16. Jisoo gak bisa nyuri hati Rosè.

588 101 23
                                    

Hari semakin siang, namun tak ada tanda-tanda matahari akan kembali muncul. Semuanya terasa senyap, hanya mendung yang ada.

Hutan pinus itu pun rasanya lebih dingin dari pada sebelumnya. Beruntung kedua sejoli itu mengenakkan jaket hangat yang membungkus mereka.

Meskipun cuaca mendung, keduanya masih tetap berjalan menyusuri setiap sudut orchid forest.

Hujan rintik mulai turun kembali, untungnya mereka kini sedang berada di Orchid House, jadi mereka bisa sedikit terlindung dari hujan yang mulai turun kembali.

"Jisoo kalo yang itu spesies anggrek apa?" Rosè berjongkok memperhatikan anggrek yang memiliki corak unik menurutnya.

"Itu vanda tricolor, Rosè."

"Ooohh..." Rosè ber-oh ria ketika Jisoo menjawab.

"Lucu warnanya kayak macan." Celetuk Rosè seketika membuat Jisoo tertawa gemas.

"Ngga kaya macan, Rosè. Itu karena namanya vanda 'tricolor' warnanya ada tiga, tapi bentuknya kecil-kecil begini."

"LOH KALO INI KOK WARNANYA ITEM? serem..."

Dan Jisoo si manusia paling sabar menghadapi Rosè, akan dengan senang hati menjawab pertanyaan yang diajukan gadis pirang tersebut.

"Itu anggrek hitam Rosè, bahkan kata bapak itu anggrek yg tergolong langka."

"Om Jagad pecinta anggrek ya?" Tanya Rosè asal.

"Iya."

"Elo juga?" Tanya Rosè tanpa mengalihkan dirinya dari menatap tanaman anggrek yang tumbuh disana.

Benar kata Jisoo, ini adalah taman anggrek terbesar dan terbanyak spesiesnya, banyak sekali anggrek dengan berbagai bentuk dan warna cantik. Spesies anggrek yang langka dilindungi dengan kaca segitiga besar, hingga membuat Rosè yang ingin melihat anggrek kantung semar yang unik itu menempelkan dirinya pada kaca besar pelindung. Ia sedikit kecewa karena tak bisa melihatnya dengan jelas.

"Engga saya ga suka anggrek." Jawab Jisoo.

"Saya suka nya mawar." Lanjutnya.

"Gue?"

Jisoo tertawa renyah dan tanpa ragu mengangguk, bukan rahasia lagi.

Ayahnya adalah pecinta tanaman, dan Jisoo sudah banyak melihat berbagai jenis dan spesies bunga.

Tapi baginya, hanya ada satu bunga terindah dan tercantik di dunia ini, betul, bunga Rosè. Rosèliana Renjana. Yang paling indah.

"Kamu bunga tercantik yang ga akan tertandingi. Saya yakin, anggrek-anggrek disini pada malu."

"Malu kenapa?" Tanya Rosè heran.

Jisoo tak langsung menjawab, ia melangkah lebih dekat pada Rosè kemudian berbisik; "malu karena kalah cantik dari kamu lah."

Rosè langsung memasang ekspresi julid dan jijik, "kayak gombalan cowok jamet!" Cibir Rosè alias seperti biasa pengalihan isu saltingnya.

Jisoo tertawa gemas kemudian dengan berani mencubit pipi Rosè yang nampak mengembung karena gadis itu menahan kesal.

"Gemes!" Ucap Jisoo yang memberikan dampak tak main-main bagi Rosè, wajah gadis pirang tersebut kini makin merah!

"Loh kamu sakit Rosè? Muka kamu merah banget, kamu kedinginan? Pake jaket saya ya."

Mendengar hal itu Rosè semakin campur aduk, ia kesal, malu, salah tingkah dan ingin meninju perut Jisoo saat ini juga saat Jisoo benar-benar terlihat khawatir dan langsung memasangkan jaket miliknya pada pundaknya.

[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang