selesai. Sesekali Lyora melirikan matanya menatap ke arah pintu untuk melihat apakah Riyonal masih ada di sana atau tidak. Lyora di buat sedikit kaku  ketika baru sadar jika Riyonal ternyata masih berada di sana.

"Lyora, sesi pemotretannya sudah selesai. Hasilnya sangat memuaskan. Terimakasih. Sekarang kau sudah bisa istirahat. Kita lanjutkan lagi besok." Ujar sang fotografer sambil melihat-lihat hasil gambarnya.

Lyora mengangguk kecil sebagai balasan. Gadis itu pun mendekati sofa pengistirahatan untuk mengambil slinbagnya yang di tadinya di lemparnya dengan asal di sana. Kemudian, gadis itu segera berlalu dari sana.

Lyora menghentikan langkahnya sejenak ketika Riyonal menahan lengannya yang akan segera berlalu. Tatapan Lyora mengadah ke atas, menatap Riyonal yang juga sedang menatapnya. Aroma citrus mulai tercium di indra penciuman Lyora, gadis itu sedikit di buat merinding ketika melihat aura memikat yang keluar dari tubuh Riyonal yang memabukkan serta tatapan tajamnya yang mengintimidasi. 

Lyora di buat menahan napas, namun gadis itu tetap berusaha untuk menormalkan diri nya. Ia berdehem pelan sebelum mengangkat sebelah alisnya bermaksud mempertanyakan maksud Riyonal menahan lengan nya. Lea yang juga berada di belakang Lyora di buat terheran melihat aksi Riyonal yang terkesan tiba-tiba itu.

Riyonal yang baru sadar dengan apa yang dilakukannya pun dengan cepat melepas tangannya yang memegang tangan Lyora dan segera berlalu menginggalkan gadis itu, mendekati Sanga fotografer.

Lyora di buat terdiam ketika menyaksikan aksi aneh Riyonal, gadis itu menatap tajam sesaat sebelum benar-benar pergi dari ruang pemotretan.

Riyonal memasukan kedua tangan nya di dalam saku, setelah beriditi tepat di hadapan sang fotografer yang masih belum menyadari keberadaan nya, ia terlalu fokus melihat-lihat hasil gambarnya.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang