10. menyukaimu itu sederhana.

818 125 21
                                    

Jadi, gini;

Jadi, Jisoo sudah duduk di teras rumah Rosè sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jadi, Jisoo sudah duduk di teras rumah Rosè sekarang.

Nunggu Rosè yang katanya lagi bersiap buat pakai baju yang lebih tebal atas suruhan Jisoo, khawatir kalau Rosè bakalan masuk angin karena malam ini angin malam berhembus cukup kencang dan dingin.

Sebenernya dia agak ngeri kalau-kalau nanti ketahuan om Dharma dan berakhir dia dimarahin lagi. Lebih parahnya nanti keakraban yang sudah di bangun Jisoo malah kembali merenggang.

Tapi Rosè meyakinkan kalau ayahnya itu sudah tidur, jadi Jisoo sedikit merasa lega.

"Sorry lo harus nunggu lama."

Jisoo menoleh, kemudian bangkit dari duduknya, "nggak lama kok."

"Saya kan sudah bilang pake baju panjang yang anget, pake jaket Rosèliana," tegur Jisoo menyadari kalau Rosè hanya mengenakan kaos lengan panjang yang tipis.

"Males, lagian gue udah biasa juga kok."

Jisoo mendengus kesal, kemudian melepaskan jaketnya dan menyodorkannnya pada Rosè, "pake, jangan diliat aja," titahnya.

"Gue bilang gapapa—" belum sempat Rosè menyelesaikan ucapannya, Jisoo sudah menyela terlebih dahulu.

"Kalo gitu lebih baik gausah jalan keluar, kita ngobrol disini saja sampe kamu ngantuk."

Entah kenapa, Rosè agak sedikit takut dengan sikap Jisoo kali ini. Mungkin karena Jisoo terlihat serius, berbeda tak seperti biasanya. Jadi ia menurut dan memakai jaket denim Jisoo yang terasa kebesaran di badannya yang lebih mungil.

Jisoo tersenyum senang saat Rosè terlihat lebih mungil karena memakai jaketnya yang kebesaran. entah sadar atau tidak, dengan lancangnya Jisoo mengacak rambut pucuk kepala Rosè. Dan letak kelancangannya adalah dimana seharusnya rambutnya yang berantakan malah hati Rosè yang serasa di acak-acak oleh Jisoo! Rosè dibuat termenung karena jantungnya berdetak lebih cepat dan sensasi itu hadir kembali.

"Yuk, jalan," ajak Jisoo karena Rosè malah diam sambil menatap sepatunya dari tadi.

"Eh? A-ahh... ayo," Rosè kembali tersadar dari lamunannya, kemudian ia segera menggeggam tangan besar Jisoo, menyuruh gadis tersebut untuk berjalan di sampingnya.

Jisoo melihat pada tangannya yang digenggam erat oleh Rosè. ia mengatupkan bibirnya rapat, lagi-lagi mencoba menahan senyumannya yang memaksa untuk merekah.

Rasanya genggaman tangan itu cukup untuk menjalarkan rasa hangat dari dinginnya malam pada keduanya.

"Kamu kalau susah tidur memang suka jalan-jalan malem gini?" Tanya Jisoo basa-basi, karena sedari mereka berjalan dari rumah Rosè sampai sekarang mamasuki sebuah taman bermain kecil mereka tak berbicara apapun.

Rosè mengajaknya untuk duduk di kursi kayu panjang yang ada di sisi taman bermain anak-anak tersebut.

"Dulu sih iya karena ada yang nemenin, makin kesini udah jarang." Balas Rosè seadanya.

[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang