36. Beach

13 1 0
                                    


"Jika surga itu setangkai bunga, aku akan memetiknya untukmu. Jika surga itu seekor burung, aku akan menangkapnya untukmu. Jika surga itu sebuah rumah, aku akan membangunnya untukmu. Tapi karena surga adalah tempat yang belum pernah dilihat oleh siapapun, maka aku akan berdoa kepada Allah supaya menyiapkan surga itu untukmu." -Shaka putra athalla


•••

Karena tau keadaan Nayla dan Shaka sangat lelah, dan pasti memungkinkan untuk tidak baik-baik saja. Mereka Semua memutuskan untuk tidak membuat acara malam. Dengan kata lain, acara malam di batalkan.

Tadi sore keluarga Nayla sudah pulang, hanya tinggal nayra, bunda, dan ayah saja. Sampai magrib tentunya. Dan setelah magrib semua di bondong pulang.

Keluarga dari pihak umma Ameera sendiri juga hanya tinggal beberapa Jeddah yang tinggal jauh-jauh, karena tidak bisa pulang malam. Orang-orang itu memutuskan untuk pulang besok.

Dan sekarang di ruang tv yang berbeda dengan ruang tamu, Nayla menyeret Kanaya hanya untuk menemani nya.

"Padahal kakak bisa aja nyamper bang Shaka di kamar nya? Kenapa kita harus ke sini?"

Nayla menoleh dan berpikir sebentar. "Em, kakak cuma mau ngobrol-ngobrol banyak sama kamu. Boleh kan?"

"Yaa boleh, lah."

Nayla memperhatikan Kanaya Yang asyik menonton drama. Dibandingkan Kanaya, Shaka lebih sangat tertutup. Namun, ketika memperhatikan interaksi kedua nya. Nayla bisa melihat bahwa Shaka sangat menyayangi Kanaya.

"Besok," kata Nayla terpotong saat Kanaya langsung memalingkan wajahnya cepat. "Besok, kita ziarah ke makam Abi arsha, mau?"

Kanaya menggembungkan pipinya seraya kening yang terlipat, memikir. "Boleh bangett! Mau! Nanti aku ajak umma, dan kakak ngajak mas Shaka, ya?"

•••

"Dan Kakak ngajak mas Shaka, ya?"

Yaa gitu. Niat nya yang lebih dulu mengajak Kanaya yaa karena agar Kanaya yang memberitahukan kepada Shaka plan nya Nayla ini. Malah permintaan itu dia sendiri yang harus menyampaikan nya.

Dan di sinilah diri nya lagi, berada di dalam kamar Shaka sendirian, lagi. Tadi kata nya Shaka ingin keluar sebentar, ingin mengambil air putih.

Dan tidak lama Shaka kembali, dia hanya memberikan senyuman kecil saat melewati Nayla yang duduk di atas kasur. Baju Nayla sudah ia ganti tadi, dan untuk sementara waktu Nayla akan menginap di sini. Ada koper kecil milik diri nya di sudut lemari, yang baru saja tadi ia taruh.

Lagi-lagi yang bisa Nayla perhatikan adalah Shaka. Shaka yang sedang duduk fokus di kursi bermeja itu.

Karena Shaka sadar Nayla nampak berpikir, dan bukannya tidur. "Ada apa? Kamu ngak nyaman di sini? Atau, kita ke rumah kamu? Mau?"

"Um?"

"Kita tidur di sana, atau kamu ngak nyaman nya sama saya? Saya bisa keluar."

Nayla membantah perkataan Shaka dengan menggeleng keras dan tangan ia silangkan. "Ngak, bukan itu."

Shaka sudah Manarik kursi nya mendekat, hanya jarak 1 meter saja. Dan itu membuat jantung Nayla dag dig dug saja. "Besok, kita ziarah ke makam Abi arsha, boleh?"

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang