34. They are nervous

10 1 0
                                    


-HAPPY READING-

"Istrimu adalah rezekimu. Istrimu adalah pilihanmu. Istrimu adalah takdirmu. Maka jangan memandang kepada selain milikmu, dan jangan membanding-bandingkannya dengan wanita yang bukan milikmu."


•••

"Astaghfirullah hal adzim ..."

Nayra mengerutkan kening nya. "Udah selesai?"

Pintu kamar nya terbuka, Nayra masuk ke dalam kamar Nayla yang sudah selesai akan melepas pakaian nya. Niat nya ingin menolong pun seperti nya tidak jadi.

Sementara itu Nayla menghela napas lega, pakaian nya baru saja selesai ia lepas dan sudah digantikan dengan baju piyama panjang dan jilbab instan hitam senada.

"Kamu temenin aku tidur."

Nayra menaikkan alis tinggi tinggi setelah mendengar penuturan sang kakak. Terkekeh kecil dan ikut duduk bergabung diatas kasur tempat kakak nya itu duduk.

"Aku beneran, loh? Aku capek banget ... Mana besok harus lanjutin resepsi kedua lagi."

Nayla merebahkan kepala nya dipangkuan Nayra, memang sudah sangat sering diri nya melakukan ini. Sementara itu Nayra sudah tersenyum geli sedari tadi.

"Suami kamu diluar, tuh."

Setelah tadi Nayla kabur karena sudah kelelahan untuk menerima para tamu, Nayla belum melihat suami nya itu. Saat Shaka sedang asyik mengobrol dengan teman teman nya yang datang saat itulah aksi Nayla lolos.

Jangan tanyakan isi kepala Nayla sekarang, saat setelah azan dhuhur Nayla sudah ikut berpikiran sholat dimana suami nya itu? Karena pintu kamar nya ini tidak terbuka lama Nayla tunggu.

Dan sekarang sudah menunjukkan pukul 4 lewat 10 menit, makna nya jika Shaka sudah menunaikan shalat ashar maka Shaka tidak akan masuk ke dalam kamar nya ini bukan?

"Besok kita pulang."

Nayla sudah duduk seperti semula, diri nya ikut menganyunkan kaki seperti yang nayra lakukan. Namun sepertinya Nayra lah yang kalah, karena kaki nya sampai ke lantai saat mengayun sedangkan kaki sang kakak bisa dia ayunkan.

Nayla terkekeh kecil. "Dan besok lusa resepsi di pesantren, kan?"

Nayra mengangguk membenarkan.  Setelah itu Nayra nampak berpikir, pasangan suami istri ini nampak canggung untuk sekarang, jadi solusi nya adalah mempertemukan mereka. "Aku keluar deh."

Sesaat Nayla menatap Nayra dengan perasaan tidak terima. Namun buru buru ia mengangguk. "Yaudah, Sana."

"Nurut sama suami, ya istri?"

Nayla hanya membalas dengan senyuman kecut nya. Tapi tak apa, benar kata nayra dirinya harus menuruti perkataan suami nya sekarang kan?

•••

Shaka sengaja tidak menghampiri kamar milik istri nya itu tadi, dan dia juga sadar saat Nayla melewati dia dan beberapa rekan dulu nya.

Dia juga sadar, bukan hanya Nayla yang masih canggung. Dirinya bahkan tidak bisa tidur tadi malam sangking gugup nya akan keberhasilan acara hari ini.

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang