CHAPTER 42

1.9K 186 3
                                    

Hai para pembaca yang masih setia di lapak ini, semoga terhibur ya denga tulisanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai para pembaca yang masih setia di lapak ini, semoga terhibur ya denga tulisanku.

Selamat membaca

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Freen POV

"Babe, aku ga mau selimut. Kemarilah dan peluk aku." Ucapnya dengan suara beratnya yang terdengar seksi di telingaku. Dan tentu saja aku tidak bisa mengatakan tidak pada kekasihku ini.

"Baiklah sayangku, tapi kamu harus makan malam dulu lalu minum obatmu. Setelah itu aku akan memelukmu sepanjang malam."

Dia cemberut mendengar penolakan ku dan membalikkan badannya menghadap sandaran sofa. Aku menarik tubuhnya kembali dan mencoba mencium bibirnya, tetapi dia menutup mulutnya. Aku cukup heran kenapa dia menolak untuk di cium? Apakah dia kesal karna aku tidak mau memeluknya?

"Aku tidak ingin kamu tertular sayang, karena aku tau daya tahan tubuhmu cukup lemah. Jadi kita baru bisa berciuman setalah aku sembuh." Jelasnya.

"Kalau begitu segeralah sembuh dan minum obatmu dengan teratur, aku sudah tidak sabar untuk mencicipi bibirmu lagi."

Kemudian aku pergi ke dapur dan menyiapkan semangkuk sup ikan yang hangat untuk Becky, setelah memastikan sup itu cukup dingin untuk dimakan, aku menyuapinya dengan penuh kasih sayang.

Sepertinya Becky kehilangan selera makannya, karena dia mengatakan apapun yang masuk ke dalam mulutnya terasa hambar. Namun aku meminta becky untuk sedikit bersabar dan menghabiskan makanannya agar segera sembuh.

"Sayang besok aku harus kembali bekerja, karena besok adalah hari terakhir syuting. Aku ingin kamu ikut bersamaku pada acara makan malam besok, dan Khun Tharn juga akan mengajak kekasihnya bergabung. Dan aku juga ingin memperkenalkan kamu kepada mereka semua." Ucap Becky. Aku mengangguk setuju dengan undangan itu, karena aku juga ingin berterima kasih pada semuanya orang di projek itu sudah bersikap baik terhadap kekasihku.

Kemudian aku menceritakan pada Becky bahwa saat aku menjemputnya tadi, aku sempat berbincang sebentar dengan Khun Tharn. Namun ternyata Becky tahu aku sempat berbincang dengan rekannya itu, hanya saja karena kondisinya yang berada di bawah pengaruh obat flu yang ia minum sebelumnya, Becky jadi kesulitan untuk sekedar membuka matanya.

The CEO and the artistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang