23. Terimakasih.

568 87 11
                                    

"Ahh... Rosè bukan disitu."

Seulgi yang sedang membuka sepatunya di teras depan kamar kost nya itu membelalakkan matanya kaget mendengar suara-suara ambigu dari dalam kamar kost nya.

"Emhhh nahh disitu..."

"Enak ga?"

"Enak Rosè, terus dong lebih kenceng lagi."

Seulgi melongo tak percaya. tanpa memperdulikan sepatu kirinya yang belum dilepas, ia bangkit dan segera membuka pintu untuk menggrebek dua sejoli yang berada di dalam kamar kost nya.

"Astagfirullah! ngapain kalian!" heboh Seulgi saat membuka pintu secara mendadak.

Dua manusia yang berada di dalam kamar kost itu terkejut dengan aksi Seulgi yang tiba-tiba. mereka berdua mematung ditempat.

"Kunaon maneh teh bet istighfar?!" (kenapa kamu malah istighfar?) Jisoo kaget dengan Seulgi yang tiba-tiba membuka pintu dengan kasar seperti sedang menciduk dia dan Rosè.

"Gue syok liat kalian berdua!" Seulgi melangkah masuk dan memijat pelipisnya melihat posisi Jisoo yang tengkurap dengan kaos oblongnya yang terangkat hingga menampakkan punggung temannya itu.

lalu diatasnya ada Rosè yang duduk diatas bagian pinggang Jisoo sambil kedua tangannnya terlihat memegang punggung Jisoo tersebut.

"Tapi kamu teh kan kristen gii!! astagfirullah..."

"Lah... kan kamu juga kristen, Jisoo!" timpal Rosè.

Jisoo mengerjapkan matanya dengan cepat, "eh iya, saya lupa." ujarnya polos.

"tolol lu, sekarang jelasin!" Seulgi melipat kedua tengannya di dada, sambil menatap tajam pada dua sejoli yang masih bertahan di posisi ambigu tersebut.

"jelasin apa?" tanya Jisoo.

Seulgi berdecak sebal, "kalo mau nganu minimal ada status! oh atau kalian FWB-an ya?" selidik Seulgi.

"HEH NGANU MATA KAMU SIPITT! Rosè cuman pijitin saya!"

"Ah bohong lu, gue udah liat dengan mata kepala gue sendiri. Gue laporin om Dharma ya lu, Jis. biar mampus!"

Seulgi dan Jisoo malah beradu mulut. membuat Rosè bingung harus apa, gadis pirang itu hanya menghela nafas pelan kemudian lanjut memijat punggung Jisoo.

"ahhh, Rosè jangan kekencengan, sakit." desis Jisoo.

"WOIII ITU NGANU NAMANYA!"

"ROSÈ CUMAN PIJITIN SAYA!"

○○○

"Aku nginep aja, Seulgi juga gaada kan?" ujar Rosè sambil menelusup lebih dalam pada pelukan Jisoo.

"Om sama tante nyariin nanti, sudah izin?"

"Udah." jawab Rosè sambil memejamkan matanya menikmati kehangatan yang disalurkan Jisoo lewat pelukan erat ini

"Kamu belum kasih tau Seulgi ya kalau kita udah pacaran?" Rosè kembali membuka matanya, ia menatap pada Jisoo yang posisinya lebih tinggi daripada dia sendiri.

"Saya belum ketemu Seulgi seharian ini, baru ketemu tadi tuh." ujar Jisoo menjelaskan.

"hum~ kirain kamu ga kasih tau dia." ujar Rosè dengan suara intonasi yang lebih rendah.

Posisi mereka yang berbaring sambil berpelukan erat ini tentu saja membuat Jisoo seakan terkena serangan jantung, ditambah dengan nada bicara Rosè yang terdengar manja membuat keringat terus mengucur di pelipis, leher hingga punggung Jisoo walaupun kipas angin sudah dinyalakan dengan kekuatan full.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ 𝐊𝐄𝐏𝐀𝐃𝐀 𝐑𝐎𝐒𝐄 ] •chaesoo• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang