22. Nayla? is lost?

10 1 0
                                    


-HAPPY READING-

“Respect your efforts, respect yourself. Self-respect leads to self-discipline. When you have both firmly under your belt, that’s real power.” – Clint Eastwood

“Hormatilah usaha Anda, hormati diri Anda sendiri. Rasa hormat pada diri sendiri mengarah pada disiplin diri. Bila Anda memiliki keduanya di bawah ikat pinggang Anda, itu adalah kekuatan sejati.”

•••

Nayla keluar dari kamar mandi, dengan bantuan gagang infus ia berjalan ke arah keranjang kasur nya. Berniat untuk melaksanakan sholat subuh dengan duduk, mukena nya sudah disiap kan oleh bunda, dan dengan duduk Nayla kini sudah memulai sholat nya.

Abyan, Zara dan Nayra kini sedang berada di musalla rumah sakit, bukan berniat meninggalkan Nayla sendirian diruangan ini. Tapi, memang lebih leluasa sholat di tempat yang luas.

Selesai melaksanakan sholat subuh nya, Nayla ingin jalan-jalan di lorong lorong rumah sakit. Tak lupa, ia meninggalkan notebook untuk memberitahu kan jika ia sedang diluar sebentar, agar tidak khawatir.

Nayla berjalan dengan sendal rumah sakit, baju rumah sakit yang dilapisi dengan gardigan rajut maroon nya, dan Khimar coklat instan membaluti wajah pucat nya.

Nayla sendiri tidak tau dia sakit apa? Yang jelas diri nya akan pusing jika sudah lama lama berdiri, seperti sekarang ini. Dia sudah keluar dari lift, orang orang sudah mulai beraktivitas.

Dan Nayla juga tak lupa menyapa beberapa perawat yang diri nya kenal. Diri nya berencana untuk duduk duduk di bangku taman rumah sakit sejenak, kabar nya nanti siang Nayla akan keluar dari sini.

Ya karena memang Nayla tidak sakit.

•••

"Permisi, assalamualaikum."

Ruangan nya sepi. "Di kamar mandi, ya? Saya tunggu ya? Soal nya saya mau ngecek pasien nya?"

Pertanyaan itu tidak terjawab, mungkin pikir nya sedang berada di ambang terakhir. Suster itu terkekeh sendiri mengingat nya. Namun, sudah beberapa menit pasien nya belum juga keluar.

Suster mely.

Mely berjalan ke arah kamar mandi, mengetuk nya beberapa kali. Namun, urung tak ada sahutan dari arah berlawanan. "Halo? Permisi? Ada orang di dalam?"

Ceklek.

Kamar mandi nya kosong.

•••

"Jodoh, kan?"

Dia terkekeh geli saat melihat seseorang itu sedang duduk tersenyum sendirian. Jika ada yang menanyakan padanya, samper atau tidak? Jelas dengan lantang ia menjawab nya, kesempatan tidak datang untuk yang ke dua kali nya.

Ya jawaban nya samper.

"Hai,"

Dengan wajah tersenyum nya, diri nya mengikis jarak antara ke dua nya. Namun sebelum itu, lawan nya kini lebih dulu bangkit dari duduk nya. "Duduk aja, dulu."

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang