Rosè duduk di salah satu kursi pojok kafe tempat Jisoo bekerja.
Sambil mengerjakan tugasnya di laptop, sesekali Rosè mengamati Jisoo yang mondar mandir sembari tersenyum ramah kepada semua pelanggan yang ada.
Senyuman Jisoo rasanya sehangat mentari, bukan hanya pelanggan yang sedang dilayaninya yang ikut tertular senyum manis Jisoo. Rosè pun secara tak sadar tersenyum mengamati perawakan tinggi itu.
Sadar jika Jisoo akan menghampiri dirinya, Rosè segera berpura-pura kembali sibuk pada laptopnya.
"Kamu beneran belum laper? Mau pesen makanan berat nggak?"
Rosè mencoba menimang, kalau boleh jujur daritadi dia memang sudah lapar, menunggu Jisoo selama kurang lebih 3 jam hanya ditemani secangkir kopi vanilla late.
"Sekarang kayaknya udah laper deh."
"Kalau gitu mau pesan apa? Biar langsung saya buatkan."
"Menurut lo yang enak apa?" Tanya Rosè meminta rekomendasi, jujur saja ia tak pernah mendatangi kafe tempat Jisoo bekerja ini karena jaraknya yang tak dekat dengan kampus maupun rumahnya.
"Jadi pacar saya," entah becanda atau serius tapi ekspresi Jisoo keliatan gak becanda. Rosè menatapnya aneh.
"Serius!"
Jisoo tertawa, "maaf, becanda tadi."
"Em kalo yang—"
"Apa aja deh, asal lo yang masakin."
◇
"Saya takut dimarahin ayah kamu lagi," Jisoo bener-bener khawatir sama nasibnya nanti, dia gak main-main kalo takut sama ayahnya Rosè yang tentara itu.
"Ayah lagi ada dinas ke luar kota, gue udah izin sama bunda." Ucap Rosè enteng, tapi itu gak ngurangin rasa khawatirnya Jisoo.
Jisoo liatin Rosè yang cuman pake kaos oblong lengan pendek. Dia langsung lepasin jaket denim miliknya terus dikasih ke Rosè, "dipake jaketnya, nanti kamu masuk angin."
Rosè bengong bentar, dia nunduk bikin rambutnya ngehalangin wajahnya yang sekarang lagi nahan buat gak senyum.
Rosè nerima jaket yang Jisoo kasih dan langsung dia pake, dan siapa sangka jaketnya malah jadi kerasa kebesaran di dia? Padahal kalau dipikir-pikir tinggi mereka gak jauh beda.
"Kamu serius mau mampir ke kostan saya dulu?" Tanya Jisoo lagi, memastikan.
Rosè mengangguk yakin, membuat Jisoo menghela nafas pasrah saja. Kemudian tak lupa Jisoo memakaikan helm miliknya seperti biasa dan dirinya hanya mengenakkan topi kesayangannya.
"Nanti kalo kamu masuk angin, bilang ya? saya siap tanggung jawab kok." Kata Jisoo kemudian naik motor kesayangannya diikuti Rosè juga.
Rosè memukul bahu Jisoo dan tertawa renyah, bertanggung jawab katanya? Kayak hamil aja!
"Ngawur mulu lo!"
Jisoo ikut tertawa menyadari apa yang baru saja ia katakan.
Kemudian Jisoo segera malajukan motornya dengan kecepatan sedang, karena udara malam tak dipungkiri memang dingin apalagi mereka naik motor.
"Boleh saya nanya gak?" Ujar Jisoo sedikit berteriak karena suasana kala itu cukup bising dan ramai kendaraan maupun orang-orang di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo•
Fiksi Penggemar𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊-𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓.