1. In a relationship

82 8 17
                                    

Haiii, disini aku mau mulai cerita kedua aku. Masih tentang seputaran anak kuliahan :)

Kalian mau tau? Kenapa aku suka buat cerita anak kuliahan, karena cerita anak kuliahan udah ngak menye menye terhadap cinta gess.

Dan juga ini versi islami yaa, yang diamana alurnya masih tersemat didalam tubuh aku. Bantu keluarin dengan cara kalian mensuport aku dengan cara vote!!! Dan komend sebanyak banyaknya!!!

Udah dulu...

-HAPPY READING-

"Pernah ngaji? Atau kalau gak pernah, coba deh, kamu tanya sama guru agama. Gunanya pacaran itu, apa? Saling mengungkapkan kata cinta, pegang-pegangan, cium kening, jalan jalan bareng, teleponan bareng? Atau mau pacaran syar'i? Ke kajian bareng, ngaji bareng, sholat bareng, dimulai dari basmalah, dan diakhiri dengan hamdalah."

Nayla kembali bersedekap dada ketika lawan bicaranya diam. "Hm? Pacar? Apa itu pacar? Apa sejenis penghasil dosa dengan gaya?"

Jleb kedua mata nayra nyaris keluar, ia tertohok akan pernyataan dari seorang perempuan yang jelas jelas sedang menahan amarah didepannya.

"Mak—maksudnya ... Ngak gitu Nay." Nayra beralih mengambil tangan Nayla, menggenggamnya ia tersenyum manis disini.

"Ya terus?" Tanpa memberi waktu untuk menjawab, Nayla kembali melangkahkan kakinya.

"Tunggu aku nay!"

Nayra mengejar Nayla yang sedang menggepalkan tangan kecilnya itu, kakinya sedikit diinjak-injak kesal. Namun karena tubuh Nayla yang sedikit lebih kecil darinya, nayra mampu menyamakan jalannya.

"Nay, tunggu dulu." Nayra membentangkan tangannya di depan Nayla.

Nayla menghela nafas berat, iya tidak peduli dengan lingkungan yang sudah sedari tadi memfokuskan perhatian khusus kepada mereka. Rata rata disana banyak pasangan yang sedang berpacaran.

"Aku mau pulang Ra."

Nayra menurunkan tangannya, sedikit merucutkan bibirnya karena Nayla kembali melangkahkan kakinya. "Tapi kan aku belom selese nugasnya nay."

Nayla pergi dari sana, namun sekitar lima langkah jauh dari Nayra dia berhenti, dan tak lama dia mengubah posisi berdirinya menghadap Nayra.

"Kalau masih lama ... Aku pulangnya naik angkot ajah." Nayla beralih manatap kearah lain."Tapi palingan bentar kan? Yaudah aku tunggu didepan." Sembari menunjuk kearah penjual Nayla langsung melangkahkan kakinya kembali.

Nayla tersenyum kecil, yaa inilah dirinya. Queen Nayla Az-Zahra dan sang adik Queen Nayra Az-Zahra. Hanya selisih huruf "L" dengan huruf "R", dengan jarak lima huruf di depan.

•••

Nayla tersenyum saat melihat Nayra yang sedang berlari kecil kerahnya, lantas ia segera bangun dan menghampiri gerobak dorong mie ayam.

"Mm ... Bang Rojak, dua belas ribu kan?"

Pemilik gerobak mie ayam langsung menoleh, ia tersenyum kecil lantas mengangguk pertanda mengiyakan. "Iya atuh neng, mie ayam mang Rojak mah ngak mahal. Praktis didompet."

Nayla tersenyum kecil, ia mengeluarkan selembar uang didalamnya. Setelah selesai ia menghampiri Nayra yang jelas-jelas sedari tadi menunggunya.

"Kamu makan mie ayam tadi, nay?" Nayra menyamakan jalannya dengan Nayla.

"Hm? Iya nih."

Tak ada pembahasan setelah itu, Nayla yang tidak bisa mengendarai mobil hanya bisa duduk disebelah Nayra. Ya dirinya bukan tidak bisa, hanya saja ia pernah mengatakan pada Nayra bahwa iya belum bisa, bukan tidak bisa.

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang