CHAPTER 27

2.3K 203 13
                                    

Becky POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Becky POV

Setelah selesai meeting dengan P'Irin, kami langsung pulang karena kata P'Freen dia memiliki meeting online jadi dia saat ini berada di ruang kerjanya. Aku merasakan bahwa saat ini P'Freen sedang tidak mood untuk berbicara dan aku hanya akan membiarkannya sendiri untuk sementara waktu.

Saat ini sudah masuk waktu makan siang dan aku pun mulai lapar. Ketika aku memeriksa kulkas, tapi tidak ada apapun disana. Sebaiknya aku meminta P'Freen untuk menemaniku membeli bahan makanan. Dan untuk sekarang haruskah aku memesan makan siang untuk kami berdua? Mungkin aku bisa menggunakan aplikasi OHO untuk melakukan layanan antar makanan.

*DING-DONG*

Ahhh... Sepertinya kurirnya sudah tiba, mereka lebih cepat daripada yang aku bayangkan. Aku segera berjalan menuju tangga, namun aku kehilangan keseimbangan ku. Aku aka jatuh lagi, aku menutup mataku rapat-rapat"aarghh...!!" Tapi kenapa aku belum merasakan sakit? Aku malah merasakan sesuatu yang lembut menangkap tubuhku.

"Hati-hati sayang, untung saja aku tadi keluar saat mendengar bel pintu dan melihatmu berlari menuruni tangga. Kamu tampak tergesa-gesa, sehingga aku khawatir kamu bisa terjatuh lagi. Ternyata tebakanku benar, untung aku bisa menangkap mu tepat waktu."

*DING-DONG*

Suara bel pintu kembali berbunyi dan kali ini menarik perhatian P'Freen. "Kamu memesan makanan?" Aku hanya menganggukkan kepalaku, kemudian P'Freen menggendongku dan membantuku duduk di sofa. Dia benar-benar kuat untuk ukuran tubuh yang mungil itu. Dia terlihat sangat keren dengan sikapnya yang seperti itu. Aku hampir lupa bahwa aku harus membayar makananku. Aku berdiri dan berjalan ke arah pintu, namun aku melihat sesosok pria yang sangat familiar bagiku.

"Richie!!!"

"Oh haii adikku, jadi username itu benar namamu. Aku fikir itu hanya penggemar yang menggunakan namamu." Dia tampak begitu lelah dengan senyuman hangat itu.

"P'Freen.... Dia kakak ku, bolehkah aku membawanya masuk?" Aku meminta izin kepadanya terlebih dahulu karena aku ingat betapa marahnya dia ketika aku mengundang Non masuk ke kondominiumnya dulu.

"Tentu saja, kami Richie kan? Anggap saja rumah sendiri. Aku akan menyiapkan makanan yang baru saja dia pesan." Kemudian P'Freen pergi ke dapur meninggalkan kami berdua di ruang tamu.

"Wow, kamu benar-benar hidup seperti seorang putri." Ucap kakak ku sembari melihat sekeliling rumah. "Aku sudah mencoba menelepon kamu tapi tampaknya kamu telah mengganti nomer ponselmu, begitu pula dengan aku."

"Bukankah ibu bilang kamu sedang berada di Jepang? Apa yang kamu lakukan disini? Dan ngomong-ngomong wanita itu adalah kekasihku, dan ini adalah rumahnya. Ayah dan ibu juga sudah tahu tentang kita."

The CEO and the artistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang