CHAPTER 6

3.3K 315 7
                                    

Freen POV

Sesaat setelah saya melihat Becky tertidur, aku menelepon asisten ku P'Nam untuk mengundur wawancara kami besok menjadi lusa. Karena aku tidak ingin artisku bekerja dalam keadaan seperti ini.

"Halo... P'Nam? Bisakah kau undur acara wawancara untuk majalah besok menjadi lusa? Artis kita tampak kurang sehat, dan aku tidak mungkin membiarkan dia bekerja dalam keadaan seperti ini. Dia cukup lemah, dan kurasa ini juga salahku, seharusnya aku menyewa kolam yang hangat." Kataku pada P'Nam

"Tentu, tidak masalah. Aku akan menelepon pewawancara nya. Tapi tunggu dulu!! Apa kau sedang bersama dia sekarang?? Ohoo..... Pergilah dan rawat dia dengan baik." Aku bahkan bisa membayangkan ekspresi nya yang sedang menggodaku saat ini. Aku hanya memutar mataku meskipun dia tidak bisa melihat nya saat ini.

"Terserah saja!! Terima kasih!! Sampai jumpa." Aku segera mengakhiri panggilannya sebelum dia mulai menggodaku lagi. Dia benar-benar mengenal ku dengan baik, aku rasa dia juga menyadari bahwa aku menyukai Becky... Apakah perasaan ku begitu jelas terlihat?

Setelah mengakhiri panggilannya, aku kembali dan memeriksa Becky, suhu badannya benar-benar sangat tinggi. Kemudian aku langsung menyiapkan baskom berisi air. Aku mulai menyeka keningnya dengan kain yang sudah aku basahi dengan air di baskom tadi, kemudian aku menyeka bagian lehernya dan lanjut ke lengannya sampai akhirnya aku menyeka bagian kakinya.

Setelah selesai mengelap tubuh Becky dengan kain basah, aku menyadari bahwa dia masih menggunakan pakaian sebelumnya. Aku mencari piyama nya di lemari, kemudian aku mengatakan pada diriku sendiri "Tidak apa-apa Freen, kamu sudah melihatnya di kolam tadi. Bahkan kamu juga telah mandi bersama tadi. Ini hanya mengganti pakaiannya saja, tidak lebih."

Sekarang aku bisa melihatmu tidur dengan nyenyak, kemudian aku melihat jam dan ternyata sudah tengah malam. Aku menarik bangku dan duduk di sebelah tempat tidurnya, karena dengan cara itu aku dapat memonitor suhu tubuhnya dengan baik. Aku tidak sadar kapan aku tertidur sampai akhirnya aku mendengar dia berkata..........

Becky POV

Aku terbangun dari tidurku karena sinar matahari yang menyinari wajahku dari celah di jendela kamarku.

"Ooh tidak!!! Ini sudah pagi!! Aku harus pergi bekerja!!!" Aku duduk dengan cepat sambil berteriak sampai aku merasakan kehadiran seseorang di sebelahku.

"Apakah kamu sudah bangun?" Ucapnya dengan suara parau khas orang yang baru bangun tidur.

"Eehh.... Selamat pagi... Apakah kamu semalam menginap disini dan merawat ku semalaman?" Aku bertanya padanya.

"Tidurlah lagi, ataukah kau mau menungguku untuk menyiapkan sarapan untukmu agar kamu bisa meminum obatmu? Kamu tidak keberatan kan jika aku menggunakan dapurmu? Dan juga, kamu tidak perlu bekerja hari ini, aku sudah meminta P'Nam untuk mengundur wawancara kita." Dia berkata sambil berdiri.

"Aku sama sekali tidak keberatan jika kamu ingin menggunakan dapurmu, pakai saja apa yang ingin kamu gunakan di sini. Sekali lagi terima kasih banyak, dan maaf telah merepotkan mu" Jawabku dengan malu-malu.

Kemudian ketika aku melihatnya menuruni tangga, aku menelepon manajer ku. "P'Sheng......" Namun sebelum aku sempat mengatakan apapun, dia sudah tahu apa yang ingin aku katakan padanya. "Ya.. aku sudah tahu. Khun Freen sudah menelepon ku tadi malam. Dia mengatakan padaku bahwa kamu sakit, dan membatalkan jadwal mu hari ini. Dia juga mengatakan padaku bahwa dia kan merawat mu hari ini. Dia juga bertanya padaku apa yang harus dia lakukan untuk merawat mu yang sedang sakit. Jadi aku rasa dia sekarang sedang membuat sup untukmu. Ngomong-ngomong aku sekarang ada di kantor, telepon aku jika kamu butuh sesuatu, oke?" Kemudian P'Sheng menutup teleponnya.

Aku mencium aroma yang enak dari bawah. Dan aku melihatnya sedang mempersiapkan sarapan untuk kami di meja makan. Tapi sebelum dia melihatku, aku berlari ke toilet untuk merapikan rambut dan menyikat gigiku. Aku menatap wajahku di pantulan cermin itu, kenapa aku harus tersipu? Apakah ini karena demamku? Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, sampai akhirnya dia mengetuk pintu dan berkata......

"Nong Beck....? Apa kau baik-baik saja?? Kamu butuh bantuan?"

"Aku baik-baik saja... Aku akan segera keluar sebentar lagi.."

Setelah aku menggunakan skincare pagi ku, aku keluar dari toilet. Aku melihatnya menungguku di meja makan. "Hei.. ayo makan sebelum dingin. Bagaimana keadaan mu sekarang? Apa kau masih pusing?" Dia bertanya dengan nada khawatir. Aku melihat dia masak banyak pagi ini, dan tentu saja ada sup hangat disana.

"Aku rasa aku sudah jauh lebih baik sekarang. Terimakasih telah menjagaku semalaman dan juga untuk sarapannya... Ini pertama kalinya seseorang memasak untukku semenjak aku pindah ke Thailand."  Wow.... Masakannya sangat lezat. Bahkan lebih enak daripada masakan ibuku. Aku semakin mengenalnya sekarang, mungkin dia tampak dingin diluar namun begitu hangat di dalam. Dia adalah seorang yang perhatian, dan yang paling penting dia sangat pandai memasak. Dia akan menjadi istri yang baik, istriku yang baik. Oh... Tunggu!! Apa yang kau pikirkan Rebecca Patricia Armstrong!!!

- BERSAMBUNG -

The CEO and the artistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang