25. Morning plays

9 1 0
                                    


-HAPPY READING-

•••

Setelah menceritakan semua nya, Nayla kembali ke kamar. Hari sudah malam, dan Shaka juga sudah pamit pulang.

Nayla masih perlu banyak istirahat, badan nya masih belum sembuh total. Untung lah, Gibran membawa nya pulang. Saat perjalanan pulang pun, Nayla hanya melihat langit lewat jendela kaca mobil, ia tak ingin menatap Gibran.

Soal thalia atau ... Thania, Nayla belum mengerti. Wajah kedua nya nampak sama, Nayla tidak bisa membedakan nya. Hanya saja ... Thalia itu karyawan nya di caffe, jelas dia kenal betul thalia.

Thania ... Amora grisam.

Jika nama Thania, Thania Amora grisam. Siapa nama thalia? Dan apakah benar kedua nya ... Kembar? Karena memang kedua nya nampak sama.

Rambut sebahu mereka yang berponi, yang sama sama berwarna hitam pekat. Pakaian Thania tadi pun, entah lah. Karena Nayla tak pernah melihat karyawan nya. Thalia, memakai baju casual, Nayla tidak bisa membedakan atau memepersamakan nya.

Nayla terlonjak kaget saat keberadaan Nayra sudah memasuki kamar nya. Dia cengengesan layak nya maling sedang tertangkap. "Hi!"

Nayla tersenyum menyambut nya. "Ada apa?" Posisi nya sudah duduk di atas kasur.

Nayra menarik kursi meja belajar Nayla, membawa nya mendekat ke arah sang kakak. "Gimana?"

Nayla mengerutkan keningnya. "Gimana, apanya?"

"Yang tadi," gemas Nayra.

"Aku juga lagi kepikiran," Nayla merebahkan diri nya di kasur, terlentang. "Tha ... Nia? Bener ngak sih, kembaran nya si thalia? Soal nya emang bener bener mirip, banget!"

Nayra ikut beranjak ke kasur, merebahkan diri nya juga di samping sang empu nya kasur. "Aku punya cerita."

Setelah itu Nayra menceritakan tentang Gibran, tentang Gibran yang mungkin terobsesi dengan sang kakak, tentang Gibran yang merencanakan kasus keracunan mahasiswi kala itu. Dan jika benar Gibran?

Maka kenapa Gibran yang mengantarkan nya pulang? Kenapa gibran yang seakan akan ingin menjaga nya dari ... Thania kala itu. Gibran, kenapa?

Nayra terdiam setelah selesai bercerita, Nayla sama sekali tidak merespon saat Nayra sedang bercerita. Dan Nayra juga tidak berhenti untuk terus bercerita. Kedua nya terdiam, memandang langit-langit kamar yang berbentuk bintang di sana.

"Eventually stardom is going to go away from me. It goes away from everybody and all you have in the end is to be able to look back and like the choices you made,"

(“Akhirnya ketenaran akan hilang dariku. Itu hilang dari semua orang dan yang Anda miliki pada akhirnya adalah dapat melihat ke belakang dan menyukai pilihan yang Anda buat.”)

Nayra jelas paham akan kata kata sang kakak. Jelas nya adalah, perlahan masalah muncul di depan mereka, tidak bisa mengelak, dan tidak bisa lagi kembali ke belakang. Pandang lah ke depan, jalani masalah nya, jangan lari.

"Kita jalan sama sama," ucap Nayra memeluk Nayla dari samping.

•••

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang