4. Matched?

14 6 1
                                    

-HAPPY READING-

Memarahi anak karena mereka pelajaran jelek menjadikan kita orangtua bodoh. Memarahi hal yang si anak tidak suka akan mematikan proses kreativitas mereka. Biar saja mereka berkembang sesuai apa yang mereka bisa dan diciptakan. Ingat kita semua unik. Mengapa kita diperlakukan sama? -Dady Corbuzier

Sudah beberapa hari ini Nayla menyibukkan dirinya di caffe, pulang kampus atau kalau tidak ada mapel dikampus ia akan langsung singgah ke caffe dulu.

"Mbak, kita buat acara tasyakuran emang?"

"Tasyakuran ... Tasyakuran apa nit?"

Nayla duduk diantara beberapa karyawan, juga termasuk Nayra yang ikut melaksanakan meeting kecil-kecilan ini. Semua karyawan dikumpulkan disalah satu meja pengunjung.

Jam baru menunjukkan pukul 20.05 dan sebentar lagi caffe akan dibuka kembali.

"Kita semua nih, mau rayain kecil-kecilan acara ulang tahun ... Mbak Nayla, sama mbak Nayra."

Lah? Kok dikasih tau! Batin Nayra berpikir.

Nayra melirik kearah Nayla, dirinya tidak habis pikir. Tadi perkataan Nita, kita buat acara tasyakuran? Dan ini mau bikin surprise kok bilang-bilang!

"Jadi? Hubungan tasyakuran sama rayain ulang tahun kami, apa?"

"Ngak, bukan gitu mbak. Simeisya emang yaa!" Tuding Ray terhadap Meisya kesal. "Kita nih mbak ... Mau buat kayak misal, dalam satu hari ulang tahun mbak Nayla sama mbak Nayra. Kita bikin—"

"—Bikin semua pesanan free!?"

Sontak semua mata yang tadi fokus kearah Ray, kita berputar kearah Nayra. "Gimana? Keren tau, kak?"


•••

"Ngak bisa, aku ngak bisa!"

"Kok gitu sih dek." Zara melirik ke arah anak sulung nya, dia membelai sedikit rambut nya. "Kalau kakak, gimana?"

"Ya ngak gimana-gimana lah Bun, harus mau!"

Nayla menatap kesal kearah Nayra, ia baru akan menjawab. Namun, Nayra lebih dulu memotong nya.

Yaa, setelah baru pulang tadi. Mereka diberi tau kalau diantara mereka akan dijodohkan. Ya dijodohkan!

Jelas-jelas dan sudah sangat jelas Nayra menolaknya. Tidak pernah terpikir olehnya untuk akan menikah dini, ya walaupun semua keputusan berada ditangan mereka.

"Aku pikir-pikir dulu lah Bun."

Sebelum Nayla bangkit dari duduk nya, tak  lupa ia tersenyum manis kearah ayah dan bundanya. Lantas segera menuju keatas, lantai dua hanya berisi kamar Nayla dan Nayra saja, bersebelahan.

"Bun..."

Merasa terpanggil, Zara kembali beralih menatap sang bungsu. "Ya, kenapa dek."

Nayra menatap sang ayah, lalu beralih menatap bundanya lagi. "Masa kita dijodohin sih?"

Abyan berdehem lalu mendekat kepada Nayra. "Kita ngak jodohin kok, dek."

"Kalau ngak dijodohin, terus apa?"

"Terus yaa ... Bunda sama ayah rencanain perjodohan ini, karena ayah sama bunda yakin kalau kalian udah mantap untuk menikah."

"Mantap apanya? Ayah tau kan? Aku sama kak Nayla itu belum juga wisuda, belum lagi kita mau raih mimpi sama-sama. Masa, mau nikah sih!"

Zara tersenyum lalu ikut mendekati dan memeluk bahu Nayra. "Kan bunda sama ayah bilang, cuma mau jodohin. Dan keputusan itu ada sama kalian, kalian berhak nentuin kapan kalian nikah! Tapi jangan lama-lama! Ayah sama bunda kepingin gendong cucu."

SEPERTIGA MALAM (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang