-HAPPY READING-
Apa yang telah sampai padamu tidak pernah dimaksudkan untuk merindukanmu dan apa yang telah merindukanmu tidak pernah dimaksudkan untuk mencapaimu. -SEPERTIGA MALAM
"—Karena, itu?"
Nayla mengangguk pertanda benar. "Iya, tapi emang hampir semua sih, saya undang. Dan masa—kamu, ngak saya undang."
Nayla meringis atas perkataan nya, dan sang lawan bicara nya terkekeh.
"Baik, jadi sudah clear ya?"
Seperti nya, ini pembahasan tentang itu.
Nayla menghela nafas, ikut duduk di teras masjid. Dikarenakan hanya uztad Shaka yang belum dirinya beri kertas undangan, dan dirinya mencari kesini. Dan juga berhubung uztad Shaka adalah pelanggan tetap nya.
"Clear karena ayah."
Shaka tersenyum. "Ya siapa lagi, bukan?"
Nayla hanya mengangguk kecil.
"Berarti, ini undangan terakhir. Ya?"
Nayla sedikit meringis sambil tersenyum. "Iyaa."
"Jadi, ngak sibuk?"
Nayla mengernyitkan dahi, maksud nya sibuk? Jelas ia sibuk. Sibuk mengurus beberapa renovasi yang hampir 78% dan belum lagi dekor.
"Bisa bicara, sebentar?"
Nayla melirik uztad Shaka. Shaka yang duduk berjarak satu meter lebih jauh dari nya, sedang tersenyum.
"Boleh."
Yah, untuk sekarang Nayla akan berehat sebentar. Dan soal caffe, setelah ini, setelah uztad Shaka mengatakan bahwa dirinya ini sibuk atau tidak? Barulah rencana nya ia pergi.
"Umur kamu, berapa?"
Nayla menaik kan alisnya, maksudnya?
"Kenapa? Saya keliatan tua, ya?"
Shaka terkekeh lalu menggeleng. "Rencana setelah wisuda, nanti. Mau kemana?"
Oke baiklah, mungkin uztad Shaka ingin lebih akrab dengan dirinya. Baiklah Nayla juga akan melebihkan nya juga.
"Rencananya, mau lebih fokus ke caffe sih. Tapi saya punya cita-cita, loh? Tad."
Tad? Uztad, panggilan itu sudah kedua kalinya hari ini shaka peringatkan, agar tidak memanggil nya 'uztad'.
"Cita-cita? Apa?"
"Saya mau pergi Cairo Mesir, tapi lebih pengen banget adalah 'haji sama keluarga, in sha Allah."
Shaka terdiam. Cairo? Mesir? Shaka sudah pernah kesana. Dan umrah? Juga sudah, namun haji?
"Keluarga kecil saya nanti, maksudnya. Kalau umrah kan udah sama ayah sama bunda, udah pernah satu kali, dulu hajat ayah waktu perusahaan nya nyaris bangkrut, uztad."
"Shaka." Koreksi Shaka, yang entah sudah keberapa.
Nayla terkekeh dan mengangguk. "Iyaa, uztad Shaka."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTIGA MALAM (TAMAT)
Teen FictionCerita ini aku ambil dari kutipan lagu yang berjudul 'SEPERTIGA MALAM' yang dinyanyikan oleh qhutbus shaka. Cerita ini juga mengisahkan pertemuan antara kedua insan yang saling mencintai. Awalnya mereka berdua biasa aja tetapi hingga akhirnya timbul...