20. Lake

127 1 0
                                    

Ruangan yang kemarin malam gelap sekarang mulai terang. Cahaya matahari menembus jendela kaca yang berada tidak jauh dari dari ranjang tempat sepasang insan masih tertidur nyenyak.

Perlahan mata Lyora mulia terbuka. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya merasa silau karena terangnya sinar yang mulai memancar.

Bangun tidur kali ini tidak seperti bangun tidur biasanya. Kali ini ada seseorang yang memeluknya sampai membuatnya tidak bergerak.

Lyora terdiam sebentar, gadis itu memandangi wajah tampan Riyonal yang tengah tertidur. Lyora mengernyikan dahinya bingung. Kenapa Riyonal bisa ada disini?

Matanya beralih menatap tubuh bagian atas Riyonal yang terbuka, matanya sedikit melebar, gadis itu menatap pakaiannya. Siapa tau Riyonal benar-benar berbuat macam-macam padanya kemarin malam.

Lyora mengehela napas lega ketika pakaian yang di pakainya kemarin masih utuh.

Kemarin?

Lyora mengerutkan keneningnya, mencoba mengingat-ingat apa yang di lakukannya kemarin sampai-sampai Riyonal tidur dengannya di sini.

Lyora menggigit bibir bawahnya ketika ingat apa yang di lakukannya kemarin. Ya Tuhan ... Ternyata ia memiliki sisi liar yang terpendam dan langsung keluar hanya karena meminum seteguk cocktail?

Lyora melepas selimut yang membungkus tubuh mereka berdua, lebih tepatnya yang membungkus dirinya, juga melepas tangan Riyonal yang sedaritadi melingkar erat di perutnya. Gadis itu turun dari ranjang untuk membersihkan diri. Lyora sangat malu sekarang. Apa ia cukup agresif kemarin malam?

Riyonal memandangi gadis itu dari jauh, ia memang sudah bangun sedari tadi. Hanya saja ia masih belum ingin membuka mata.

Tak lama menunggu, kini Lyora keluar dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Lyora berhenti sejenak ketika menemukan Riyonal tengah terduduk mengatapnya dengan alis terangkat. Lyora memandangi tubuhnya sejenak sebelum menepuk pelan keningnya.

Lyora dengan cepat mengambil pakaiannya di dalam lemari dan hendak masuk ke kamar mandi kembali, tapi niatnya ia urungkan ketika melihat Riyonal kini berjalan mendekati.

Pria itu berdiri menjulang tinggi di hadapan Lyora. Riyonal memandangi tubuh gadis itu dari bawah ke atas dengan tatapan yang tetap datar. Lyora menggigit bibir bawahnya terlihat malu.

"Kau di sini saja. Aku yang akan pergi ke kamar mandi." Setelah mengucapkan itu, Riyonal langsung berlalu dari hadapan gadis itu. Tak lama masuk di sana, suara gemericik air pun terdengar.

Lyora menghela napas panjang, dan dengan cepat gadis itu mengganti pakaiannya sebelum Riyonal kembali keluar dari kamar mandi.

Lyora kini memandangi dirinya di depan cermin meja riasnya, gadis itu mengambil sisir dan menyisir rambutnya yang masih basah. Sebagai polesan terakhir, Lyora memakai bedak di wajahnya.

Selesai.

Gadis itu tersenyum manis, memandangi dirinya yang sudah selesai mandi. Ah! ia sangat segar sekali pagi ini.

Ceklek!

Lyora menoleh, menatap Riyonal yang baru keluar dari kamar mandi.

Lyora tersenyum manis menatap pria itu, Riyonal semakin hari semakin tampan saja. Bukannya balas tersenyum Riyonal malah menaikna alisnya dan berjalan keluar dari dalam kamar.

Lyora yang melihat itu tersenyum kecut, gadis itu berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Riyonal yang saat ini melangkahkan kakinya menuju dapur.

Riyonal mendudukan dirinya di kursi meja makan, menatap Lyora yang saat ini juga ikut mendudukan dirinya di kursi seberang pria itu.

Love From MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang