17. Did not expect more

9 2 0
                                    


-HAPPY READING-

“I don’t believe in happy endings, but I do believe in happy travels, because ultimately, you die at a very young age, or you live long enough to watch your friends die. It’s a mean thing, life.” – George Clooney

“Saya tidak percaya pada akhir yang bahagia, tapi saya percaya pada perjalanan yang menyenangkan, karena pada akhirnya, Anda meninggal pada usia yang sangat muda, atau Anda cukup lama tinggal untuk melihat teman Anda meninggal. Ini hal yang berarti, hidup.”

•••

Kini sudah malam, dan Nayla masih bingung akan hal yang dirinya liat tadi. Shaka keluar dari rumah yang baru saja kemaren Nayla bertamu, dan sempat untuk makan siang.

Dan Shaka keluar sambil membawa keranda mayat kyai arsha. Dan juga Shaka lah yang mengazani nya, siapa Shaka? Itu yang membuat Nayla berpikiran.

Atau jangan—jangan jangan, anak laki kali kyai arsha dan umma Ameera itu ... Shaka? Karena tadi Nayla juga sempat melihat Shaka berpelukan atau sedang menguatkan 'kanaya.

Yah, mungkin saja bukan?

Nayla tak sempat menanyakan ini kepada orang tua nya. Full untuk hari ini, Nayla belum sempat mengobrol dengan Abyan dan Zara, minus pagi tadi sebelum dirinya berangkat kampus, karena Nayla sempat meminta doa terlebih dahulu.

Dan setelah itu, setelah Nayla dan Nayra pulang dengan satu mobil, dan saat kedua nya sampai, mobil Abyan belum terpakir. Dan disaat Abyan dan zara pulang, mereka langsung menuju kamar, sudah capek mungkin.

•••

Sabtu ini, kajian nya tertunda dulu. Sebab kini mereka semua sudah berkumpul untuk pergi tahlilan, hari ketiga.

"Para uztazah naik bus aja sama anak anak, gimana?"

"Boleh juga, uztad." Jawab uztazah 'Mita.

"Tapi, para uztad gimana?"

Uztad Rifki menatap uztazah 'alya yang barusan bertanya. "Kami naik satu mobil, sebab ngak terlalu banyak ... Hanya ada saya, uztad Hanan dan uztad fajar, saja."

Semua mengangguk mengerti, setelah itu barulah para uztazah pergi ke arah bus yang sudah terparkir, sudah ada anak anak di dalam. Dan para laki laki, naik mobil uztad Rifki.

Hari ini, Nayra berhalangan hadir. Pagi subuh tadi Nayra mendapatkan kabar bahwa hari ini dia sudah yudisium. Walau kabar dadakan, Nayra masih bisa mengontrol semua nya. Tak tanggung, Abyan dan Zara juga ikut bersama. Syukur Alhamdulillah juga, bukan?

Sekarang Nayla ditemani oleh uztazah 'alya, sedikit akrab dengan beliau. Karena mereka seusia, Alya juga sudah yudisium, beda nya beliau akan fokus ke tahap 'wisuda. Dan Nayla tidak tau kapan diri nya akan beralih tahap, 'wisuda.

Mereka duduk bersebelahan di kursi terdepan.

"Uztazah pernah kesana, ya?"

"Hm?" Fokus Nayla sekarang menatap Alya, tadi ia sedikit menfokuskan kesamping, anak anak sungguh sangat riang gembira sambil bershalawat, menunggu sampai tujuan.

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang