My Best Choice pt.4

344 74 4
                                    

Hujan deras mengguyur Kota Malang. Beruntung hari ini merupakan hari libur. Gue kembali menarik selimut hingga batas dada. Meraba guling di sisi pinggir ranjang yang nggak kunjung gue temukan.

"Alah, jatoh ternyata."

Baru saja ingin meraih guling yang terjatuh di atas lantai. Suara dering dari handphone hampir ngebuat gue jatuh terjerembab.

"Halo! Kak Taeyong tuh kalau nelpon aku kasih aba-aba dulu kek. Kaget tahu," omel gue setelah menerima sambungan telepon darinya.

"Kok marah-marah? Salam dulu kalau terima telepon tuh."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawabnya. "Adek Kakak yang cantik, kemana aja kamu nggak pernah ngasih kabar?"

"Kakakku yang ganteng aja yang terlalu sibuk sampai nggak jengukin adeknya. Udah sebulan lebih loh aku di sini. Nggak ada niatan mau nyamperin kah padahal jarak Surabaya ke Malang itu deket banget."

"Kamu tahu sendiri Kakak sibuk banget ditambah Kakak ipar kamu lagi manja-manjanya semenjak hamil."

"Eh, iya. Kabar Kakak ipar aku gimana sama calon keponakan aku, sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat. Kamu gimana? Baik-baik aja kan? Yuta nggak macem-macem kan?" tanyanya bertubi-tubi.

"Alhamdulillah, aku masih aman. Macem-macemin gimana maksudnya? Kak Yuta baik banget malah. Selama ini dia yang bantuin aku. Ada juga sih Kak Doyoung. Kakak kenal kan?"

"Oh, si Doy? Tahu-tahu. Masih betah dia kerja di sana?"

"Hah betah gimana?" Lagian mau kemana lagi Kak Doyoung. Setahu gue dia yang paling berjasa selama bisnis kak Yuta berkembang.

"Nggak, Kakak mau ngabarin kamu. Ajuin cuti buat minggu depan ya? Yerin mau tunangan."

"Kenapa nggak ngomong ke aku langsung."

"Dia sibuk banget ngurus ini itu sendirian. Kamu tahu sendiri kan dek?"

"Bukannya dia dibantuin sama Mama dan Papa, secara anak kesayangan," celetuk gue.

"Hus, nggak boleh gitu. Pokonya ajuin cuti dari sekarang. Kakak jemput kamu nanti, kita berangkat ke Jakarta sama-sama."

"Yaudah," balas gue pasrah. Gue baru tahu alasan Jaehyun datang ke Malang. Jadi karena ini? Karena dia mau menikah? Sama Kak Yerin?

"Satu lagi, kamu udah siap?"

"Siap apaan lagi deh?" tanya gue bingung. Siap ngapain? Siap menerima kenyataan kalau orang yang gue cintai bakal menikah dengan orang yang gue sayangi, begitu maksudnya?

"Ada dua cowok yang minta ijin ke Kakak buat serius sama kamu."

"Hah?"

"Semua tergantung sama kamu. Kakak serahin semua pilihan sama kamu. Selama dia baik dan nggak bikin adik kesayangan Kakak nangis, Kakak pasti kasih restu. Udah dulu ya? Kakak ipar kamu minta dibuatin nasi goreng, lagi ngidam kayaknya."

"Loh Kak, jelasin dulu—"

Ini maksudnya bagaimana? Siapa yang minta ijin buat serius sama gue? Kelebihan Kak Taeyong adalah suka membuat orang lain mati penasaran. Sama sekali dia nggak kasih clue apapun.



***


"Tiba-tiba banget ajuin cuti," celetuk kak Yuta. Gue menatap dia yang sedang membaca surat cuti yang gue ajukan beberapa menit yang lalu.

"Jadi, di approve nggak nih?" Kak Yuta nampak berpikir. Tinggal menandatangani surat itu kenapa harus bertele-tele. Kalaupun dirinya tidak setuju bisa bicarakan langsung kepada temannya itu.

"Pasti gue oke in. Nggak mungkin juga gue nahan hak karyawan. Cuma, aneh banget nggak sih tiba-tiba lo disuruh pulang. Jangan-jangan lo mau dijodohin atau mau lamaran ya? Ngaku?"

Kak Yuta itu suka sembarangan bicara. Jangan merasa aneh dengan sikapnya yang terkenal random itu.

"Bukan gue Kak, tapi Kak Yerin. Kakak gue mau tunangan jadi gue diminta pulang," jelas gue, jangan sampai dia salah paham dan mengira kalau gue yang bertunangan.

"Turut berbahagia deh. Gue kira lo yang lamaran sama Do— soalnya dia juga ngajuin cuti di tanggal yang sama. Ada urusan di Jakarta katanya."

"Hah, siapa Kak?"

"Nggak ada. Udah buru balik kerja. Time is money. Jangan makan gaji buta."

Buset, gini amat punya bos.

Semenjak insiden bertemu dengan Jaehyun, gue nggak pernah melihat senyum Kak Doyoung lagi. Apa gue salah ya sampai dia bersikap kayak gitu ke gue? Kalau dipikir-pikir iya. Bagaimana bisa gue seenak jidat memperkenalkan senior gue sendiri sebagai pacar tanpa kompromi terlebih dahulu. Mungkin dia nggak suka dengan cara gue tempo hari. Kayaknya gue mesti minta maaf setelah ini. Aneh aja rasanya merasa terasingi.

"Kak, hari ini jadi ketemu sama Pak Bastian?"

"Nggak jadi," sahut kak Doyoung tanpa menatap gue. Matanya masih fokus pada layar komputer sedangkan tangannya bergerak lincah di atas keyboard.

"Lah, bukannya tadi pagi lo ijin ya mau ketemuan sama Pak Bastian?" timpal kak Yuta. Gue mencium sesuatu yang aneh. Merasa kak Doyoung sedang menghindari gue.

"Reschedule," balas kak Doyoung.

"Oh, ok." Kak Yuta mengangguk mengerti kemudian berjalan memasuki ruangannya.

"Kak, gue mau minta maaf. Masalah tempo hari, kalau gue bikin lo nggak nyaman karena ngaku-ngaku jadi pacar lo. Gue minta maaf ya Kak Doy. Beneran, sumpah gue nggak punya maksud apapun. Gue cuma mau menghindar dari dia doang," ucap gue pelan sembari mendekati mejanya.

"Bahas masalah pribadi nanti aja. Sekarang lagi di kantor. Saya cuma mau bilang, lurusin apa yang harus kamu lurusin. Nggak selamanya kamu bisa menghindar terus-terusan. Bicarain semuanya baik-baik."

Gue me-notice sesuatu yang berbeda dari kak Doyoung. Gaya dan cara bicaranya kenapa berubah. Sejak kapan dia memakai saya dan kamu? Terlalu kaku, seakan dirinya sengaja memberi jarak di antara kami.

Gue salah apa sih?

"Kak?"

"Y/N, kamu nggak lihat saya lagi sibuk?"

"Iya, yaudah maafin," cicit gue. Gue kembali berbalik dan duduk dengan nyaman di kursi gue lagi. Banyak pertanyaan yang hinggap di benak gue. Perkataan kak Taeyong dan perubahan sikap kak Doyoung.

Orang-orang yang ada di sekitar gue pada kenapa sih?



+62

Y/N. Mau sampai kapan lo menghindari gue?
Gue mau minta maaf dan kita perlu bicara
Ada yang mau gue bahas. Masalah penting.
Besok gue harus balik ke Jakarta. Gue cuma punya waktu hari ini buat ngelurusin semuanya.
Ayo, kita ketemu?




Gue semakin yakin apa yang mau Jaehyun bicarain sama gue kalau bukan soal pertunangannya dengan kak Yerin dalam waktu dekat. Kenapa lagi harus diluruskan? Sedangkan gue sudah merelakan dia untuk mencari kebahagiaan sendiri bersama dengan wanita pilihannya.

JAEHYUN IMAGINES (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang