21. Jisoo, ayo pacaran!

731 115 51
                                    

Hari-hari terus berlalu, hari ini terhitung genap satu minggu sudah Jisoo dan Rosè tak saling bertegur sapa.

Mereka kadang kala bertemu dan hanya saling bertatap mata tanpa ada komunikasi lebih.

Jika dikatakan siapa yang sedih atas keadaan itu, keduanya sama-sama kecewa dan sedih atas satu sama lain.

Namun kebenaran segera terungkap, Jisoo sendirian menahan rasa rindu sedangkan Rosè disana berlabuh bersama orang baru. Semudah itu.

"Namanya Bae Suzy."

Senyuman tipis segera terukir setelah Seulgi menyebut nama yang kedengarannya sangat asing bagi Jisoo. Di seruputnya kembali kopi yang masih terasa panas namun tak dapat mengalahkan panas di hati nya sekarang ini.

"Kayaknya mereka memang highschool lovers yang harus putus baik-baik karena keadaan, gitu kata Irene." Sambung Lisa.

"Huffttt..." Jisoo mengehembuskan nafas berat, dirinya semakin tidak percaya diri, apalagi setelah seminggu tak berinteraksi dengan Rosè, rasanya... ahh susah dijelaskam tapi pasti kalian mengerti perasaan Jisoo.

"Apa yang mau lo lakuin setelah ini?" Tanya Seulgi.

"Mendingan juga udahin aja lah, lo ga cape ya ngejar dia setahun lebih terus ternyata ending nya dia malah balik lagi ke masa lalu nya? Bro kalo gua jadi lo, gua sih kesel berat anjir!" Lisa menepuk pundak Jisoo yang terlihat sangat lemas, berniat mengembalikkan semangat Jisoo yang membara seperti biasanya.

Namun tidak semudah itu, bahu Jisoo malah makin turun dan ia menunduk lebih dalam lagi, helaan nafasnya pun terdengar lebih berat, seberat beban pikirannya sekarang.

Lisa dan Seulgi saling bertatapan dan saling melemparkan tatapan penuh tanya, mereka bingung karena posisi Jisoo benar-benar berat dan tak aman sama sekali; ditolak sang ibunda Rosè dan kini ia malah kalah dengan orang lama. Sempurna lah sudah kekalahan sobat mereka itu.

"Tapi menurut gua ya, penolakkan tante sarah masih bisa lu handle tau. Bokap lo pengusaha anjir, lo bisa aja kuliah kedokteran juga secara lo juga pinter lo pasti bisa ngejar materi nya, terus kalo lo ngga mau kuliah lo bisa ambil salah satu anak Toko bokap lo yang ditawarin kemarin-kemarin itu." Ujar Seulgi.

"Bener tuh. terus soal Rosè gua yakin kalo lo ngejar dia lebih brutal lagi bakal dapet tuh!" Lisa menambahkan

"Saya gaenak atuh, Gi. Saya cuman anak adopsi dari mereka, sudah dibesarkan sampai saat ini--- seperti sampai sekarang juga saya sudah sangat berterimakasih. Saya gamau membebankan mereka lagi, saya sudah banyak berhutang budi kepada bapak sama ibu."

Seulgi refleks menggigit bibir bawahnya cemas. Ahh... ia melupakan fakta itu, dan tentang Jisoo si manusia paling 'gaenakan'.

Tentang Jisoo yang memilih merantau dan mencari uang dengan usahanya sendiri dibanding duduk tenang dan melanjutkan usaha yang telah dirintis kedua orang tuanya, semua ada alasannya.

Jisoo bukanlah anak kandung dari pasangan Adiwarna, ia adalah anak adopsi. Singkatnya, keluarga Adiwarna mengadopsinya saat umurnya berusia 4 tahun, saat itu sang ibu; Hara, tak memungkinkan untuk mengandung sedangkan mereka sudah sangat ingin memikiki anak. Beruntungnya Jisoo lah yang terpilih menjadi anak angkat mereka. Jisoo diperlakukan layaknya anak sendiri sampai akhirnya ketika ia berumur 8 tahun, keajaiban pun datang pada pasangan suami istri baik hati itu. Program kehamilan yang mereka usahakan akhirnya berhasil juga dan lahirlah Ruka. Meskipun begitu, kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tua angkatnya itu tak berkurang, mereka benar-benar mengaggap Jisoo layaknya anak sendiri.

Bahkan walaupun sekarang ia sudah memutuskan mencari pekerjaan sendiri, setiap bulan sang ayah akan tetap mengirimi uang bulanan ke rekeningnya namun tak pernah Jisoo gunakan kecuali untuk hal yang sangat mendesak.

[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang