18. Drunker

126 2 0
                                    

Satu Minggu kemudian ....

Lyora memasuki mansion mewahnya. Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang keluarga, melempar asal slinbag nya juga  stiletto yang dia kenakan seraya memijit kakinya yang terasa pegal. Hari ini ia sungguh lelah karena pemotretan tiada henti, ia harus menggunakan semua pakaian luncuran terbaru dari perusahaan George.

Gadis itu mengehela napas panjang, Lyora menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dan memejamkan mata.

Suara mesin mobil yang terparkir mengalihkan atensi Lyora. Gadis itu membuka matanya yang sempat terpejam, menunggu siapa yang datang.

"Lyora!" ujar Lea yang baru datang dengan mendekati gadis itu.

Lyora menaikan sebelah alisnya,

"Ada apa ?" Lyora menjawab dengan raut datar. Jika Lea datang tak terduga seperti sekarang ini, Lyora taua

Lea tertawa, gadis itu menggaruk keningnya, "Apa begitu terlihat."

Lyora menggeleng, "Hanya saja, aku tau kebiasaan burukmu itu."

Lea terkekeh kecil, menggaruk kepalanya sebelum benar-benar berbicara, "Baiklah, aku tidak ingin berbasa-basi lagi. Aku ingin mengajakmu ke--" Lea tersenyum manis,

"club."

Lyora membelalak lebar, "Tidak! Aku tidak mau ke club!" tolak Lyora dengan wajah tidak suka.

"Ayolah! Sesekali kita bersenang-senang! Kau jangan terus-menerus berdiam diri di mansion seperti ini." Rayu Lea sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tidak mau!" tolak Lyora mentah-mentah, gadis itu meraih stiletto dan slinbag miliknya, membawa ke dalam kamar.

"Kau tidak bosan di rumah terus?"

Lyora tak menggubris ucapan Lea, gadis itu terus melangkahkan kakinya menaiki undakan tangga untuk menuju kamar. Lyora melempar tubuhnya di atas ranjang, dia benar-benar lelah sekarang.

Lea menatap Lyora dengan wajah cemberutnya, gadis itu mendudukan dirinya di kursi meja rias Lyora seraya memandang gadis itu dengan bibir cemberut.

"Pulanglah!" usir Lyora seraya memejamkan matanya.

"Aku tidak mau sebelum kau ikut denganku!" tolak Lea dengan menumpukan kepalanya di atas dagu. Terus memperhatikan Lyora yang sedang memejamkan matanya.

Satu menit, dua menit, Lyora membuka matanya, gadis itu membuka matanya, melirik Lea yang saat ini tengah menatapnya dengan wajah masam.

Lyora terkekeh geli melihat wajah Lea, gadis itu mendudukan dirinya.

"Pergilah!"

"Not."

"Baiklah, kalau begitu aku tidur, selamat malam." Setelah mengucapkan kata itu, Lyora memejamkan matanya.

Lea yang benar-benar kesal pun mulai berdiri dari duduknya untuk mendekati Lyora. Lea menghembuskan nafasnya dengan kencang sebelum mengeluarkan suara mautnya.

"Lyora BANGUNLAH!"

Lyora tersentak kaget, gadis itu memegang jantungnya yang berpacu sangat cepat.

"Oh ya Tuhan, kau hampir membuatku mati!"

Lyora menatap Lea dengan berkilat marah, sedangkan Lea balas menatao Lyora dengan tatapan sengit sekaligus kesal.

Lyora mengelus dadanya, gadis itu menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Baiklah, tapi hanya kali ini." Senyum Lea dengan perlahan merekah mendengar itu, bibirnya tersungging mania ke atas, sedangkan bibir Lyora cemberut ke bawah.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang