Joana mendadak panik mendapatkan temannya baru saja tak sadarkan diri. Dengan cekatan ia kembali menghubungi sang kekasih beberapa menit yang lalu. Meminta pria itu untuk cepat datang ke unit.
Suara gebrakan pintu membuat pandangannya teralih. Jaehyun berjalan cepat menuju ranjang. Menatap gadis yang sedang terbaring dengan mata tertutup. Tak lupa dengan handuk yang tertempel di atas dahinya.
"Udah siuman?" tanya Taeyong dengan suara pelan. Pria itu tergerak mendekati Joana. Mengecup surai gadis itu pelan. Dirinya tahu bahwa Joana sedang panik dan bingung.
"Udah," jawab Joana mendongak. "Dia langsung tidur, kayaknya capek banget. Masih demam juga. Udah berapa kali aku kompres tapi nggak turun-turun juga panasnya."
"Kenapa bisa begini, Jo?"
"Saya juga nggak tahu Om. Saya juga lagi bingung sama kayak Om."
"Seharian ini kamu nggak sama dia?" tanya Jaehyun lagi. Joana dan Y/N itu seperti kembar itik. Kemana pun Joana pergi akan ada Y/N di sampingnya.
"Seharian ini Y/N justru lebih banyak di cafe. Kita cuma satu mata kuliah kok hari ini."
Kedua tangan itu mengepal. Nampaknya Jaehyun tahu mengapa gadis yang disukainya sampai bisa seperti ini. "Seberapa banyak kamu tahu tentang Minhyun?" Matanya menatap tajam ke arah Joana.
"Santai, santai, jangan buat cewek gue takut."
"Gue cuma nanya."
"Nanya boleh nanya. Tapi tatapan mata lo itu udah kayak mau makan orang."
"Kita keluar dulu deh, kasian Y/N terganggu tidurnya." Kedua pria itu pun menurut mengikuti saran dari Joana.
Matanya mendadak terbuka, telinganya mendengar suara keributan di luar kamar. Y/N mengamati seisi ruanga. Jemarinya tergerak menyentuh sebuah handuk di atas dahi.
"Huh," Ia menghela napas pelan. Berusaha untuk bangkit dan duduk di tepi ranjang. "Kepala gue sakit banget ya? Joana ke mana?"
Tak mendapatkan yang dia cari, Y/N melangkah menuju pintu, berniat keluar kamar dan mencari tahu keberadaan sang sahabat.
Belum sempat membuka pintu, dirinya dikejutkan dengan kedatangan Jaehyun yang sudah berdiri diambang pintu. "Kamu mau ngapain?" tanyanya galak. Y/N bersikap acuh, dirinya terus berjalan meninggalkan Jaehyun hingga langkah ke dua, pria itu membawa Y/N dan membaringkan tubuh mungilnya di atas kasur.
"Om, turunin! Ngapain sih?"
"Kamu masih sakit. Nggak usah banyak gerak, diam aja di kasur."
"Pusing doang lagian. Saya masih bisa jalan juga kok. Om juga ngapain di sini. Bukannya masih sakit ya? Terus kenapa tadi bisa gendong saya?"
"Kalau saya sakit, yang ngurus kamu siapa nanti?"
"Nggak usah lebay, saya cuma demam aja. Seharusnya Om yang lebih banyak istirahat dari pada saya."
Jaehyun menyunggingkan senyum. Hatinya menghangat, melihat respon dari Jaehyun buru-buru Y/N mengoreksi ucapannya. "Maksud saya baik kok, biar Om cepat sembuh dan nggak nyusahin saya."
"Jadi, menurut kamu, saya nyusahin ya?"
"Iya," sahutnya tanpa berpikir. Jaehyun mendadak diam. Bukan memikirkan perkataan Y/N barusan. Dia hanya merasa sedih melihat sang gadis tak berdaya. Hal itu mengingatkan dirinya pada mendiang sang istri.
"Jangan sakit ya, saya nggak suka lihat kamu sakit."
Kedua mata cantiknya mengerjap. Y/N tampak bingung untuk merespon. Kenapa suasana mendadak berubah? Jaehyun terlihat lebih tulus dari pada biasanya. Apa pria itu benar-benar khawatir terhadapnya hingga tidak peduli bagaimana kondisi tubuhnya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
JAEHYUN IMAGINES (COMPLETE)
Fiksi PenggemarWork ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...