"Besok saya gabisa jemput kamu dulu sampai 3 hari kedepannya," ujar Jisoo sedikit berteriak karena bisingnya jalanan kota jakarta yang begitu ramai di jam pulang kerja seperti ini.
Jisoo melirik wajah Rosè melalui spion, karena tak ada tanggapan apapun dari gadis tersebut.
Ternyata Rosè pun sedang melihat kearahnya dengan wajah yang cemberut.
"Mau jemputin cewek lain ya lo?" Selidik Rosè sambil mencubit pinggang Jisoo, sang empu tentu saja mengaduh kesakitan namun diiringi tawa renyah.
"Saya mau jemput siapa selain kamu?" Tanya Jisoo balik.
"Jennie? Bona? Sowon?" Ujar Rosè bertubi-tubi.
"Kamu lupa tambahin Seulgi, nanti saya pilih opsi itu," jawab Jisoo sambil tangan kirinya mengelus lengan Rosè yang melingkar di perutnya.
"Terus?" Rosè masih menekuk wajahnya, namun tak dipungkiri elusan Jisoo membuat kekesalannya menguap begitu saja.
Rosè mendaratkan dagunya pada bahu kiri Jisoo, membuat jantung si gadis berbibir hati seketika jedag jedug tak karuan.
"Besok saya pulang kampung, bapak lagi sakit," jelas Jisoo akhirnya.
"Ke Lembang?"
"Heem."
"Lembang masih Bandung kan?"
"Pintarnya anak om Dharma," entah itu pujian atau sarkasme dari Jisoo.
"Ck!" Rosè berdecak sebal, lagi-lagi Jisoo dan tawa menyebalkannya yang teduh... tak ingin lagi mengelak--- Rosè selalu suka tawa Jisoo yang mampu menenangkan hatinya.
"Gue ikut," celetuk Rosè.
"Hah? Ikut kemana?" Jisoo terheran.
"Ikut lo ke lembang lah."
"Kuliah kamu gimana nanti? Setau saya anak kedokteran itu sibuk banget kan? Saya gamau nanti di omelin om Dharma..." Jisoo bergidik ngeri kala ia teringat wajah galak ayah Rosè itu.
"Gampang," jawab Rosè enteng.
"OH YA! KATANYA LO MAU BELIIN GUE HELM?!"
■□■
Jisoo mengintip sedikit melalui jendela kostnya.
Diluar sana, Seulgi dan pacar barunya 'lagi' masih asik bercengkrama.
Padahal beberapa menit lalu Seulgi bilang bahwa pacarnya yang entah keberapa itu akan pulang dan ia ingin mengantarnya sampai depan, tapi sekarang malah asik cipika cipiki di teras depan.
Fyi, kamar kost mereka gak terlalu besar tapi juga gak kecil, muat buat naro dua ranjang dan dua lemari, dan juga tak ada sekat dapur di dalam, jadi Jisoo bisa ngintip Seulgi dan pacarnya diluar sana.
Jisoo menggelengkan kepalanya, kemudian segera menjait dan meniriskan mie instan nya yang sudah ia rebus selama kurang lebih 5 menitan.
"Anjayy harum mie soto nih!"
Jisoo sedikit kaget karena tiba-tiba saja Seulgi sudah berada di belakangnya sambil mengendus-ngendus aroma mie rasa soto yang memang menyeruak di seluruh ruangan kost minimalis mereka.
"Yeuu! Resep pisan ngagetin!" (Suka banget ngagetin!) Jisoo memukul lengan Seulgi menggunakan sendok di tangannya karena kesal.
"Udah pulang pacar kamu Gi?" Tanya Jisoo basa-basi sih sebenernya.
Seulgi terkekeh entah kenapa, membuat Jisoo membombastic side eye; "lo kayak selingkuhan gue kalo nanya kayak gitu," canda Seulgi kemudian tanpa di duga merebut mangkok berisi mie instan milik Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo•
Fanfiction𝑫𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊-𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂𝒌𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓.