CHAPTER 11

3K 302 8
                                    

Haii.... Author kembali...
Mohon maaf karena beberapa hari kemarin mamii sibuk dengan pekerjaan....

Semoga kalian masih menunggu kisah ini

------

Freen POV

Calon suami? Dia bercanda?? Haruskah aku tertawa mendengarnya? Aku melihat Becky memukulnya dengan lembut dan berkata, "Dia adalah sahabatku sejak kami masih memakai popok, orang tua kami sangat dekat satu sama lain, tapi kita sudah tidak saling bicara atau bertemu lagi sejak kami sekeluarga pindah ke Inggris. Jadi sampai jumpa lagi oke Nop? Aku akan mengirimi kamu pesan. Jangan khawatir kita bisa bertemu lagi, dan sampaikan juga salam kepada paman dan bibi." Dia mengucapkan selamat tinggal dan memeluk pria itu. Aku bisa melihat raut wajah kecewa pada pria itu saat kami pergi.

Semenjak meninggalkan mall tadi, aku samasekali tidak mengatakan apapun pada Becky. Aku hanya fokus mengemudi dan berusaha untuk tidak memikirkan pria tadi, apakah dia benar-benar tunangannya Becky? Jika dipikir-pikir Becky tidak pernah mengatakan apapun tentang tunangan pada setiap wawancara nya. Benar, karena sudah menjadi stalker Becky semenjak hari pertama kami bertemu. Akhirnya kami sampai di gedung perusahaan ku dan kami langsung menuju tempat parkir pribadi dan naik lift khusus untuk naik ke penthouse milikku.

Di Penthouse

Becky POV

Kenapa dia menjadi begitu pendiam? Apakah terjadi sesuatu di kasir? Dia mengerutkan keningnya setelah membayar barang belanjaan. Dia membawa semua kantong belanjaan dan juga membantu saya masuk, namun dia masih saja diam dan seolah tidak berniat mengajakku bicara sama sekali. Jadi aku memutuskan untuk memulai pembicaraan dengannya

"P'Freen apa kamu lelah? Kenapa kamu diam saja sejak tadi? Apa kamu mau beristirahat dulu?"

Dia hanya menyuruhku untuk beristirahat di ruang tamu dan dia akan menemui ku kembali nanti, sehingga aku bisa mengembangkan tenagaku sambil beristirahat. Dia kembali ke tempat parkir dan mengambil barang-barang ku.

"P'Freen maafkan aku karena tidak bisa membantumu membawa barang-barang ku. Terima kasih karena telah memperlakukan dan menjagaku dengan baik." Aku mencobanya berbicara dengannya lagi.

"Tidak apa-apa, kamu adalah adikku, jadi aku akan menjagamu. Kemari lah aku akan mengajakmu berkelok penthouse ku." Ucapnya, wow... Penthouse ini besar sekali, ukurannya bahkan tiga kali lebih besar daripada apartemen ku. Syukurlah tidak ada tangga di Penthouse ini, sehingga aku tidak terlalu kesulitan untuk bergerak disini.

Bagian terakhir dari tour ini adalah kamarku, "Becky ini akan menjadi kamarmu, kamar ini dekat dari dapur dan juga ruang tamu. Jadi kamu tidak akan kesulitan untuk kembali ke kamarmu." Ucapnya.

"Pergilah mandi, aku akan ke dapur untuk menyiapkan makan malam kita. Apakah kamu suka Spaghetti Carbonara?" Tambahnya, kenapa dia begitu galak dan badmood hari ini?

Setelah dia pergi, aku merapikan barang-barang ku, hanya dalam setengah jam kamar tamunya sudah berubah jadi kamarku. Kemudian aku mandi cukup lama karena aku belum terlalu terbiasa menggunakan kruk. Setelah selesai mandi, aku mencoba meraih kruk ku, namun aku malah menjatuhkannya.  Kemudian aku mendengar pintu kamar mandi ini di ketuk, ketika aku membukanya dia menerobos masuk dan membuatku terkejut sehingga hampir terjatuh. Untunglah dia memiliki refleks yang bagus sehingga dia menangkap ku tepat waktu.

Freen POV

Ini sudah 2 jam dan dia masih belum keluar dari kamarnya. Aku harus memeriksanya tapi aku masih marah padanya, karena dia seharusnya mengatakan bahwa dia telah bertunangan. Aku mendengar sesuatu terjatuh di kamar mandi jadi aku berlari ke kamar mandi dan menerobos masuk. Becky muncul dengan menggunakan handuk di hadapanku, dia hampir terjatuh jadi aku menangkapnya. "Apa kau baik-baik saja? Aku pikir terjadi sesuatu padamu karena aku mendengar sesuatu terjatuh di dalam." Tanyaku sambil tetap memeluknya.

"Aku baik-baik saja P'Freen, suara yang tadi kau dengar adalah suara kruk ku yang terjatuh." Wajahnya memerah mungkin karena dia hanya menggunakan handuk. Jadi aku menggendongnya seperti pengantin dan membaringkannya di tempat tidur. Kemudian aku kembali ke kamar mandi untuk mengambilkan kembali kruk nya. "Ini pakailah pakaianmu lalu kita makan malam." Sebelum pergi aku mencium keningnya, oh tuhan entah kenapa aku hobi sekali mencium keningnya.

-

Saat makan malam, tidak ada yang berbicara diantara mereka berdua. Mereka hanya makan sambil menonton Care Bears. Ini adalah keheningan yang menenangkan bagi mereka berdua, sampai akhirnya suara telepon memecahkan keheningan itu. Itu adalah telepon milik Freen dan dia menjawabnya.

"Hallo? Nenek? Ya aku baik-baik saja. Tante Jaja yang memberitahu nenek kan? Yaa... Aku akan tinggal di Penthouse sementara ini. Oh... Nenek lagi di UK sekarang? Bawakan aku sekotak makanan khas UK saat pulang nanti oke? Oh... Bukan apa-apa, aku hanya tiba-tiba menginginkannya.... Sampai jumpa lagi Nek, jaga dirimu... Iyaa aku juga sangat menyayangi nenek."

Setelah memutuskan panggilannya, Freen kembali menemui Becky. Namun dia melihat bahwa kepala Becky hampir terjatuh, jadi Freen segera meletakkan kepala Becky di bahunya kemudian dia kembali menonton Care Bears. Dia benar-benar ingin mengenalkan Becky lebih dalam. Jika Care Bears adalah salah satu siaran favoritnya, makan Freen harus ikut menonton nya. Setelah beberapa saat tampaknya Becky terbangun dan berkata.

"Ahh... Apakah aku ketiduran?"

"Apakah kamu masih mengantuk? Mau pindah ke kamarmu saja?"

"Aku hanya ingin beristirahat, namun aku tidak mengantuk lagi."

"Baiklah, kalau begitu biar aku bantu kamu."

Di Kamar Becky

Sebelum Freen meninggalkan kamar Becky, dia meraih lengan Freen dan berkata. "Maukah kamu tinggal sebentar? Bisakah kita bicara?" Kemudian Freen kembali duduk di tempat tidur Becky.

"P'Freen.... Bisakah kau jujur padaku? Kenapa kau menjadi lebih diam sejak pulang dari mall? Apa kamu marah padaku? Apa aku berbuat salah? Apa kamu lelah merawat ku?" Ucap Becky hampir menangis..

"Sejujurnya aku juga tidak mengerti kenapa aku marah karena kamu tidak mengatakan bahwa kamu telah bertunangan dengan pria itu. Kurasa aku cemburu dengan kedekatan mu dengan pria itu. Aku juga ingin kita bisa sedekat itu juga. Becky.... Aku ingin menjadi segalanya bagimu, seolah kamu adalah rumah yang aman bagimu, kamu memberikan kenyamanan dalam hidupku yang sepi." Freen memeluk Becky setelah menyatakan hal itu.

"P'Freen..... Dia bukan tunangan ku. Dia hanya menggoda mu. Memang benar saat masih kecil kami pernah berjanji akan menikah saat sudah dewasa. Tapi kami sudah membacanya lagi, bahwa aku hanya bisa menganggapnya sebagai sahabat." Becky menatap mata Freen yang terlihat sedih itu. Mata itu seolah berteriak bahwa dia memiliki perasaan cinta yang sangat besar pada Becky.

"Benarkah? Apakah kamu menyukai dia? Ataukah kamu pernah berpikir untuk hidup bersamanya dimasa depan nanti?"

"Tidak P'Freen... Aku tidak berpikir seperti itu."

"Jadi apakah kamu mencintai aku? Saat mabuk kamu bilang bahwa kamu menyukai aku. Apakah itu benar?" Tanya Freen dengan polos.

Becky melebarkan matanya, dia sangat terkejut karena dia mengatakan hal itu. Kemudian Freen menatap bibir Becky, sangat jelas bahwa saat ini dia ingin menciumnya. Freen semakin mendekatkan wajahnya pada Becky, sedangkan Becky menutup matanya dan beberapa saat kemudian dia merasakan bibir Freen di bibirnya. Meskipun itu hanyalah sebuah kecupan, bibir mereka masih menempel satu sama lain. Kemudian mereka saling memandang dengan tersipu.

"Tentu saja aku mencintaimu P'Freen..."

- BERSAMBUNG -

The CEO and the artistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang